2. Persamaan perempuan dan laki-laki dalam derajat kemuliaan
Apa yang menjadikan manusia memiliki kemuliaan? Pertanyaan ini telah memicu para ahli ilmu humaniora untuk melakukan banyak hal dalam menemukan jawabannya. Referensi agama baik Al Quran dan riwayat membicarakan tolok ukur kemuliaan tersebut secara rinci. Berikut ini beberapa dari pernyataan Al Quran berkaitan dengan kemuliaan manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Surah Al Isra ayat 70)
Ayat di atas menyatakan bahwa kedudukan manusia sebagai khalifah Allah Swt, bersentuhan dengan ruh Ilahi, kedekatan dengan-Nya dan takwa sebagai tolok ukur kemuliaan manusia
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka (Surah Al Baqarah ayat 3)
Ayat 1-12 surah Al Mukminun:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِللِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Surah Al Hujurat ayat 13)
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (Surah Al Hijr ayat 29)
Ayat-ayat tersebut di atas menyatakan bahwa kemuliaan manusia merupakan bawaan (dzatiyah) dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah Swt. Derajat kemuliaan dapat diraih dengan kadar ketakwaan dan usaha manusia dalam menjemput hidayah. Al Quran telah menentukan tolok ukur kemuliaan manusia. Hal ini mengantisipasi munculnya perspektif yang menentukan kemuliaan manusia berdasarkan jenis kelamin (gender). Telah dipahami bahwa kemuliaan seseorang ditentukan oleh kemampuannya dalam meraih kesuksesan untuk dunia yang abadi. Dari sisi lain, tidak sedikit ayat Al Quran yang menyatakan persamaan perempuan dan laki-laki:
وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا
Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya (Surah Hud ayat 108)
Ayat 40 surah Al Mu’min menyatakan kesuksesan perempuan dan laki-laki di akhirat dicapai melalui iman dan amal saleh:
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab.
Ayat 35 surah Al Ahzab menjadi landasan persamaan dalam hal pahala antara perempuan dan laki-laki. Ayat ini berkaitan dengan salah seorang perempuan dari kaum Muhajirin yang mendatangi Rasulullah Saw dan bertanya tentang kekurangan perempuan dalam beberapa keutamaan. Setelah peristiwa itu, turunlah ayat:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Berdasar Al Quran, tidak ada perbedaan kemuliaan antara perempuan dan laki-laki. Al Quran menyatakaan persamaan perempuan dan laki-laki dalam takaran kadar kemanusiaanya dan moralitas. Selain itu, perempuan dan laki-laki juga setara dalam pencapaian kedekatan dengan-Nya dan kemenangan di akhirat.
Allamah Thabathabai dalam tafsir Mizan pada ayat 13 surah Al Hujurat menyatakan bahwa dalam penciptaan setiap manusia, Allah Swt memulainya dari seorang laki-laki dan seorang perempuan: “يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى ”. Maka, dari perspektif ini semua manusia sama seperti yang lainnya. Al Quran juga selalu mengingatkan kesetaraan manusia dalam ungkapan بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ pada ayat 195 surah Ali Imran. Beliau menyatakan bahwa takwa merupakan satu-satunya ukuran keutamaan dan kemuliaan manusia. Berdasarkan prinsip kesetaraan derajat kemanusiaan perempuan dan laki-laki, kesempurnaan yang mungkin dicapai oleh masing-masing jenis kelamin juga dapat diraih oleh yang lainnya. Misalnya derajat kesempurnaan spiritual yang diraih dengan iman dan berbagai ketaatan. Secara keseluruhan, pemahaman hal tersebut di atas bersumber dari ayat 195 surah Ali Imran:
أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىبَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.