Diriwayatkan dari Zurarah bahwa Imam Baqir AS berkata:
بُنِيَ الإسْلامُ عَلى خَمْسَةِ أشْياءٍ: عَلى الصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ وَالحَجِّ وَالصَّوْمِ والوِلايَةِ.
“Ada lima pilar di dalam Islam: salat, menunaikan zakat, haji, puasa, dan wilayah” (Mir’at al-‘Uqul, v. 16 h. 197)
Isma’il ibn Abi Ziyad meriwayatkan dari Imam Shadiq as dari datuk-datuknya bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda kepada para sahabatnya:
ألا أُخْبرُكُم بِشَيءٍ إنْ أنتُمْ فَعَلْتُمُوه تَباعَدَ الشَّيْطانُ عَنكُم كَما تَباعَدَ المَشْرِقُ مِن المَغْرِبِ؟ قالوا: بَلى. قالَ: الصَّوْمُ يُسَوِّدُ وَجْهَهُ وَالصَّدَقَةُ تَكْسِرُ ظَهْرَهُ وَالحُبُّ في اللهِ وَالمُؤازَرَةُ عَلى العَمَلِ الصَّالِحِ تَقْطَعُ دَابِرَهُ وَالاسْتِغْفارُ يَقْطَعُ وَتِينَهُ، وَلِكُلِّ شَيءٍ زَكاةٌ وَزَكاةُ الأبْدانِ الصِّيَامُ.
“Apakah kalian ingin aku sampaikan apa yang kalian bias lakukan agar setan menjauhi kalian seperti jauhnya timur dari barat? Para sahabat berkata, “Tentu saja ya Rasulullah” Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Puasa menghitamkan wajah setan. Bersedekah mematahkan lehernya. Mencintai Karena Allah SWT dan menolong orang lain berbuat kebaikan memakunya; dan memohon ampunan kepada Allah Swt akan memutuskan urat lehernya. Setiap sesuatu ada zakatnya, dan zakat tubuh manusia adalah puasa” (Mir’at al-‘Uqul, v. 16 h. 198) .
Diriwayatkan dari Imam Ja’far Ash-Shadiq AS:
إنَّما فَرَضَ اللهُ الصِّيامَ لِيَسْتَوِيَ بهِ الغَنِيُّ وَالفَقِيرُ، وذَلِكَ أنَّ الغَنيَّ لم يَكُن لِيَجِدَ مَسَّ الجُوعِ فَيَرحَمُ الفَقِيرَ لأنَّ الغَنيَّ كُلَّما أرادَ شَيئاً قَدَرَ عَلَيهِ، فأرَادَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أنْ يُسَوِّيَ بَينَ خَلْقِهِ وَأنْ يُذِيقَ الغَنيَّ نَيْلَ الجُوعِ والألَمِ لِيَرِقَّ عَلى الضَّعيفِ وَيَرْحَمَ الجائِعَ.
“Allah mewajibkan puasa sehingga orang kaya setara dengan orang miskin. Sekiranya tidak ada puasa, orang kaya tidak akan pernah merasakan kelaparan untuk bisa menumbuhkan belas kasihnya kepada orang miskin; karena kapan saja orang kaya menginginkan sesuatu, mereka selalu berkemampuan untuk mendapatkannya. Maka Allah Swt berkehendak untuk menempatkan hambaNya di tempat yang sama sehingga orang kaya merasakan kelaparan dan sakit, yang dengan demikian, mereka akan memiliki belas kasih kepada kaum dhuafa dan kasih sayang kepada orang yang kelaparan” (Mahajjah al-Bayda’, v. 2, h. 124)
Imam Ali Bin Abi Thalib SA pernah mengatakan pada sebuah hari raya:
إنَّما هوَ عِيدٌ لمَنْ قَبِلَ اللهُ صِيامَهُ وَشَكَرَ قِيامَهُ، وكُلُّ يَومٍ لا يُعصَى اللهُ فيهِ فَهوَ عِيدٌ.
“Sesungguhnya hari raya adalah untuk mereka yang puasanya diterima oleh Allah Swt dan shalat malamnya diberikan ganjaran. Setiap hari yang di dalamnya seseorang tidak melakukan kemaksiatan itulah hari raya sebenarnya” (Nahjul Balaghah)
Abdul Rahman meriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
الصّائِمُ في السَّفَرِ كَالمُفْطِرِ في الحَضَرِ.
“Seseorang yang berpuasa saat dia dalam keadaan safar seperti seseorang yang membatalkan puasanya ketika dia tinggal di rumahnya.” (Majma’ al-Bayan, v.2, h. 274)
Diriwayatkan dari Imam Ja’far ash-Shadiq as:
الصّائِمُ في شَهْرِ رَمَضانَ في السَّفَرِ كَالمُفْطِرِ فِيهِ في الحَضَرِ.
“Seseorang yang berpuasa di bulan Ramadhan saat dia dalam keadaan safar, seperti seseorang yang membatalkan puasanya padahal dia tinggal di rumahnya.”
