Indonesian
Wednesday 17th of July 2024
0
نفر 0

Agama Memperkuat Diri Hadapi Kesulitan

Ajaran agama memberikan pelajaran kepada manusia bagaimana meningkatkan pertahanan diri dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi, dan secara bijak menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya. Kali ini, kita akan menelisik solusi yang ditawarkan agama Islam dalam meningkatkan pertahanan diri menghadapi berbagai masalah yang menimpa kehidupan kita sehari-hari.
Agama Memperkuat Diri Hadapi Kesulitan


Ajaran agama memberikan pelajaran kepada manusia bagaimana meningkatkan pertahanan diri dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi, dan secara bijak menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya. Kali ini, kita akan menelisik solusi yang ditawarkan agama Islam dalam meningkatkan pertahanan diri menghadapi berbagai masalah yang menimpa kehidupan kita sehari-hari.


 
 
 
 
Salah satu faktor penting yang mampu meningkatkan pertahanan diri manusia dalam menghadapi berbagai masalah adalah kepercayaan dan keyakinan spiritual dan agama. Sebab keimanan dan tawakal kepada Allah swt meningkatkan kemampuan penguasaan diri manusia dan pertahanannya dalam menghadapi gelombang kesulitan hidup. Salah satu karakteristik dari iman kepada Tuhan adalah kemampuan tawakal manusia dalam menghadapi kesulitan. Jika manusia meyakini rububiyah Allah dan kepercayaan terhadap seluruh rangkaian di alam semesta ini berada dalam kekuasaan ilahi, maka ia meyakini kepastian adanya solusi dari setiap masalah. Sebab Tuhan Yang Maha Bijak pasti memberikan hikmah yang tersembunyi dari setiap masalah yang dihadapi manusia. Untuk itulah, al-Quran di surat Ali-Imran ayat 122 menegaskan,"Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal,". Orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah swt memiliki ketenangan dalam menghadapi masalah yang dihadapinya.
 
 
 
Faktor lain yang meningkatkan pertahanan diri manusia menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya adalah tingkat partisipasi dalam pertemuan dan kegiatan keagamaan. Ketika manusia tersiksa dengan kondisi gelisah dan tidak tenang, maka ia akan berusaha mencari sarana untuk mendapatkan ketenangan. Seseorang dapat memenuhi kebutuhan materinya dengan mudah atau sulit. Manusia secara otomatis mencari  wujud terbaik guna meraih ketenangan di sampingnya.
 
 
 
Di tengah padang luas dunia,  manusia mencari pemilik alam semesta ini sehingga terlindungi dari segala kendala di dunia ini. Di saat manusia membutuhkan kekuatan metafisik, ingat kepada Allah Swt akan menenangkan hatinya. Shalat tidak hanya ingat kepada Allah Swt, tapi juga berbicara dengan-Nya. Komunikasi secara intensif kepada Allah Swt juga akan mempererat dan memperkokoh hubungan manusia dengan Allah Swt.
 
 
 
Penguatan pilar keluarga dan pengokohan hubungan antaranggotanya akan meningkatkan penguasaan diri masing-masing menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan ini. Tapi dalam keluarga juga harus tercipta sebuah kondisi yang memungkinkan setiap anggota mampu meningkatkan kemampuan mengatasi masalah yang dihadapi. Penguatan hubungan antaranggota keluarga juga bagian dari ajaran agama untuk melindungi mereka dari api neraka.
 
 
 
Allah swt dalam al-Quran surat at-Tahrim ayat 6 berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan bebatuan. Yang menangani neraka itu dan yang menyiksa penghuninya adalah para malaikat yang kuat dan keras dalam menghadapi mereka. Para malaikat itu selalu menerima perintah Allah dan melaksanakannya tanpa lalai sedikit pun."
 
 
 
Terkait ayat ini, seorang sahabat datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya kepadanya, "Bagaimana melindungi keluarga dari api neraka ?. Rasulullah Saw menjawab, "Berbuat baiklah dan ingatkan keluargamu untuk melakukan hal yang sama. Didiklah mereka sesuai perintah Allah swt."
 
 
 
Seruan lainnya yang ditegaskan ajaran Islam mengenai faktor yang mampu memperkokoh kekuatan manusia dalam menghadapi berbagai masalah adalah silaturahmi, terutama dengan keluarga terdekat. Silaturahmi menyebabkan hubungan dengan orang lain semakin kuat dan erat. Ketika seorang anggota keluarga menghadapi masalah yang besar, dengan silaturahmi maka anggota lainnya akan ikut membantu meredakan masalah yang dihadapi.
 
 
 
Terkait pentingnya silaturahmi, Rasulullah Saw bersabda, "Bagi yang hadir dan tidak dari umatku... hingga hari kiamat aku ingatkan untuk tetap menjalin silaturahmi, meskipun jarak antara yang satu dengan lainnya setahun lamanya ditempuh. Sebab, silaturahmi merupakan [bagian dari] ajaran agama, ".
 
 
 
Salah satu manfaat silaturahmi adalah memperpanjang usia, memperindah perilaku dan membersihkan jiwa, menghilangkan hasud, menjauhkan bala dan memperbanyak rezeki. Jika kita menghendaki aman dari bencana baik individu maupun sosial, maka salah satunya adalah dengan memperbanyak silaturahmi. Imam Baqir berkata, "Silaturahmi menyucikan perbuatan, memperbanyak rezeki dan menjauhkan bencana, memudahkan penghitungan amal dan menunda kematian." Ketika seorang bersilaturahmi kepada anggota keluarganya yang lain maka ikatan antarsesama keluarga semakin kuat dan erat, sehingga ketika menghadapi kesulitan ada orang yang bisa membantu dan mendukungnya, minimal memberikan nasehat dan doa yang akan memperkuat diri dalam menghadapi kesulitan.
 
 
 
Faktor lain yang dianjurkan agama adalah partisipasi dalam membantu orang lain yang menghadapi kesulitan. Agama Islam sangat menekankan penganutnya untuk membantu orang lain yang menghadapi masalah dengan niat tulus karena Allah swt. Selain itu memberikan hadiah juga dianjurkan dalam agama Islam yang akan membuat hati manusia bercahaya dan semakin kuat menghadapi setiap masalah yang dihadapinya. Rasulullah saw bersabda, "Saling berkirim hadiahlah, sebab hadiah akan melembutkan hati, menghilangkan permusuhan dan dendam lama." (IRIB Indonesia/PH)


source : irib
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Biografi Imam Muhammad bin Ali al Baqir As
Yazid dalam Timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Sembilan Langkah Menjadi Pemimpin Orang Beriman
Mengenang Sayyidah Zainab, Zain Abiha, Cucu Rasulullah Saw
Remaja, Masa Paling Berharga dan Menentukan
Misykat Walayat dalam Irfan
Kok… Shalat Saya Harus dalam Bahasa Arab?
Ziarah Arba’in Imam Husein (a.s)
Peringatan Asyura, 10 Muharram
Keridhaan Allah Selalu Lebih Besar

 
user comment