Indonesian
Saturday 20th of April 2024
0
نفر 0

TAWAKKAL

Tawakkal itu seasal kata dengan "wakil". Jadi bertawakkal artinya mewakilkan sesuatu kepada pihak lain. Bertawakkal kepada Allah bermakna mewakilkan beban hidup kepada Allah agar masalah yang timbul darinya tak menjadi beban di dalam jiwa. Perasaan jadi ringan. Dada jadi lapang.

Beban di jiwa mempengaruhi detak jantung. Sementara detak jantung mempengaruhi peredaran darah dan ritme biologis tubuh. Sehingga semakin berat beban di jiwa akan semakin merentankan seseorang terhadap gangguan emosi.

Orang yang paling berat beban hidupnya ialah para nabi. Karena tugas yang terpikul di pundaknya adalah menyampaikan ajaran moral, norma sosial, dan ibadah kepada manusia tanpa imbalan apapun dan dengan risiko yang amat berat: dinista, dicaci, diganggu, diancam, disiksa, diusir, bahkan dibunuh. Tetapi mereka menghadapi itu semua dengan tenang, kepala dingin, dan tetap berpikiran jernih.

Beda dengan kita. Kita perlakukan jiwa sebagai kotak serba bisa. Sehingga jarum yang patah pun tetap kita simpan rapih dalam hati. Apatah lagi jika hati yang patah. Bisnis yang gagal. Karier politik yang kandas. Pekerjaan tak jelas. Bermasalah dengan hukum.

Apa sebab? Sederhana. Nabi merendah dan merasa tak berdaya di hadapan Tuhan, sementara kita merasa hebat dan mempertuhan diri sendiri. Seakan-akan semua kebaikan berasal dari diri kita, dan semua masalah mampu kita tanggung sendiri, sehingga Tuhan tak perlu lagi kita libatkan. Atau kalau toh kita libatkan, kita melibatkan-Nya sebagai pelengkap penderita belaka. Yaitu setelah kita terdesak.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ؕ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ؕ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖ ؕ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
"Dan Dia memberi rezeki (kepada orang bertakwa) dari arah yang tak disangka-sangka. Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap sesuatu." (QS. 65: 3)

*Muhammad Rusli Malik (Penulis Tafsir Al-Barru)

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

EMPATI : JALAN MEMUHAMMADKAN DIRI
Anak-anak Adam dengan siapa mereka menikah?
Tempat Kelahiran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Menyingkap Keperibadian hazrat Zainab (A.S)
Akhlak dan Ilmu Akhlak
AlQuran Bukan Produk Budaya
Mengenal Peristiwa Mubahalah
3 Tips Al-Qur’an agar Doa Cepat Terkabul
Filosofi Peringatan Acara Hari Ketiga, Ketujuh, Keempat Puluh dan Haul Kematian
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2

 
user comment