Indonesian
Thursday 28th of March 2024
0
نفر 0

Membaca Ulang Dialog Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Membaca Ulang Dialog Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

 

Al-Quran melalui banyak dialognya menunjukkan manifestasi keinginan manusia untuk mencapai kesempurnaan dan hidayah ilahi. Nabi Sulaiman as merupakan seorang nabi yang diberi ilmu dan pengetahuan yang banyak oleh Allah Swt. Di antaranya, beliau bisa memahami bahasa burung dan hewan lain bahkan angin serta sebagian unsur-unsur alam berada di bawah kekuasaannya. Kekuatan dan kekayaan Nabi Sulaiman menggambarkan sedikit tentang kekuasaan manusia yang dijanjikan di akhir zaman atas nikmat-nikmat alam semesta sebagai pembawa pesan-pesan global yang penuh dengan kedamaian, keamanan dan keadilan.

 

Di sela-sela kehidupan yang paling sensitif, Nabi Sulaiman berhadapan dengan seorang wanita yang memiliki keistimewaan dari sisi akal, hikmah dan pemikiran. Ia adalah Balqis, Ratu Saba yang sangat kuat dan kaya. Karena ingin mencapai kesempurnaan abadi dan ideologi yang hakiki, ia bergabung dengan Nabi Sulaiman demi mendekatkan diri kepada Allah dan mencoba menikmati kelezatan spiritual di jalan ini.

 

Tidak jauh dari Yaman, pasukan Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin, manusia dan burung-burung berkumpul sampai di lembah tempat tinggal para semut. Seekor semut berkata, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari!"

 

Nabi Sulaiman tersenyum mendengar ucapan semut itu dan berkata, "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."

 

Sulaiman memeriksa burung-burung kemudian berkata, "Mengapa aku tidak melihat hud-hud. Apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang."

 

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud) lalu berkata, "Aku telah mengetahui sesuatu yang belum kamu ketahui dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini."

 

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka (masyarakat) dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

 

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah dan setan menjadikan perbuatan-perbuatan mereka itu indah bagi mereka kemudian menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapatkan petunjuk.

 

Sulaiman merasa takjub akan cerita ini dan berkata, "Akan kami lihat. Apakah kamu benar ataukah termasuk orang-orang yang bohong."

 

Pergilah bawalah suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah reaksi apa yang akan mereka lakukan?"

 

Setelah menerima surat, Ratu Saba berkata, "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia."

 

Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang....(pesanku adalah) janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

 

Kepada para penasihatnya Ratu Saba berkata, "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)."

 

Mereka berkata, "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan?"

 

Ratu berkata, "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikianlah yang akan mereka perbuat."

 

Menurut Ratu Saba, saat ini perang bukan hal yang baik. Sehingga ia berkata:

 

"Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu."

 

Maka tatkala utusan ratu Saba itu sampai kepada Sulaiman, Nabi Allah ini menyambut mereka dengan hormat tapi dia tidak mau menerima hadiah-hadiah mereka seraya berkata, "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepada kalian, tetapi kalaian merasa bangga dengan hadiah kalian."

 

Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina."

 

Balqis tahu ia tidak mampu bertahan dan perang menghadapi Sulaiman dan kekuasaannya. Oleh karena itu ia mengambil keputusan untuk mendatangi istana Sulaiman dan Baitul Maqdis bersama para pembesar pemerintahannya.

 

Begitu Sulaiman mendengar bahwa Balqis bersama rombongannya akan datang, kepada para sahabatnya Sulaiman berkata, "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?"

 

'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."

 

Seseorang lainnya yang mempunyai ilmu dari Al Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, langsung ia bersyukur kepada Allah dan berkata, "Ini merupakan karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

 

Kemudian Sulaiman memerintahkan agar meletakkan singgasana itu di samping singgasananya sehingga kita lihat apakah ia mengenal singgasananya ataukah tidak?

 

Sulaiman berkata, rubahlah (hiasilah) singgasananya untuknya sehingga tidak dikenal, maka kita lihat apakah ia mengenalnya ataukah tidak akan mengenalnya.

 

Ketika ia datang. Kepadanya dikatakan, apakah singgasanamu seperti ini? Dia menjawab, "Sepertinya ini singgasanaku. kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang muslim (yang berserah diri).

 

Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.

 

Dikatakan kepadanya, "Masuklah ke dalam istana." Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman, "(Ini bukan air) sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca." Pada saat itu ratu Saba merasa takjub dan baru memahami tanda-tanda kekuasaan Allah. Kemudian menyatakan keimanannya kepada Sulaiman dan Tuhannya Sulaiman dan berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam."  (Kisah ini diambil dari ayat 17-44 surat an-Naml) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)


source : http://indonesian.irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji
Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa
Kumpulan Fatwa Rahbar Seputar Taqlid
Di manakah letaknya gua Ashabul Kahfi?
Pengorbanan nan Indah di Mata Al-Aqilah
Amalan Hari Raya Idul Ghadir
Studi Kritis Hadits "Berpegangan kepada al-Quran dan as-Sunnah"
Doa Nadi Ali dan kegunaannya

 
user comment