Indonesian
Friday 29th of March 2024
0
نفر 0

Masjid dalam Kaca Mata Riwayat

Masjid dalam Kaca Mata Riwayat



by : Admin

Masjid adalah rumah tuhan, tempat beribadah dan merupakan sebuah tempat yang paling utama dan mulia di muka bumi ini. Masjid adalah pusat tersambungnya hati dan jiwa  dalam menuju tuhan haqiqi yang dicinta, serta merupakan tempat untuk mendengarkan seruan Allah Yang Maha Pengasih guna menuju kebaikan dan kesempurnaan.

Masjid memiliki posisi penting dalam kacamata riwayat dan hadis. Berbagai riwayat dan hadis menyeru kaum muslimin untuk menaruh perhatian besar kepada masjid dan menjadikan rumah Allah tersebut sebagai tempat pembinaan diri maupun sosial. Allah Swt, Rasulullah Saw dan aimmah as meridhai orang-orang yang menaruh perhatian kepada masid.

seorang perawi berkata :

... سَمِعْتُ أَباعَبْدِاللّهِ عليه السلام يَقُولُ: شَكَتِ الْمَساجِدُ إِلَى اللّهِ تَعالى الَّذينَ لا يَشْهَدُونَها مِنْ جيرانِها، فَأَوْحَى اللّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْها: وَعِزَّتي وَجَلالي لا قَبِلْتُ لَهُمْ صَلاةً واحِدَةً وَلا أَظْهَرْتُ لَهُمْ فِى النّاسِ عَدالَةً وَلا نالَتْهُمْ رَحْمَتي وَلا جاوَرُوني في جَنَّتي.

aku telah mendengar bahwa Imam Shadiq as berkata, “Masjid-masjid mengeluh kepada Allah swt mengenai para tetangga yang tidak berpartisipasi di dalamnya. Dan kemudian Allah swt berfirman kepada mereka, “Aku bersumpah dengan kemuliaan dan kebesaranku, Aku tidak akan menerima satupun dari sholat mereka, dan aku tidak akan menyibakkan keadilan diantara mereka, dan mereka tidak akan sampai kepada rahmatku dan tidak akan menjadi tetanggaku di akhirat nanti. (1)

Rasulullah Saw bersabda :

قالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه و آله: كُونُوا فِى الدُّنْيا أَضْيافاً، وَاتَّخِذُوا الْمَساجِدَ بُيُوتاً وَعُودُوا قُلُوبَكُمُ الرِّقَّةَ وَأَكْثِرُوا مِنَ التَّفَكُّرِ وَالْبُكاءِ مِنْ خَشْيَةِ اللّهِ، وَاجْعَلُوا الْمَوْتَ نَصْبَ أَعْيُنِكُمْ وَما بَعْدَهُ مِنْ أَهْوالِ الْقِيامَةِ تَبْنُونَ ما لا تَسْكُنُونَ وَتَجْمَعُونَ ما لا تَأْكُلُونَ فَاتَّقُوا اللّهَ الَّذي إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Jadilah seorang tamu di dunia ini (sebagaimana seorang tamu tak layak dalam keinginan dan keterikatan), dan jadikanlah masjid-masjid sebagai rumahmu sendiri, penuhilah hatimu dengan belas kasihan, perbanyaklah bertafakkur dan menangislah karena takut kepada Allah swt, letakkanlah bayang-bayang kematian dan keadaan hari kiamat di depan kedua matamu. Kehidpuan macam apa ini ketika kalian membangun sebuah gedung namun tidak ada orang yang tinggal di dalamnya, atau ketika kalian berkumpul bersama namun tidak memiliki apa-apa untuk dimakan! Bertaqwalah kepada Allah swt yang kepada-Nya kita akan kembali. (2)

Amirul Mu’minin bersabda, “keseringan kita pergi ke masjid memiliki salah satu dari beberapa manfaat ini:

Persaudaraan yang membawa keuntungan ilahi

Mendapatkan ilmu yang baru

Mendapatkan rahmat yang telah ditunggu-tunggu

Memahami sebuah kata hidayah yang membuat manusia terlepas dari kesesatan

Mendengarkan perkataan-perkataan yang membimbingnya menempuh jalan menuju tuhan

Meninggalkan dosa karena takut kepada Allah swt atau karena malu kepada-Nya. (3)

Dalam kesempatan lain, Ali as bersabda,

قالَ عَلِىٌّ عليه السلام: لَيْسَ لِجارِ الْمَسْجِدِ صَلاةٌ إِذا لَمْ يَشْهَدِ الْمَكْتُوبَةَ فِى الْمَسْجِدِ إِذا كانَ فارِغاً صَحيحاً

“Apabila orang yang tinggal bersebelahan dengan masjid (Tetangga masjid) memiliki kesempatan dan kesehatan, maka wajib baginya untuk datang ke masjid guna menunaikan shalat wajibnya. Kesempatan dan kesehatannya itu telah membuatnya tidak berhak untuk shalat di tempat selain di masjid.” (4)

Rasulullah saww bersabda, “Barang siapa yang menghampiri masjid untuk shalat berjamaah, maka dalam setiap langkah kakinya terdapat tujuh puluh ribu kebaikan, dan dengannya derajatnya akan menjadi naik” (5)

Dalam Bihar al-Anwar, disebutkan :

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و آله قالَ: يَجى ءُ يَوْمَ الْقِيامَةِ ثَلاثَةٌ يَشْكُونَ: الْمُصْحَفُ، وَالْمَسْجِدُ، وَالْعِتْرَةُ، يَقُولُ الْمُصْحَفُ: يا رَبِّ حَرَّفُوني

وَمَزَّقُوني وَيَقُولُ الْمَسْجِدُ: يا رَبِّ عَطَّلُوني وَضَيَّعُوني، وَتَقُولُ الْعِتْرَةُ: يا رَبِّ قَتَلُونا وَطَرَدُونا وَشَرَّدُونا، فَأَجْثُوا لِلرُّكْبَتَيْنِ فِى الْخُصُومَةِ فَيَقُولُ اللّهُ لي: أَنَا أَوْلى بِذلِكَ

Pada hari kiamat terdapat tiga hal yang akan datang mengeluh kepada tuhan:

Alquran, Masjid, dan Itrah. (6)

Alquran berkata, “Ya tuhanku, dari sisi makna, mereka telah mengubahku dan merobeknya”. Kemudian berkata Masjid, “Ya Tuhanku, mereka membiarkanku terlantar”  Kemudian berkata Itrah, “Ya Tuhanku, mereka menyingkirkan dan membuat kami terasing”. Rasulullah saww bersabda, “aku bersujud untuk menebus hak-hak mereka di hadapan tuhan”. Dan Allah Swt berfirman, “aku lebih pantas mengadili mereka yang mengkhianati ketiga hal ini” (7)

Hadis diatas menginformasikan kepada kita perihal urgensitas tiga hal tersebut. Dan dalam syarah (pejelasan) hadis terkait, disebutkan bahwa pasca wafat Rasulullah Saw, ditemukan kelompok-kelompok yang secara lahiriah membawa bendera Islam tetapi pada hakikatnya mereka merupakan orang-orang yang tidak menghiraukan ajaran-ajaran rasul dan quran serta menodai kesucian Islam. Mereka adalah contoh konkret dari hadis diatas, dengan kata lain, mereka adalah orang-orang yang menghiraukan al-Quran, Masjid dan Itrah (keluarga nabi). Mereka juga menafsirkan al-Quran dengan pendapat pribadi dan melupakan sistem persaudaraan, persamaan dan keadilan sosial Islam yang disyiarkan serta dibangun oleh Rasulullah Saw semasa hidupnya.

Syarah (penjelasan) hadis tersebut menginfomasikan juga bahwa Bani Umayyah menjadi contoh konkret dari kelompok-kelompok  perusak Islam tersebut. Masjid yang merupakan kata kunci pemerintahan Islam dan pusat tersebarnya ajaran-ajaran ilahi, pada masa Bani Umayyah telah berubah peran dan fungsinya. Bani Umayyah melakukan berbagai upaya guna meminimalisasi fungsi dan peran masjid. Begitu juga dengan sistem persaudaraan dan keadilan Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah Saw, Bani Umayyah bergerak melawan sistem tersebut. Pemerintahan yang berasaskan keadilan berubah menjadi pemerintahan arab diktator.

Masih dalam syarah hadis diatas, dijelaskan juga bahwa Bani Umayyah khususnya di masa kepemimpinan yazid ibn muawiyah melakukan tekanan kepada keluarga nabi (Itrah). Keluarga nabi hidup penuh tekanan dan penderitaan di masa ini. Dan pada puncaknya, Bani Umayyah yang diwakili oleh yazid ibn muawiyah membunuh Imam Husein ibn ali ibn abi thalib yang merupakan cucu kesayangan Rasul beserta sanak keluarga Imam Husein.

Berkaitan dengan kemuliaan masjid, dalam kesempatan lain Rasulullah Saw bersabda, “Telah tertulis dalam taurat: rumah-rumahku diatas bumi adalah masjid. Beruntunglah mereka yang mensucikan rumah mereka dan mengunjungiku ke masjid. Adalah dalam kuasaku, memberikan kemuliaan kepada mereka yang mengunjungiku. Berikanlah kabar gembira kepada mereka yang dalam gelapnya malam datang ke masjid”. (8)

Dalam hadis lainnya, rasulullah saww bersabda, “Bagi masjid-masjid terdapat seseorang yang karena kecintaan dan perhatian kepadanya ibarat sebuah paku yang tertancap. Malaikat adalah pendamping mereka, dan jika orang tersebut tidak hadir, para malaikat mencarinya, dan ketika mereka sakit para malaikat mengunjungi mereka, dan membantu mereka ketika mereka meiliki sebuah hajat” (9)

Imam Shadiq as dari ayah dan kakeknya dari Ali as bersabda, “Tak ada tempat sholat bagi tetangga masjid selain di masjid, kecuali terdapat uzur dan halangan bagi mereka”. Seseorang berkata, “Siapakah mereka tetangga masjid yaa Amirul Mu’minin?” Beliau menjawab, “mereka yang mendengar azan” (10)

Rasulullah saww bersadba, “Duduk di masjid untuk menunggu shalat adalah ibadah” (11)
 
Rasulullah saww bersada, “Dikala Allah melihat sebuah desa yang dipenuhi dengan dosa, namun terdapat tiga orang mukmin di dalamnya, allah berfirman, “wahai para pendosa! Seandainya diantara kalian tidak ada orang mukmin yang takut akan kebesaran-Ku, yang disebabkan oleh ibadah sholat mereka tanah dan masjid menjadi makmur dan dalam ketakutannya kepadaku di pagi hari mereka selalu dalam keadaan beristghfar, maka sesungguhnya cermin azabku akan kuturnkan kepadamu tanpa rasa takut sedikitpun” (12)

Rasulullah saww dalam hadits lainnya bersabda, “Dduduk di masjid utnuk menunggu shalat adalah ibadah jika tidak ada hadats dalam diri mereka”. Berkata kepada rasulullah, “Apa itu hadats?” Jawab beliau, “ghibah” (13)

catatan kaki:

1. الأمالى، شيخ طوسى: 696، حديث 1485؛ بحار الأنوار: 80/ 348، باب 8، حديث

2.  A’lam ad-Din, hlm: 365, Bab adadu asma allah, no:33 ; Bihar al-Anwar jld. 80, hlm: 351, bab 8, hadits no. 3.

3. Mizan al-Hikmah 5/293 dengan menukil dari al-Amaali Sheikh Shaduq 318.

4. Wasa’il asy-Syiah 5/195 bab 2 hadits 6314; Bihar al-Anwar 80/354 bab 8 hadits 3.

5. Bihar al-Anwar73/336 bab 67 hadits 1

6. Dalam beberapa naskah tertulis: «حرقونی»

7. Bihar al-Anwar 80/368 bab 8 hadits 26.

8.  Man Laa Yahdhuruhu al-Faqih 1/239 bab keutamaan masjid hadits 720; Bihar al-Anwar 80/373 bab 8   no 37.

9.  Bihar al-Anwar 80/373 bab 8 hadits 38.

10. Bihar al-Anwar 80/379 bab 8 hadits 47; mustadrak al-wasail 3/356 bab 2 hadits 3767.

11. Al-kafi 2/356 bab al-gheebah wal bahata hadis 1; bihar al-anwar 80/380 bab 8 hadis 47.

12.  Al-amali shaduq 199; al –majlis as-sadis wa tsalatsun, hadis 8; bihar al-anwar 80/383 bab 8 hadits     57.

13. Bihar al-Anwar 80/384 hadits 60.

 
Dinukil dari kitab Erfane Islami, jilid 4, karya Ayatullah Husein Ansariyan.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Bagaimana mukjizat itu dapat didefinisikan dan dibuktikan?
Salafi Wahabi Adalah Benalu Bagi Jama’ah Kaum Muslimin
Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Kisah Ashabul Kahfi dan sains
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 7-10
Puasa Ramadhan dalam tradisi Islam Syiah (bag satu)
Ciri-Ciri Dikuasai Hawa Nafsu
Larangan Allah Mendekati Perbuatan Keji
Dalil Naqli Dan Aqli Adanya Penyerangan Rumah Fatimah sa

 
user comment