Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang Brebes KH Syekh Sholeh Basalamah mengajak kepada Umat Islam untuk merespon bulan puasa. Dikarenakan pada bulan Ramadhan banyak terdapat berbagai keistimewaan bila dibandingkan dengan puasanya umat-umat sebelum Nabi Muhammad SAW.
“Alhamdulillah hari ini kita Memasuki hari ketiga bulan puasa yang kalau kita kaji dari ayat-ayat Allah dan Sabda Nabi SAW maka kita wajib bersyukur. Karena, bagi kita umat Nabi Muhammad SAW, ada nilai istimewa tersendiri bila dibandingkan dengan umat-umat terdahulu,” ucap Syekh Sholeh Basalamah ketika berbincang dengan NU Online di rumahnya kawasan pondok pesantren Darussalam Jatibarang Kidul, Jatibarang Brebes, Senin (29/5).
Syekh Sholeh memaparkan, dalam hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dan Imam Ahmad, Nabi menerangkan, kalau Ramadhan sebagai bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh barokah, bulan yang penuh ampunan Allah, bulan yang segala doa diijabahi, dan bulan yang pahala amal kita dilipatgandakan oleh Allah.
Amal sunnah saja, lanjutnya, pahalanya seperti amal wajib, tidurnya saja dinilai ibadah, diamnya kita dibulan ramadhan dinilai bertasbih apalagi bertasbih. Karena istimewanya bulan ramadhan, sampai Rasulullah bersabda Man khurima khaeruha fakhod khurim. Dikandung maksud, orang yang di bulan ramadhan tidak mendapatkan rahmat, tidak mendapatkan barokah, tidak mendapatkan maghfiroh, tidak mendapatkan kebaikan, maka orang tersebut berarti hatinya tertutup.
Supaya kita bisa mewujudkan kebaikan-kebaikan yang diberikan oleh Allah SWT, Syekh Sholeh memberi tips, pertama, hendaknya di bulan ramadahan ada perubahan, jangan sama. Dengan kita berobah pada bulan ramadhan, maka efeknya untuk seterusnya.
Dalam hadits Nabi ditegaskan, lanjutnya, orang yang dipandang oleh Allah dengan pandangan rahmat maka orang tersebut tidak akan menjadi orang sengsara selama-lamanya dunia akherat. Ramadhan menjadi bulan menentukan, apakah akan menjadi bahagia atau sengsara.
“Maka, kita harus mempersiapkan diri, dengan merespon datangnya bulan ramadhan dan harus mengubah diri,” tandasnya. Syekh Sholeh wanti-wanti agar umat Islam jangan sampai masuk kedalam golongan orang yang tidak mendapatkan kebaikan, orang yang hatinya tertuturp.
Orang seperti apa yang tidak mendapatkan kebaikan di bulan ramadhan? Syekh Sholeh menjelaskan, yakni orang yang puasanya hanya lapar perutnya, hanya haus lehernya.
Supaya bisa mewujudkan kebaikan-kebaikan dari Allah SWT, ajaklah mata kita puasa, ajaklah telinga kita puasa jangan mendengar sembarangan, ajaklah lisan kita puasa, lidah kita jangan suka mengumpat, ngrasani dan membicarakan hal hal jelek.
Jafar Asshodiq meriwayatkan, orang yang punya azam atau niatan dalam bulan ramadhan untuk menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan akan ditindaklajuti setelah bulan syawal dengan kebaikan-kebaikan berkelanjutan, maka dia beruntung.
Namun bila berniat puasa untuk menghentikan kemaksiatan hanya pada bulan puasa saja yang berhenti maksiat namun kembali maksiat pada awal syawal akan dimulai maka dia gagal memaknai puasa. “Berapa banyak yang berpuasa hanya mendapatkan haus dan lapar, golongan inilah yang tidak beruntung,” ucapnya