Sesungguhnya dunia dan akhirat di ibaratkan seperti satu tubuh dengan dua wajah. Jika kita melihatnya dari sisi dhahir (lahir) ia adalah dunia, dan ketika kita melihatnya dari sisi bathin, pada hakikatnya ia adalah akhirat. Jika seseorang melakukan perbuatan haram seperti memakan harta anak yatim, dilihat secara dhahir maka ia memakan harta seperti tidak ada sesuatu yang aneh, tapi jika tabir dibuka dan dilihat secara bathin maka apa yang ia makan adalah bara api, atau seseorang yang menggunjing saudaranya, jika dilihat secara bathin maka ia seperti sedang memakan bangkai saudaranya tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Alquran.
Segala sesuatu yang terjadi di dunia inipun, setiap kasus dan peristiwa, pada hakikatnya ia akan terjadi pula di akhirat. Di hari kiamat kelak, semua yang kita peroleh dan rasakan merupakan akibat dari perbuatan kita di dunia ini. Api jahannam yang membakar kita itu adalah karena kita sendiri telah menyalakannya. Alquran mengatakan:
Azab yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasannya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya. (QS Ali Imran:128)
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya (QS Al-Anfal:51)
Sebaliknya juga segala nikmat surge, mulai dari bidadari hingga istana-istana, adalah karena perbuatan-perbuatan kita. Allah berfirman:
(Kepada mereka dikatakan) : Makan dan Minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. (QS Al-Haaqah:24)
Diakatakan di dalam surga : “Wahai orang-orang yang berpuasa, semua kenikmatan ini berasal dari apa yang kalian lakukan di bulan Ramadhan yang penuh berkah itu. Maka makanlah dan minumlah dan berbahagialah atas hasil perbuatan kalian selama di dunia.
