Satu dari dimensi manusia adalah akhlak yang berpengaruh penting pada keyakinan dan perilakunya. Islam sebagai agama yang komprehensif memberikan penekanan serius pada dimensi akhlak manusia, bahkan sebagian besar ajaran Islam ada pada bagian akhlak.
Mendidik seorang muslim tanpa adanya pertumbuhan dan perkembangan akhlaknya terhitung satu kekurangan, bahkan boleh jadi justru merugikan. Secara alami, setiap orang dalam kehidupannya mengenal seseorang yang memiliki kelebihan dari sisi keilmuan dan spesialisasi, tapi tidak menghiasi dirinya dengan keutamaan akhlak. Orang yang seperti ini terkadang menjadi sumber kerugian yang tidak dapat ditebus.
Dalam Pendidikan Akhlak ada tiga unsur yang memiliki peran penting; tujuan, prinsip dan metode. Tujuan Pendidikan Akhlak menunjukkan jalur umum sebuah proses pendidikan dan menunjukkan arah dan tempat bergerak kepada pendidik dan anak didik. Sementara prinsip dan metode menentukan bagaimana melewati jalur ini dan kaidah yang harus dikuasai untuk melewatinya.
Para ilmuwan terdahulu membahas secara khusus masalah-masalah akhlak seperti Tazkiyah Akhlak dan Tahdzib Nafs, sedangkan dalam ilmu akhlak membahas tentang bagaimana nafs atau jiwa manusia berhias dengan sifat-sifat baik dan membersihkannya dari sifat-sifat buruk. Khajeh Nasiruddin at-Thusi dalam bukunya Akhlak Nashiri pada pasal sembilan dan sepuluh dari Maqalah Pertama membahas bagaimana menjaga kesehatan jiwa dan terapi menghilangkan sifat-sifat buruk. Ibnu Maskawaih dalam buku "Tahdzib al-Akhlak dan Tathiir al-‘Araq" dalam Maqalah Kedua, pada pasal khusus membahas tentang pendidikan akhlak anak-anak. Selain itu, pada Maqalah Keenam menjelaskan tentang penyakit akhlak, sementara pada Pasal Ketujuh khusus membahas bagaimana mengobati penyakit akhlak. Sekalipun demikian, pada waktu itu belum ada disiplin khusus bernama Pendidikan Akhlak.
Perlu diperhatikan bahwa Pendidikan Akhlak merupakan kajian antardisiplin ilmu yang dari satu sisi berhubungan dengan psikologi dan dari sisi lain dengan ilmu pendidikan dan akhlak.
Ilmu akhlak mengkaji nilai-nilai yang diterima dan kemudian dipakai oleh pendidikan akhlak. Artinya, ilmu akhlak memberikan usulan nilai-nilai apa saja yang dapat disampaikan kepada anak didik. Psikologi menjelaskan substansi perkembangan akhlak, tahap-tahap perkembangan akhlak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan pada akhirnya ilmu-ilmu pendidikan memberikan metode-metode umum pendidikan kepada Pendidikan Akhlak.
Di masa kini, Pendidikan Akhlak dipelajari sebagai disiplin ilmu tersendiri dan sudah banyak penelitian yang dilakukan di Iran dan negara-negara Islam berbahasa Arab.
Sekalipun demikian, penelitian terkait Pendidikan Akhlak, khususnya di Iran masih baru dimulai dan dibutuhkan waktu yang panjang untuk menyusun teori Pendidikan Akhlak yang sesuai dengan budaya negara.
Secara umum, penelitian yang dilakukan saat ini terkait Pendidikan Akhlak di Iran dan negara-negara Arab mengikuti tiga model berikut:
1. Mengeksplorasi dan menyusun teori-teori para ilmuwan Islam tentang Pendidikan Akhlak.
2. Mengeksporasi unsur-unsur Pendidikan Akhlak dengan merujuk pada ayat dan hadis.
3. Pendekatan Komparasi. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Mehr News
source : indonesian.irib.ir