Indonesian
Friday 26th of April 2024
0
نفر 0

Dampak Teknologi Komunikasi pada Gaya Hidup (11)

Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress). Karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka
Dampak Teknologi Komunikasi pada Gaya Hidup (11)


Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan  stress  (Storm  and  Stress). Karena  mereka  telah  memiliki keinginan  bebas  untuk  menentukan  nasib  sendiri,  kalau  terarah  dengan baik  maka  ia  akan  menjadi  seorang  individu  yang  memiliki  rasa tanggungjawab, tetapi kalau  tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.


 
 
 
 
Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif, sosioemosional, dan seksual. Perilaku kognitif merupakan suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola berpikir dari remaja itu. Sedangkan perilaku sosioemosional merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan emosi remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan sosialnya. Dan perilaku seksual yakni suatu perilaku yang berkaitan erat dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran. Perilaku-perilaku tersebut tentunya berkaitan erat dengan masa pubertas. Dimana masa tersebut merupakan masa tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.
 
 
 
Pada  masa  ini  memang  pertumbuhan  dan perkembangan berlangsung dengan  cepat. Itu dinamakan masa pubertas. Pada  perempuan pubertas ditandai  dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini,  dikenal  adanya  pubertas  dini  pada  remaja.  Penyebab  pubertas  dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon  estrogen.  Hormon  ini  diketahui  sangat  berperan  dalam  mengatur perkembangan seks wanita.
 
 
 
Pada masa pubertas itulah perkembangan remaja perlu adanya pengontrolan diri dari orang tua, masyarakat dilingkungan dimana mereka berada. Karena pada masa itu remaja merasa semakin mampu dalam pengambilan keputusan. Remaja yang lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu diterapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan mendiskusikan keputusan realistis.
 
 
 
Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah prestasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai.  Untuk itu sebagai orang tua, dan masyarakat harus mengenal remaja itu pada tingkat perkembangan dalam masa pubertasnya. Remaja di usia ini tengah berupaya menemukan pengalaman hidup. Namun untuk saat ini di antara aneka ragam kehidupan, yang paling menarik remaja adalah sensasi dan sesuatu yang baru. Oleh karena itu, teknologi komunikasi modern dalam pandangan remaja merupakan tantangan dan sangat menarik. Internet adalah salah satu teknologi yang tengah digandrungi para remaja. Mereka pun tak segan-segan menghabiskan banyak waktunya untuk teknologi tersebut.
 
 
 
Sementara itu, orang tua yang bertanggung jawab mendidik anak memainkan peran sangat signifikan menghadapi fenomena teknologi modern ini. Bagaimana pun juga kehadiran internet dalam kehidupan anak abad 21 merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari. Oleh karena itu, orang tua sedapat mungkin harus memiliki pengetahuan mengenai internet dan apa-apa yang boleh diakses oleh anak. Selain itu, orang tua juga harus belajar cara menghadapi penyelewengan anak di dunia maya.
 
 
 
Orang tua harus menempatkan komputer di ruang tertentu di rumah sehingga dengan mudah dapat mengontrol aktivitas anak di dunia maya. Selain itu, orang tua juga harus menentukan peraturan ketat penggunaan komputer. Baik ayah maupun ibu juga harus memiliki kemampuan menerangkan bahaya akses gambar tak senonoh di internet kepada anaknya dengan penuh kasih sayang dan alasan yang rasional. Mereka juga harus menjelaskan kepada anak dampak negatif sejumlah situs merusak bagi kesehatan mental. Sikap yang tepat saat menjelaskan dampak negatif tersebut sangat penting, karena penjelasan yang tak tepat dan disertai dengan kekerasan akan direspon sebaliknya oleh anak dan pada akhirnya akan menemui jalan buntu.
 
 
 
Orang tua harus berani menerima realita bahwa anak-anak mereka lebih terbiasa dengan internet ketimbang mereka. Oleh karena itu, jika mereka menghendaki anak-anaknya terjaga dari dampak negatif teknologi modern ini, maka mereka harus menyisihkan waktunya untuk memenuhi kekosongan ini. Orang tua harus memperingatkan anaknya untuk tidak memberikan password yang dimilikinya kepada orang lain, bahkan terhadap teman paling dekatnya sekali pun serta menyimpannya dengan baik. Karena jika passwordnya sampai tersebar, maka akan terbuka bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data pribadinya.
 
 
 
Orang tua juga harus memberi arahan kepada anaknya untuk tidak mengunggah foto pribadi atau keluarga serta data mereka di internet khususnya di Chatting Room serta mengirimnya kepada orang lain. Anak diperbolehkan untuk mendaftarkan diri di sebuah kelas melalui laman internet, namun ia tidak dilarang untuk membeberkan data tersebut di ruang chatting dan memberikannya kepada orang asing. Sebelum mendaftar di sebuah situs internet, anak harus bermusyawarah dengan kedua orang tua.
 
 
 
Banyak peristiwa buruk yang terjadi selama ini, di mana oknum-oknum tak bertanggung jawab memanfaatkan dunia maya untuk memanfaatkan remaja. Oleh karena itu, keluarga harus mengajari anak-anaknya bagaimana harus bersikap menghadapi para kriminal, penjahat seks serta mereka yang menarik orang menjadi anggota kelompok menyimpang. Selain itu, orang tua harus mengajari para remaja untuk bersikap tegas menghadapi orang-orang yang pandai merayu dengan kata-kata manis untuk menjalin hubungan dengan mereka. Atau paling tidak para remaja harus segera memutus hubungan dengan orang seperti ini.
 
 
 
Dalam hal ini, perilaku yang pantas dan terpercaya kedua orang tua memainkan peran utama. Karena sejumlah anak disebabkan takut melaporkan peristiwa seperti ini kepada orang tuanya dapat terjebak ke dalam jaringan kriminal. Jika hal ini terjadi maka akan sangat sulit untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, iklim rumah sedapat mungkin harus senantiasa hangat, rasional dan rasa saling percaya terpupuk dengan baik sehingga remaja tanpa rasa takut dan berani membicarakan kesulitannya dengan orang tua.
 
 
 
Salah satu lingkungan penting dan berpengaruh bagi remaja adalah sekolah. Langkah-langkah tepat yang diambil para guru dan pengurus sekolah dapat mencegah sejumlah dampak negatif internet. Salah satu langkah tersebut adalah pelatihan penggunaan internet dengan benar. Guru di sela-sela pelajaran yang mereka berikan, juga dapat memberi lampiran nama-nama situs yang patut untuk diakses dan berguna untuk menambah pengetahuan. Pengenalan laman internet yang berguna di berbagai disiplin ilmu oleh para guru sedikit banyak dapat memenuhi semangat ingin tahu para remaja.
 
 
 
Selain itu, para guru juga bisa memberi batasan waktu kepada siswanya untuk mengakses dunia maya dan dimanfaatkan untuk belajar atau melakukan riset melalui laman-laman tersebut. Dengan demikian, siswa di sekolah tidak akan memiliki waktu untuk mengakses laman-laman porno. Di sisi lain, kontrol dan pengawasan pihak sekolah terhadap aktivitas internet para siswa menjadi opsi lain untuk mencegah dampak negatif bagi para remaja. Patut dicatat pula bahwa penerapan instruksi penggunaan komputer dan internet di situs-situs milik sekolah merupakan suatu keharusan. Jika siswa melakukan pelanggaran atas instruksi ini, maka mereka harus ditegur dan diperlakukan sesuai dengan ketentuan yang ada. Para guru harus hadir pula di ruang komputer sekolah untuk mengontrol aktivitas siswa.
 
 
 
Kontrol internal dan eksternal terhadap anak masih belum cukup, namun mengingat usia remaja merupakan saat-saat yang paling tepat untuk memberi pendidikan moral dan spiritual, maka anak di usia ini harus diarahkan ke pendidikan agama serta disadarkan untuk tidak melakukan dosa, karena Allah Swt senantiasa mengawasi hamba-Nya. Dengan demikian remaja akan memperoleh kekuatan kontrol internal, meski tidak ada kontrol eksternal yang mengawasinya, ia tidak akan terjebak ke dalam perbuatan maksiat.
 
 
 
Kondisi ini akan diperoleh ketika dalam diri remaja ditanam keimanan yang kuat serta arahan untuk melakukan perintah serta menjauhi larangan Allah Swt. Pendidikan yang gencar diserukan oleh Islam adalah untuk merealisasikan kondisi ini. Tapi harus juga disadari bahwa anak yang baik dan beriman mungkin saja akan terpengaruh oleh bisikan syaitan. Oleh karena itu, kita jangan melalaikan tugas mengawasi mereka. Selain itu, kita juga harus menghindari berburuk sangka kepada anak-anak kita yang baik.(IRIB Indonesia)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Dialog antar Agama Diikuti 180 Perempuan Berlangsung di Hamburg
Di Balik Syahadah Ali: Persahabatan Tak Membuktikan Kesetiaan
Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (6)
Apakah seluruh ayat al-Qur’an memiliki sya’n al-nuzûl atau tidak? Bagaimana ...
Khianat
Hizbullah lah yang Menjaga Lebanon dari Ronrongan Israel
Mazhab Syiah dalam Sorotan
Ribuan Warga Syiah Nigeria di Abuja Tuntut Pembebasan Syaikh Zakzaky
Wahabi dan Ahlusunnah
Iran, Syiah dan Fitnah-fitnah Murahan Itu

 
user comment