Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan, “Musuh-musuh Iran berusaha menghancurkan keyakinan masyarakat dan menginfiltrasi pusat pengambil keputusan serta penentu kebijakan.”
Ayatullah Khamenei, Rabu (16/9) di hadapan ribuan personil Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC menuturkan, “Musuh, dengan harapan bisa mematikan Revolusi Islam, berpikir untuk menginfiltrasi Iran, terutama di bidang politik dan budaya.”
Namun, kata Rahbar, dengan memahami konspirasi musuh, memperkuat semangat revolusi dan pergerakan kontinu ke arah terwujudnya cita-cita, tujuan itu tidak akan tercapai.
Rahbar menjelaskan bahwa Iran tidak pernah menjadi pihak pertama yang memicu perang. “Sekalipun demikian, karena Revolusi Islam selalu berada di bawah ancaman kelompok pengganggu, kewaspadaan IRGC dan kesiapan menghadapi ancaman-ancaman itu sepenuhnya urgen,” ujarnya.
Ayatullah Khamenei menyebut pengenalan atas musuh sebagai salah satu dimensi “Penjagaan atas Revolusi” dan mengatakan, “Yang dimaksud musuh itu adalah imperialis dunia, dan manifestasi sempurnanya adalah Amerika Serikat, yang menjadikan rezim-rezim reaktif dan manusia-manusia lemah sebagai pionnya.”
Rahbar menjelaskan, “Musuh-musuh Revolusi Islam adalah orang-orang yang datang ke kawasan sejak bertahun-tahun lalu dengan slogan “menciptakan keamanan”, “perang melawan terorisme”, “mewujudkan demokrasi” dan “menciptakan perdamaian”.
Akan tetapi sekarang, katanya, yang mereka hasilkan adalah ketidakamanan, munculnya terorisme sadis dan penuh kebencian, serta pecahnya perang di kawasan.”
Rahbar memprotes keras pemikiran sempit, menyimpang dan bodoh para Takfiri.
Ia menerangkan, “Islam berlandaskan pada akal dan teks, juga bersandar pada Al Quran dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw serta Ahlul Bait as. Itulah sumber revolusi kami yang dapat disampaikan dan dipertahankan di seluruh dunia.”
Ayatullah Khamenei menekankan urgensi perhatian penuh IRGC atas seluruh ancaman termasuk upaya musuh untuk menginfiltrasi Iran.
“Infiltrasi ekonomi dan keamanan berbahaya dan berdampak buruk, akan tetapi infiltrasi politik dan budaya musuh, jauh lebih berbahaya, dan semua harus berhati-hati,” paparnya.
Rahbar juga menegaskan, rakyat dan pemerintah jangan membiarkan tujuan-tujuan buruk musuh sampai terwujud.
“Pondasi pemikiran dan semangat revolusi di dalam negeri harus diperkuat sedemikian rupa, sehingga tidak ada sesuatupun yang dapat mengganggu jalan ini, dan ini adalah kewajiban mendasar semua,” pungkasnya. (IRIB Indonesia/HS)
source : abna