, insiden terjadi di distrik al-Balad al-Qadim antara pihak kepolisian dengan warga setempat. Vonis hukuman mati sejumlah aktivis Bahrain berbuntut kericuhan. Ratusan warga melakukan aksi unjuk rasa menentang keputusan pengadilan rezim Al Khalifah tersebut.
Para pengunjuk rasa menuntut agar vonis mati tiga tahanan politik segera dicabut. Unjuk rasa tersebut berlangsung sampai malam hari, meskipun pihak kepolisian berusaha membubarkan dengan menembakkan bom gas air mata termasuk menembakkan peluru tajam. Namun para demonstran tetap bertahan.
Sepekan sebelumnya, pengadilan tinggi Bahrain menjatuhkan vonis mati kepada tiga tahanan politik: Sama Masyaima', Abbas Jamil Thahir al-Samih dan Ali al-Sankai dengan tuduhan menghasut warga melakukan makar.
Vonis mati tersebut telah mendapat persetujuan dari Malik Hamid raja Bahrain. Vonis mati untuk tahanan politik tersebut adalah yang pertama sejak tahun 1996. Vonis tanpa melalui prosedur hukum yang jelas tersebut menuai protes keras dari rakyat Bahrain.
Aksi protes dan unjuk rasa serupa juga terjadi disejumlah kota lainnya di Bahrain.
