REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Alquran membuat Jamie Hamilton, seorang pendeta Kristen di Exeter, menjadi lebih baik.
Itu yang membuatnya tertarik untuk mempelajari Islam. Menurutnya Alquran menawarkan petunjuk kepada seluruh umat manusia.
Hamilton mengaku sudah sepuluh tahun belajar Islam dan Alquran, "Itu membuat saya menjadi seorang yang lebih baik, Kristen yang lebih baik, dan pendeta yang lebih baik," kata dia yang mengajar perbandingan agama di Philips Exeter Academy (PEA), Exeter, New Hamspire, AS, seperti dikutip arabnews.com, Senin (25/2).
Sebelum mempelajari Alquran, persepsinya tentang Islam dan umat muslim sangat buruk. Persepsi itu perlahan berubah. Sebab, ia tidak tahu informasi tentang Islam dan muslim kecuali dari pemberitaan media massa AS ketika tragedi 9/11 terjadi.
"Saya dan begitu banyak orang lain memiliki penilaian yang tidak mendasar tentang Islam dan Alquran. Kami banyak mengkritik tapi tidak pernah membaca Alquran," kata dia.
Hamilton mengaku telah memperlakukan Islam layaknya anak tiri. Ini yang membuatnya begitu menyesal.
Untuk itu, ia merasa terpanggil untuk mempelajari Islam dan Alquran. Memang ia belum merasa yakin dengan tindakkannya itu. Namun, ia menyadari telah melakukan kesalahan yang dilakukan sebagian warga AS dalam memandang Islam dan muslim.
"Jujur saya merasa takut dengan Islam dan muslim. Tapi saya harus melakukan perubahan," kata dia.
Hamilton yang memegang gelar Bachelor of Arts, Central Washington University dan Master of Divinity, Union Thological Seminary kemudian melakukan rangkaian perubahan. Dalam hatinya, dengan penuh kesadaran, merasa melakukan ritual yang terlalu biasa. Ia berdoa seperti karena kewajiban bukan kenikmatan. Ia merasa kehilangan esensinya.
"Ketika saya membaca Alquran, saya melihat narasi baru tentang konsep Ketuhanan. Saya merasa apa yang dikatakan Alquran tentang ajaran Nabi Muhammad, membuatku seperti bagian dari umatnya," kata dia.
Hamilton meyakini perlu untuk lebih banyak membaca Alquran. Proses itu ia akan terus jalani hingga pada akhirnya terucap satu keputusan besar dalam hidupnya.
"Saya menyukai konsep kembali pada fitrah. Ini membuat manusia meresapi asma Allah," tutup dia.
Reporter : Agung Sasongko |
Redaktur : Karta Raharja Ucu |
source : republika.co.id