Dalam kitab "Al-Tanbih wa al-Radd" terdapat ungkapan sebagai berikut: "Ulama Syiah meyakini bahwa kitab suci Al-Qur'an memiliki kekurangan dan telah terjadi perubahan. Dan setelah terjadinya kemurtadan para sahabat, Al-Qur'an yang asli diangkat ke langit. Apakah ungkapan tersebut dapat dibenarkan?
Jawaban Global
Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil
Jawaban Detil
Kitab "Al-Tanbih wa al-Radd 'ala Ahli al-Ahwa' wa al-Bida'" adalah karya Abu al-Hasan Muhammad bin Ahmad bin Abdu al-Rahman Malthi Syafi'i. Dengan mengkaji kitab tersebut dapat dipahami bahwa ia kedengkian terhdap Syiah. Bahkan dalam berbagai ucapannya di beberapa tempat, ia mencaci dan mencerca para sahabat imam maksum As. Logikanya adalah bahwa ketika seseorang ingin mengetahui tentang akidah dan keyakinan suatu firkah atau mazhab tertentu, hendaknya ia mengkajinya dari referensi-referensi mazhab yang bersangkutan. Misalnya ketika kami meneliti teologi dan keyakinan mazhab Asyariyyah, maka kami mengkajinya dari referensi-referensi induk mereka. Dan bukan dari referensi-referensi firkah lainnya seperti Muktazilah, Maturidiyah dan lainnya. Karena itu, sehubungan dengan masalah terjadinya kekurangan dan perubahan Al-Qur'an dari aslinya, selayaknya Anda mengkaji pandangan para ulama Syiah itu sendiri. (Dalam hal ini Anda bisa merujuk pada soal No. 453, situs: 486 dengan tema: " Al-Qur'an Tidak [akan] Mengalami Distorsi "). Perlu diketahui bahwa di dalam kitab-kitab Ahlusunnah banyak ditemukan riwayat-riwayat yang nampaknya menunjukkan terjadinya perubahan Al-Qur'an dari aslinya (masalah ini dapat Anda telaah pada soal 3888, situs: 4447). Namun sudah pasti bahwa sekedar terdapatnya riwayat-riwayat semacam itu di dalam kitab-kitab mereka, tidak menunjukkan bahwa mereka meyakini dan menerima hadis-hadis tersebut. Karena itu, Syiah pun sebagaimana Ahlusunnah, meyakini bahwa kitab suci al-Qur'an itu sama sekali tidak mengalami kekurangan dan perubahan (Dan tetap dalam keasliannya). [IQuest