Pandangan Uskup Barns itu telah didukung oleh "Encyclopaedia Britannica" dan "Chambers Encyclopaedia" (pada kata "Christmas"):
Hari dan tahun yang tepat mengenai kelahiran Isa tidak pernah mendapat ketetapan yang memuaskan, tetapi ketika bapak-bapak gerejawan pada tahun 340 Masehi memutuskan tanggal untuk merayakan peristiwa itu mereka dengan bijaksana memilih Hari-balik matahari (solstice) di musim dingin yang telah tertanam dengan kuat dalam hari rakyat dan yang merupakan pesta mereka yang terpenting. Oleh sebab adanya perubahan-perubahan dalam kalender-kalender buatan manusia. hari-balik matahari dan Hari Natal berselisih hanya beberapa hari saja (Encyclopaedia Britannica. 15th. edition, vol. 15, pp 642 & 642A) ....
Kedua, “Hari-balik matahari” di musim dingin itu dianggap sebagai Hari kelahiran matahari, dan di Roma 25 Desember dianggap sebagai suatu pesta orang-orang musyrik memperingati solstice. Gereja, yang tidak dapat menghapuskan pesta rakyat ini, memberi rona ruhani sebagai Hari lahir Matahari Kesalehan (Chambers Encyclopaedia).
Pernyataan-pernyataan kedua Encyclopaedia ini selanjutnya didukung oleh "Commentary on the Bible" karangan Peake. Dalam buku ini, pada halaman 727 Peake berkata:
"Musim (saat kelahiran Isa) itu jatuh, bukan pada bulan Desember, Hari Natal kita merupakan tradisi di masa agak kemudian, yang mula pertama terdapat di barat."
Dengan demikian penyelidikan terbaru berdasarkan ilmu sejarah mengenai asal-usul agama Kristen telah membuktikan kenyataan tanpa ada keraguan sekelumit pun, bahwa Yesus dilahirkan bukan dalam bulan Desember.
Dr. John D. Davis dalam bukunya “Dictionary of the Bible" di bawah kata "Year" menulis bahwa kurma menjadi matang dalam bulan Elul; dan dalam “Commentary on the Bible" karangan Peake (halaman 117), kita dapati bahwa bulan Elul itu bertepatan dengan bulan-bulan Agustus dan September. Lebih jauh Dr. Peake mengatakan” "Y. Stewart dalam bukunya “When Did Our Lord Actually Live? dengan membuktikan dari prasasti (tulisan) di sebuah gereja di Angora yang menyebutkan ceritera Injil yang sampai ke Tiongkok pada 25-28 Masehi menetapkan kelahiran Yesus pada tahun 8 s.M. (bulan September atau Oktober), dan menetapkan peristiwa penyaliban pada hari Rabu tahun 24 Masehi."
Dari pernyataan-pernyataan kedua buku Encyclopaedia di atas dan didukung oleh kutipan-kutipan dari "Commentary on the Bible" karangan Dr. Arthur S. Peake. M.A.. D.D.. kenyataan itu nampak dengan jelas. bahwa Isa a.s. dilahirkan dalam penanggalan Yahudi bulan Elul, bertepatan dengan bulan-bulan Agustus - September, ketika buah kurma mematang di Yudaea, dan bukan pada tanggal 25 Desember seperti Gereja menghendaki kita mempercayainya. Dan ini pula pandangan yang dikemukakan oleh Al-Quran.
Pada hakikatnya segala kesukaran untuk menentukan hari lahir Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. nampaknya telah timbul oleh karena kebingungan mengenai tanggal kehamilan Siti Maryam. Nampaknya Siti Maryam telah menjadi hamil di bulan Nopember atau Desember dan bukan di bulan Maret atau April seperti dipercayai oleh ahli sejarah kaum gereja.
Apabila kandungan Siti Maryam menjadi terlalu nyata sehingga tidak dapat disembunyikan lagi sesudah beliau hamil empat atau lima bulan Yusuf terpaksa membawa Siti Maryam ke rumahnya pada bulan Maret atau April pada tahun berikutnya. Dengan demikian sejarah mengacaukan saat Siti Maryam dibawa oleh Yusuf ke rumahnya di bulan Maret atau April dengan saat beliau menjadi hamil, yang sebenarnya telah terjadi 4 atau 5 bulan sebelumnya.
Dari Surah Maryam ayat 25-26 ini nampak pula bahwa ketika Siti Maryam melahirkan beliau berbaring di suatu tempat terlindung yang terletak di bagian atas gunung, sedangkan pohon kurma berada di tempat yang landai, dan oleh karena itu Siti Maryam dengan mudah dapat mencapai batangnya dan mengguncangkannya.
Bahwa di daerah Bethlehem terdapat banyak pohon kurma terbukti dari Bible (Hakim-hakim I:16) dan juga dari "A Dictonary of the Bible" oleh Dr. John D. Davis D.D.. Lagi pula, kenyataan bahwa Siti Maryam telah dibimbing ke suatu mata air, seperti disebutkan dalam ayat terdahulu untuk minum air dan membasuh dirinya, mengisyaratkan bahwa kelahiran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah terjadi dalam bulan Agustus - September, sebab Siti Maryam tidak mungkin membasuh dirinya di tempat terbuka dalam cuaca Yudaea sedingin es di bulan Desember.