Indonesian
Tuesday 7th of May 2024
0
نفر 0

Mohon riwayat yang terkait dengan nash Rasulullah Saw atas imamah Imam Ali dan juga nash setiap Imam setelahnya?

Sesuai dengan pandangan Syiah salah satu tipologi Imam adalah penentuannya sebagai Imam melalui nash. Okelah kami menerima imamah Baginda Ali As. Harap jelaskan nash yang bersumber dari Imam Ali dalam menentukan imam setelahnya dan masing-masing Imam dalam menentukan imam setelahnya hingga Imam Mahdi Ajf. Terima kasih.
Mohon riwayat yang terkait dengan nash Rasulullah Saw atas imamah Imam Ali dan juga nash setiap Imam setelahnya?

Sesuai dengan pandangan Syiah salah satu tipologi Imam adalah penentuannya sebagai Imam melalui nash. Okelah kami menerima imamah Baginda Ali As. Harap jelaskan nash yang bersumber dari Imam Ali dalam menentukan imam setelahnya dan masing-masing Imam dalam menentukan imam setelahnya hingga Imam Mahdi Ajf. Terima kasih.
Jawaban Global
Sebagaimana Rasulullah Saw menerima mandat dan tugas dari Allah Swt untuk memperkenalkan pengganti dan khalifahnya, maka pada imam setelahnya juga harus memperkenalkan imam yang merupakan hujjah Allah Swt di muka bumi kepada masyarakat sehingga mereka yang ingin mengikuti perintah-perintah Ilahi dan mencari kebenaran tidak kebingungan dan jahil dalam mengenal imam zamannya.
Salah satu literatur dan sumber penting Syiah adalah kitab al-Kafi. Dalam bagian Teologi kitab ini yang dikenal sebagai Ushul al-Kafi, terdapat bagian yang bernama Kitab al-Hujjah. Dalam bagian ini, terdapat riwayat-riwayat yang menyebutkan secara jelas dan lugas tentang Rasulullah Saw atau para Imam yang memperkenalkan imam setelahnya.
Pada kesempatan ini, kami akan menyebutkan sebuah riwayat yang bersumber dari kitab-kitab muktabar Sunni tentang imamah Imam Ali dan kemudian mengutip nash masing-masing imam dari Kitab al-Hujjah sebagai berikut:

    Imam Ali As

Imam Ali As meriwayatkan bahwa tatkala ayat «وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ» diturunkan kepada Rasulullah Saw, ia memanggilku dan bersabda, “Allah Swt memerintahkan Aku untuk memberikan peringatan kepada kerabat terdekatku. Saya kemudian menjadi risau dan khawatir apabila saya menjelaskan hal ini kepada mereka maka tentu mereka akan bereaksi dan menolak. Karena itu saya memilih diam hingga Jibril mendatangiku dan berkata, ‘Wahai Muhammad apabila engkau tidak menjalankan perintah ini maka engkau akan diazab.’ Oleh itu, ‘Wahai Ali! Siapkanlah makanan dan hidangkanlah satu paha kambing sebagai makanan dan semangkuk susu.” Kemudian undanglah putra-putra Abdul-Mutthalib sehingga saya menyampaikan perintah Allah ini kepada mereka.’ Saya pun melaksanakan perintah Rasulullah Saw. Mereka berjumlah kurang-lebih empat puluh atau empat puluh satu orang dan di antara mereka juga hadir paman-paman Rasulullah Saw, Abu Thalib, Hamzah, Abbas dan Abu Lahab.
Tatkala semua telah berkumpul, Rasulullah Saw meminta supaya makanan dihidangkan. Kemudian Rasulullah Saw mengambil sepotong daging dan membaginya menjadi beberapa bagian dan memotong daging itu dengan giginya lalu meletakannya di beberapa bagian nampan. Lalu Rasulullah Saw berkata, “Makanlah dengan nama Allah.”
Mereka melahap makanan yang dihidangkan hingga semuanya kenyang.
Demi Allah! Hanya sedikit makanan yang berkurang. Sekiranya satu orang saja yang makan maka makanan itu tidak bakalan cukup untuk semua (karena porsinya yang sedikit).
Lalu Rasulullah Saw memerintahkan supaya mereka melepaskan dahaganya. Saya membawa semangkuk susu dan melepaskan dahaga mereka semuanya meski dalam kondisi normal, masing-masing dari mereka, dapat meminum semangkuk penuh susu.
Selanjutnya, tatkala Rasulullah Saw ingin menyampaikan tujuannya mengundang, Abu Lahab berteriak lantang bahwa orang ini telah menyihir kalian! Setelah kejadian ini, Rasulullah Saw urung menyampaikan risalahnya dan mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
Keesokan harinya, Rasulullah Saw berkata kepadaku, “Orang itu berkata-kata sebelum Aku dan sebelum Aku sempat menyampaikan risalahku para tamu telah meninggalkan majelis.”
Siapkanlah makanan yang sama dan undanglah mereka!
Imam Ali As berkata, “Aku pun melaksanakan apa yang diminta dan Rasulullah Saw pun melakukan hal yang sama seperti malam sebelumnya.”
Setelah para tamu menyantap hidangan makanan dan minuman, Rasulullah Saw bersabda:
‘Wahai putra-putra Abdul-Mutthalib! Saya tidak mengenal di kalangan Arab seorang pemuda yang membawakan lebih baik dari apa yang saya bawakan kepada kaumnya.
Saya membawakan kebaikan dunia dan akhirat untuk kalian.
Allah memerintahkan kepadaku untuk mengajak kalian.
Siapa di antara kalian yang dapat membantuku dalam urusan ini sehingga ia akan menjadi saudara, washi dan khalifahku?’
Seluruh tamu tidak memberikan jawaban kepada Rasulullah Saw. Namun saya yang lebih kecil dari seluruh yang hadir di perjamuan itu berkata, “Wahai Rasulullah! Saya siap membantumu.” Rasulullah Saw memegang leherku dan bersabda, “Orang ini adalah saudara, washi dan khalifahku di antara kalian. Dengarkanlah perkataannya dan taatilah ia.” Orang-orang yang hadir tertawa sembari mengejek berkata kepada ayahku Abu Thalib, “Engkau diperintahkan untuk mendengarkan anakmu dan mentaatinya!”[1]
 

    Imam Hasan As

Sulaim bin Qais al-Hilali meriwayatkan, “Suatu waktu Amirul Mukminin berwasiat kepada putranya Imam Hasan As dan saya hadir di tempat itu. Imam Ali meminta Imam Husain As dan Muhammad (bin Hanafiyah) serta anak-anak lainnya dan para pembesar Syiah serta Ahlulbaitnya menjadi saksi (atas wasiat tersebut). Kemudian menyerahkan kitab dan pedang kepada Imam Hasan As dan bersabda, ‘Anakku! Sebagaimana Rasulullah Saw berwasiat kepadaku dan menyerahkan kitab dan pedangnya kepadaku,  beliau mewasiatkan kepadaku supaya berwasiat kepadamu, kitab-kitab dan pedangku aku serahkan kepadamu, dan mewasiatkan kepadamu bahwa sebelum ajalmu tiba, hendaknya engkau serahkan kitab-kitab dan pedang itu kepada saudaramu, Husain.’ Lalu Imam Ali As menghadapkan wajahnya kepada putranya Husain As dan berkata, ‘Rasulullah Saw memerintahkan kepadamu untuk menyerahkannya kepada putramu yang ini.” Lalu mengambil tangan Ali bin al-Husain As dan berkata, “Rasulullah Sw memerintahkan kepadamu untuk menyerahkan (kitab-kitab dan pedang ini) kepada putramu Muhammad bin Ali As dan sampaikan salam Rasulullah Saw dan salamku untuknya.’”[2]
Meski riwayat ini dengan sendirinya menetapkan imamah empat Imam setelah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As, namun demikian kami tetap akan menyebutkan masing-masing satu riwayat secara terpisah bagi para Imam yang disebutkan dalam riwayat ini.
 

    Imam Husain As

“Tatkala detik-detik menjelang wafatnya, Imam Hasan As berkata kepada saudaranya, “Saudaraku! Saya wasiatkan kepadamu jagalah hal itu. Ketika saya tiada kuburkanlah jenazahku (setelah dimandikan, dikafankan dan diberi hanuth). Lalu bawalah jenazahku ke kuburan Rasulullah Saw supaya dapat memperbaharui baiat. Kemudian bawahlah Aku ke pusara ibundaku dan kuburkanlah Aku di Baqi.” Dalam pada itu, ketahuilah musibah akan menimpaku dari pihak Aisyah…”
Ketika Imam Hasan wafat  jenazahnya dibawa ke tempat salat Rasulullah Saw, Imam Husain mensalati jenazahnya. Lalu kemudian dibawa ke masjid dan ketika jenazah Imam Hasan As diletakkan dekat pusara Rasulullah Saw, seorang mata-mata pergi melapor ke Aisyah dan berkata, “Bani Hasyim membawa jenazah Hasan untuk dikebumikan di dekat kuburan Rasulullah.” Mendengar hal ini, Aisyah bergegas keluar  - orang yang pertama duduk di atas pelana – dan berkata, “Bawalah anak kalian dari rumahku, ia tidak boleh dikebumikan di dalam rumahku dan membuat hijab Rasululah Saw terkoyak..”[3]
 

    Imam Sajjad As

Abi Jarud meriwayatkan dari Imam Baqir As, “Detik-detik menjelang wafatnya Imam Husain As, wasiatnya yang disimpan dalam sebuah buku, diserahkan kepada putrinya Fatimah di hadapan orang banyak. Setelah kesyahidan Imam Husain, Fatimah menyerahkan wasiat itu kepada saudaranya Ali bin al-Husain As.
‘Semoga Allah Swt merahmatimu. Apa gerangan yang tertulis dalam wasiat itu?’ Kataku.
‘Apa yang dibutuhkan oleh anak-anak Adam semenjak awal dunia hingga akhirnya.’Tutur Imam Sajjad As.”[4]
 

    Imam Baqir As:

Ismail bin Muhammad meriwayatkan dari Imam Shadiq As, “Sebelum tiba masa wafatnya Imam Ali bin al-Husain As, terdapat sebuah kotak di dekatnya, kemudian ia keluarkan dan berkata, “Wahai Muhammad! Bawalah kotak ini. Kemudian kotak itu dibawa oleh empat orang (yang masing-masing memegang empat sisi kotak itu). Tatkala Imam Sajjad As wafat, saudara-saudara Imam Baqir As datang dan berkata, “Serahkanlah saham kami dari apa yang tersimpan di kotak itu.”
“Demi Allah! Tiada saham bagi kalian dalam kotak itu.” Jawab Imam Baqir.
“Sekiranya ada saham kalian dalam kotak itu tentunya ayahandaku tidak akan menyerahkannya kepadaku. Dalam kotak itu tersimpan pedang dan buku-buku Rasulullah Saw.” Pungkas Imam Baqir.[5]
 

    Imam Shadiq As

Abu al-Shibah Kanani berkata, “Imam Baqir As memandang ke arah Imam Shadiq As yang tengah berjalan. Katanya, “Apakah engkau melihat orang ini? Ia adalah dari orang-orang yang Allah Swt firmankan, “Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi itu, hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).”[6]
 

    Imam Kazhim As

Faidh bin Mukhtar berkata, “Saya berkata kepada Imam Shadiq As, “Tangkaplah (selamatkanlah) aku dari api neraka. Siapa yang kami miliki (baca: Imam kami) setelahmu?”Kemudian Abu Ibrahim (Imam Kazhim) yang pada masa itu, masih kecil datang kepada ayahnya. Imam Shadiq As bersabda, “Orang ini adalah pemilik kalian. Berpeganglah kepadanya.”[7]
 

    Imam Ridha As

Husain bin Nu’aim Shahaf berkata, “Saya dan Hisyam bin Hakam serta Ali bin Yaqthin berada di Baghdad. Ali bin Yaqthin berujar, ‘Saya duduk di sisi Imam Musa bin Ja’far kemudian putranya Ali As datang.’ Imam bersabda, ‘Ali bin Yaqthin! Ali inilah pemimpin anak-anakku. Sesungguhnya kuniyahku (Abul Hasan) Aku hadiahkan kepadanya. Hisyam menepuk jidatnya dan berkata, ‘Celakahlah engkau. Apa yang engkau katakan?” Ali bin Yaqthin berkata, ‘Demi Allah! Saya mendengar apa yang saya katakan ini darinya.’ Hisyam berkata, ‘Dengan ucapan ini engkau diberitakan urusan imamah setelahnya dan akan berpindah kepadanya (Ali bin Musa).’[8]
 

    Imam Jawad As

Ibnu Abi Nashir berkata, “Ibnu Najasyi berkata kepadaku, ‘Siapa Imam selanjutnya setelah Imammu? Saya sendiri ingin bertanya darinya langsung  supaya tahu.’ Saya datang ke hadapan Imam Ridha As dan melaporkan hal ini. Imam Ridha As berkata, ‘Putraku.’ Lalu mengimbuhkan, ‘Apakah ada orang yang berani berkata, ‘Putraku’ sementara ia belum punya anak?’”[9] (Nampaknya kejadian ini berlangsung sebelum kelahiran Imam Jawad As).
 

    Imam Hadi As

Ismail bin Mihran berkata, “Imam Jawad As dua kali berangkat dari Madinah ke Baghdad. Pada perjalanan pertama, saya berkata kepadanya, ‘Semoga saya menjadi tebusanmu. Saya mengkhawatirkan keselamatan Anda dalam perjalanan ini. Urusan imamah setelah Anda ditentukan pada siapa?’ Imam Jawad As sembari tersenyum bersabda, ‘Ghaibat yang engkau sangkakan itu belum terjadi pada tahun ini, lantaran kesempatan kedua tatkala Imam Jawad dibawa ke hadapan Mu’tashim, saya datang ke hadapannya dan berkata, ‘Semoga saya menjadi tebusan Anda. Anda keluar, urusan imamah diserahkan kepada siapa setelah Anda?’ Imam sedemikian menangis sehingga janggutnya basah oleh air mata. Kemudian ia berkata, ‘Dalam perjalanan ini engkau harus mengkhawatirkan kondisiku. Urusan imamah setelahku dengan putraku Ali.’”[10]
 

    Imam Askari As

Yahya bin Yasar al-Qanbari berkata, “Imam Hadi As empat bulan sebelum wafatnya berwasiat kepada putranya Hasan dan mengambil kesaksian dariku bersama sekelompok orang.”[11]
 

    Imam Mahdi Ajf

Amru al-Ahwazi berkata, “Imam Hasan Askari menunjukkan putranya kepadaku dan bersabda, “Dia inilah shahib (baca: Imam) kalian setelahku.”[12] [iQuest]
 
[1]Ibnu Jarir Thabari,  Tārikh Thabari, jil. 2, hal. 416, hadis 446, Izzuddin, Beirut, Cetakan Pertama, 1405 H.
«حَدَّثَنَا ابْنُ حُمَيْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سَلَمَةُ، قَالَ: حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الْغَفَّارِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنِ الْمِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ، «وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ»، دَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ لِي: يَا عَلِيُّ، إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُنْذِرَ عَشِيرَتِي الأَقْرَبِينَ، فَضِقْتُ بِذَلِكَ ذَرْعًا، وَعَرَفْتُ أَنِّي مَتَى أُبَادِيهِمْ بِهَذَا الأَمْرِ أَرَى مِنْهُمْ مَا أَكْرَهُ، فَصَمَتُّ عَلَيْهِ حَتَّى جَاءَنِي جِبْرِيلُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّكَ إِلا تَفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ بِهِ يُعَذِّبْكَ رَبُّكَ، فَاصْنَعْ لَنَا صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، وَاجْعَلْ عَلَيْهِ رِجْلَ شَاةٍ، وَامْلأْ لَنَا عُسًّا مِنْ لَبَنٍ، ثُمَّ اجْمَعْ لِي بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ حَتَّى أُكَلِّمَهُمْ، وَأُبَلِّغَهُمْ مَا أُمِرْتُ بِهِ. فَفَعَلْتُ مَا أَمَرَنِي بِهِ، ثُمَّ دَعَوْتُهُمْ لَهُ، وَهُمْ يَوْمَئِذٍ أَرْبَعُونَ رَجُلا، يَزِيدُونَ رَجُلا، أَوْ يَنْقُصُونَهُ، فِيهِمْ أَعْمَامُهُ: أَبُو طَالِبٍ، وَحَمْزَةُ، وَالْعَبَّاسُ، وَأَبُو لَهَبٍ. فَلَمَّا اجْتَمَعُوا إِلَيْهِ دَعَانِي بِالطَّعَامِ الَّذِي صَنَعْتُ لَهُمْ، فَجِئْتُ بِهِ، فَلَمَّا وَضَعْتُهُ تَنَاوَلَ رَسُولُ اللَّهِ، حِذْيَةً مِنَ اللَّحْمِ، فَشَقَّهَا بِأَسْنَانِهِ، ثُمَّ أَلْقَاهَا فِي نَوَاحِي الصَّحْفَةِ، ثُمَّ قَالَ: خُذُوا بِسْمِ اللَّهِ. فَأَكَلَ الْقَوْمُ حَتَّى مَا لَهُمْ بِشَيْءٍ حَاجَةٌ، وَمَا أَرَى إِلا مَوْضِعَ أَيْدِيهِمْ، وَايْمُ اللَّهِ، الَّذِي نَفْسُ عَلِيٍّ بِيَدِهِ، وَإِنْ كَانَ الرَّجُلُ الْوَاحِدُ مِنْهُمْ لَيَأْكُلُ مَا قَدَّمْتُ لِجَمِيعِهِمْ. ثُمَّ قَالَ: اسْقِ الْقَوْمَ، فَجِئْتُهُمْ بِذَلِكَ الْعُسِّ، فَشَرِبُوا مِنْهُ، حَتَّى رُوُوا مِنْهُ جَمِيعًا، وَايْمُ اللَّهِ إِنْ كَانَ الرَّجُلُ الْوَاحِدُ مِنْهُمْ لَيَشْرَبُ مِثْلَهُ. فَلَمَّا أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ، أَنْ يُكَلِّمَهُمْ، بَدَرَهُ أَبُو لَهَبٍ إِلَى الْكَلامِ، فَقَالَ: لَقَدْ مَا سَحَرَكُمْ صَاحِبُكُمْ. فَتَفَرَّقَ الْقَوْمُ، وَلَمْ يُكَلِّمْهُمْ رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ: الْغَدَ يَا عَلِيُّ، إِنَّ هَذَا الرَّجُلَ سَبَقَنِي إِلَى مَا قَدْ سَمِعْتَ مِنَ الْقَوْلِ، فَتَفَرَّقَ الْقَوْمُ قَبْلَ أَنْ أُكَلِّمَهُمْ. فَعُدَّ لَنَا مِنَ الطَّعَامِ بِمِثْلِ مَا صَنَعْتَ، ثُمَّ اجْمَعْهُمْ إِلَيَّ. قَالَ: فَفَعَلْتُ، ثُمَّ جَمَعْتُهُمْ، ثُمَّ دَعَانِي بِالطَّعَامِ، فَقَرَّبْتُهُ لَهُمْ، فَفَعَلَ كَمَا فَعَلَ بِالأَمْسِ، فَأَكَلُوا حَتَّى مَا لَهُمْ بِشَيْءٍ حَاجَةٌ، ثُمَّ قَالَ: اسْقِهِمْ، فَجِئْتُهُمْ بِذَلِكَ الْعُسِّ، فَشَرِبُوا حَتَّى رُوُوا مِنْهُ جَمِيعًا، ثُمَّ تَكَلَّمَ رَسُولُ اللَّهِ، فَقَالَ: يَا بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، إِنِّي، وَاللَّهِ، مَا أَعْلَمُ شَابًّا فِي الْعَرَبِ جَاءَ قَوْمَهُ بِأَفْضَلَ مِمَّا قَدْ جِئْتُكُمْ بِهِ، إِنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِخَيْرِ الدُّنْيَا، وَالآخِرَةِ، وَقَدْ أَمَرَنِي اللَّهُ تَعَالَى أَنْ أَدْعُوَكُمْ إِلَيْهِ، فَأَيُّكُمْ يُؤَازِرُنِي عَلَى هَذَا الأَمْرِ، عَلَى أَنْ يَكُونَ أَخِي، وَوَصِيِّي، وَخَلِيفَتِي فِيكُمْ؟ قَالَ: فَأَحْجَمَ الْقَوْمُ عَنْهَا جَمِيعًا، وَقُلْتُ، وَإِنِّي لأَحْدَثُهُمْ سِنًّا، وَأَرْمَصُهُمْ عَيْنًا، وَأَعْظَمُهُمْ بَطْنًا، وَأَحْمَشُهُمْ سَاقًا: أَنَا يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَكُونُ وَزِيرَكَ عَلَيْهِ. فَأَخَذَ بِرَقَبَتِي، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ هَذَا أَخِي، وَوَصِيِّي، وَخَلِيفَتِي فِيكُمْ، فَاسْمَعُوا لَهُ، وَأَطِيعُوا. قَالَ: فَقَامَ الْقَوْمُ يَضْحَكُونَ، وَيَقُولُونَ لأَبِي طَالِبٍ: قَدْ أَمَرَكَ أَنْ تَسْمَعَ لابْنِكَ وَتُطِيعَ»
[2] Kulaini, Muhammad Yakub, al-Kāfi, Riset oleh Ghaffari, Ali Akbar dan Akhundi, Muhammad, jil. 1, hal. 297-298, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keempat, 1407 H.
«شَهِدْتُ وَصِيَّةَ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ ع حِينَ أَوْصَى إِلَى ابْنِهِ الْحَسَنِ ع وَ أَشْهَدَ عَلَى وَصِيَّتِهِ الْحُسَيْنَ ع وَ مُحَمَّداً وَ جَمِيعَ وُلْدِهِ وَ رُؤَسَاءَ شِيعَتِهِ وَ أَهْلَ بَيْتِهِ ثُمَّ دَفَعَ إِلَيْهِ الْكِتَابَ وَ السِّلَاحَ وَ قَالَ لِابْنِهِ الْحَسَنِ ع يَا بُنَيَّ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ أُوصِيَ إِلَيْكَ وَ أَنْ أَدْفَعَ إِلَيْكَ كُتُبِي وَ سِلَاحِي كَمَا أَوْصَى إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ ص وَ دَفَعَ إِلَيَّ كُتُبَهُ وَ سِلَاحَهُ وَ أَمَرَنِي أَنْ آمُرَكَ إِذَا حَضَرَكَ الْمَوْتُ أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى أَخِيكَ الْحُسَيْنِ ع ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ابْنِهِ الْحُسَيْنِ ع فَقَالَ وَ أَمَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى ابْنِكَ هَذَا ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ ع ثُمَّ قَالَ لِعَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ-وَ أَمَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ص أَنْ تَدْفَعَهَا إِلَى ابْنِكَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ وَ أَقْرِئْهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ مِنِّي السَّلَامَ»
 
[3] Ibid, hal. 300.
«محمد بن مسلم می‌گوید: از امام صادق(ع) شنیدم که فرمود: لَمَّا حَضَرَ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ ع الْوَفَاةُ قَالَ لِلْحُسَيْنِ ع يَا أَخِي إِنِّي أُوصِيكَ بِوَصِيَّةٍ فَاحْفَظْهَا إِذَا أَنَا مِتُّ فَهَيِّئْنِي ثُمَّ وَجِّهْنِي إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ص لِأُحْدِثَ بِهِ عَهْداً ثُمَّ اصْرِفْنِي إِلَى أُمِّي ع ثُمَّ رُدَّنِي فَادْفِنِّي بِالْبَقِيعِ وَ اعْلَمْ أَنَّهُ سَيُصِيبُنِي مِنْ عَائِشَةَ مَا يَعْلَمُ اللَّهُ وَ النَّاسُ صَنِيعُهَا وَ عَدَاوَتُهَا لِلَّهِ وَ لِرَسُولِهِ وَ عَدَاوَتُهَا لَنَا أَهْلَ الْبَيْتِ فَلَمَّا قُبِضَ الْحَسَنُ ع وَ وُضِعَ عَلَى السَّرِيرِ ثُمَّ انْطَلَقُوا بِهِ إِلَى مُصَلَّى رَسُولِ اللَّهِ ص الَّذِي كَانَ يُصَلِّي فِيهِ عَلَى الْجَنَائِزِ فَصَلَّى عَلَيْهِ الْحُسَيْنُ ع وَ حُمِلَ وَ أُدْخِلَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَلَمَّا أُوقِفَ عَلَى قَبْرِ رَسُولِ اللَّهِ ص ذَهَبَ ذُو الْعُوَيْنَيْنِ إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَ لَهَا إِنَّهُمْ قَدْ أَقْبَلُوا بِالْحَسَنِ لِيَدْفِنُوا مَعَ النَّبِيِّ ص فَخَرَجَتْ مُبَادِرَةً عَلَى بَغْلٍ بِسَرْجٍ فَكَانَتْ أَوَّلَ امْرَأَةٍ رَكِبَتْ فِي الْإِسْلَامِ سَرْجاً فَقَالَتْ نَحُّوا ابْنَكُمْ عَنْ بَيْتِي فَإِنَّهُ لَا يُدْفَنُ فِي بَيْتِي وَ يُهْتَكُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ حِجَابُهُ فَقَالَ لَهَا الْحُسَيْنُ ع قَدِيماً هَتَكْتِ أَنْتِ وَ أَبُوكِ حِجَابَ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ أَدْخَلْتِ عَلَيْهِ بَيْتَهُ مَنْ لَا يُحِبُّ قُرْبَهُ وَ إِنَّ اللَّهَ سَائِلُكِ عَنْ ذَلِكِ يَا عَائِشَةُ»
[4] Ibid, hal. 304.
«لَمَّا حَضَرَ الْحُسَيْنَ ع مَا حَضَرَهُ دَفَعَ وَصِيَّتَهُ إِلَى ابْنَتِهِ فَاطِمَةَ ظَاهِرَةً فِي كِتَابٍ مُدْرَجٍ فَلَمَّا أَنْ كَانَ مِنْ أَمْرِ الْحُسَيْنِ ع مَا كَانَ دَفَعَتْ ذَلِكَ إِلَى عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ ع قُلْتُ لَهُ فَمَا فِيهِ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَقَالَ مَا يَحْتَاجُ إِلَيْهِ وُلْدُ آدَمَ مُنْذُ كَانَتِ الدُّنْيَا إِلَى أَنْ تَفْنَى».
[5] Ibid, hal. 305.
«لَمَّا حَضَرَ عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ ع الْوَفَاةُ قَبْلَ ذَلِكَ أَخْرَجَ سَفَطاً أَوْ صُنْدُوقاً عِنْدَهُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ احْمِلْ هَذَا الصُّنْدُوقَ قَالَ فَحَمَلَ بَيْنَ أَرْبَعَةٍ فَلَمَّا تُوُفِّيَ جَاءَ إِخْوَتُهُ يَدَّعُونَ مَا فِي الصُّنْدُوقِ فَقَالُوا أَعْطِنَا نَصِيبَنَا فِي الصُّنْدُوقِ فَقَالَ وَ اللَّهِ مَا لَكُمْ فِيهِ شَيْ‌ءٌ وَ لَوْ كَانَ لَكُمْ فِيهِ شَيْ‌ءٌ مَا دَفَعَهُ إِلَيَّ وَ كَانَ فِي الصُّنْدُوقِ سِلَاحُ رَسُولِ اللَّهِ ص وَ كُتُبُهُ».
[6] Ibid, hal. 306.
«نَظَرَ أَبُو جَعْفَرٍ ع إِلَى أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع يَمْشِي فَقَالَ تَرَى هَذَا؟ هَذَا مِنَ الَّذِينَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ- وَ نُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَ نَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَ نَجْعَلَهُمُ الْوارِثِين‌»
 
[7] Ibid, hal. 307.
«عَنِ الْفَيْضِ بْنِ الْمُخْتَارِ قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع خُذْ بِيَدِي مِنَ النَّارِ مَنْ لَنَا بَعْدَكَ فَدَخَلَ عَلَيْهِ أَبُو إِبْرَاهِيمَ ع وَ هُوَ يَوْمَئِذٍ غُلَامٌ فَقَالَ هَذَا صَاحِبُكُمْ فَتَمَسَّكْ بِهِ»
 
[8] Ibid, hal. 311.
«الْحُسَيْنِ بْنِ نُعَيْمٍ الصَّحَّافِ قَالَ: كُنْتُ أَنَا وَ هِشَامُ بْنُ الْحَكَمِ وَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ بِبَغْدَادَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ كُنْتُ عِنْدَ الْعَبْدِ الصَّالِحِ جَالِساً فَدَخَلَ عَلَيْهِ ابْنُهُ عَلِيٌّ فَقَالَ لِي يَا عَلِيَّ بْنَ يَقْطِينٍ هَذَا عَلِيٌّ سَيِّدُ وُلْدِي أَمَا إِنِّي قَدْ نَحَلْتُهُ كُنْيَتِي فَضَرَبَ هِشَامُ بْنُ الْحَكَمِ بِرَاحَتِهِ جَبْهَتَهُ ثُمَّ قَالَ وَيْحَكَ كَيْفَ قُلْتَ فَقَالَ عَلِيُّ بْنُ يَقْطِينٍ سَمِعْتُ وَ اللَّهِ مِنْهُ كَمَا قُلْتُ فَقَالَ هِشَامٌ أَخْبَرَكَ أَنَّ الْأَمْرَ فِيهِ مِنْ بَعْدِهِ».
[9] Ibid, hal. 320.
«عَنِ ابْنِ أَبِي نَصْرٍ قَالَ: قَالَ لِيَ ابْنُ النَّجَاشِيِّ مَنِ الْإِمَامُ بَعْدَ صَاحِبِكَ فَأَشْتَهِي أَنْ تَسْأَلَهُ حَتَّى أَعْلَمَ فَدَخَلْتُ عَلَى الرِّضَا ع فَأَخْبَرْتُهُ قَالَ فَقَالَ لِي الْإِمَامُ ابْنِي ثُمَّ قَالَ هَلْ يَتَجَرَّأُ أَحَدٌ أَنْ يَقُولَ ابْنِي وَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ»
[10]Ibid, hal. 323.
«عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ: لَمَّا خَرَجَ أَبُو جَعْفَرٍ ع مِنَ الْمَدِينَةِ إِلَى بَغْدَادَ فِي الدَّفْعَةِ الْأُولَى مِنْ خَرْجَتَيْهِ قُلْتُ لَهُ عِنْدَ خُرُوجِهِ جُعِلْتُ فِدَاكَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكَ فِي هَذَا الْوَجْهِ فَإِلَى مَنِ الْأَمْرُ بَعْدَكَ فَكَرَّ بِوَجْهِهِ إِلَيَّ ضَاحِكاً وَ قَالَ لَيْسَ الْغَيْبَةُ حَيْثُ ظَنَنْتَ فِي هَذِهِ السَّنَةِ فَلَمَّا أُخْرِجَ بِهِ الثَّانِيَةَ إِلَى الْمُعْتَصِمِ صِرْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاكَ أَنْتَ خَارِجٌ فَإِلَى مَنْ هَذَا الْأَمْرُ مِنْ بَعْدِكَ فَبَكَى حَتَّى اخْضَلَّتْ لِحْيَتُهُ ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ عِنْدَ هَذِهِ يُخَافُ عَلَيَّ الْأَمْرُ مِنْ بَعْدِي إِلَى ابْنِي عَلِيٍّ»
[11] Ibid, hal. 325.
«عَنْ يَحْيَى بْنِ يَسَارٍ الْقَنْبَرِيِّ قَالَ: أَوْصَى أَبُو الْحَسَنِ ع إِلَى ابْنِهِ الْحَسَنِ قَبْلَ مُضِيِّهِ بِأَرْبَعَةِ أَشْهُرٍ وَ أَشْهَدَنِي عَلَى ذَلِكَ وَ جَمَاعَةً مِنَ الْمَوَالِي‌»
[12] Ibid, hal. 328.
«عَنْ عَمْرٍو الْأَهْوَازِيِّ قَالَ: أَرَانِي أَبُو مُحَمَّدٍ ابْنَهُ وَ قَالَ هَذَا صَاحِبُكُمْ مِنْ بَعْدِي.»
Pertanyaan Terkait

 


source : islamquest
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Berapa lama jarak masa yang terbentang di antara pengutusan para nabi Ulul Azmi?
Mengapa al-Quran dikumpulkan tidak berdasarkan urutan pewahyuan?
Berkaca Pada Fitrah Manusia
Apakah dalam pandangan Islam sujud takzim itu dibenarkan?
Apa penafsiran ayat yang menyebutkan "seorang terkemuka di dunia dan di ...
Kapan pertama kali penyembahan berhala dimulai di Mekkah? Dan siapa insiatornya?
Mengungkap Pesan-Pesan Arbain
Apa yang dimaksud dengan burûj dalam al-Qur’an?
Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
Siapakah ayah Ibrahim yang sebenarnya?

 
user comment