Seseorang dengan wajah sedih dan hati yang penuh luka mendatangi Imam Zainul Abidin as dan berkata dengan bahasa keluhan, “Aku merasa sakit hati kepada orang-orang yang aku perlakukan dengan baik, tapi mereka menzalimi aku dan tidak menghargai kebaikan-kebaikanku.”
Imam Sajjad as berkata, “Bila engkau ingin bebas dari masalah ini, pertama jagalah mulutmu dan jangan ceritakan segalanya kepada siapa saja. Setelah itu, anggaplah semua orang muslim sebagai keluargamu sendiri. Yakni orang yang lebih tua darimu anggaplah sebagai ayahmu dan orang yang lebih kecil darimu anggaplah sebagai anakmu dan orang yang sebaya denganmu anggaplah sebagai saudaramu. Dengan demikian, engkau tidak akan sakit hati akan tingkah laku dan ucapan mereka, sebagaimana engkau tidak akan sakit hati dari anggota keluargamu.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Setiap kali engkau menganggap dirimu lebih baik dari orang muslim lainnya, karena godaan dan waswas setan, maka bila orang itu lebih tua darimu, katakan pada dirimu, bagaimana mungkin aku lebih baik dari dia, sementara dia lebih tua, tentu saja amal kebaikannya lebih banyak dariku. Bila orang itu lebih kecil darimu, katakan pada dirimu, karena aku lebih tua darinya, tentu aku lebih banyak berdosa daripada dia. Bila usianya sebaya denganmu, maka katakan pada dirimu, aku yakin pada perbuatan dosaku, sementara terkait perbuatan dosanya aku ragu. Untuk itu, dia lebih baik dariku. Karena aku yakin akan perbuatan dosaku, sementara aku tidak tahu akan perbuatan dosanya.
Bila engkau melihat orang lain menghormatimu, anggaplah bahwa dirimu bukan orang yang layak mendapatkan penghormatan ini. Tapi katakan pada dirimu, penghormatan mereka dengan alasan karena menghormati orang lain adalah perbuatan yang baik. Dan setiap kali engkau melihat mereka tidak peduli padamu, katakan pada dirimu, sikap ini alasannya karena dosa dan kesalahan yang aku lakukan terhadap mereka.
Lelaki ini tidak berbicara apa-apa karena selain dia merasa takjub pada ucapan Imam as, dia juga telah mendapatkan ketenangan. Namun Imam Sajjad mengakhiri ucapannya demikian, “Bila engkau menjaga aturan ini, maka teman-temanmu akan banyak dan musuhmu sedikit. Bila mereka berbuat baik padamu, engkau akan senang, dan bila mereka berbuat buruk terhadapmu, engkau tidak akan sakit hati.”