Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Berapa usia orang-orang yang menghuni surga dan neraka?

Berapa usia orang-orang yang menghuni surga dan neraka?

Jawaban Global

Perubahan bentuk dan rupa manusia seiring dengan perubahan usia adalah hal-hal yang berkaitan dengan dunia ini. Namun dunia akhirat khususnya surga tidak dapat digambarkan seperti ini. Di surga tidak akan ditemukan manusia dengan model dan rupa beragam seperti sebagian anak kecil, usia menengah dan usia senja. Bahkan sekiranya kita meyakini bahwa dunia akhirat juga terdiri dari materi, namun bagaimanapun tidak akan ada usia dan umur dengan pelbagai ilustrasi yang kini kita miliki seperti menjalani masa kecil dan tua bagi penghuni surga.

Apa yang dapat disimpulkan dari sebagian riwayat adalah bahwa orang-orang beriman akan memasuki surga dalam bentuk manusia-manusia muda dan rupawan, “Para penghuni surga akan memasuki surga bak pemuda yang rupawan dan bergelimang cahaya.”[1] Dengan kata lain, mereka senantiasa dalam bentuk dan kondisi terbaik yang tidak akan dipengaruhi oleh waktu.

Tatkala berbicara tentang para istri suci surgawi, al-Qur’an menyatakan, “Bagi penghuni surga terdapat istri-istri yang hanya memandang suami-suami mereka, semuanya muda dan sebaya dengan suami-suami mereka. “Wa indahum qâshirât al-tharf atrâb.” (Dan di sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Qs. Shad [35]:52)

Atrâb bermakna sebaya dari sisi usia dan umur. Atrab (usia sebaya) ini merupakan salah satu deskripsi bagi para wanita surgawi bagi suami-suami mereka; karena adanyan persamaan umur dan usia sebaya akan menambah daya tarik bagi kedua pasangan suami-istri atau merupakan sebuah deskripsi bagi para wanita itu sendiri bahwa mereka semuanya sebaya dan muda.[2] Dengan kata lain, penghuni surga tidak akan mengalami perbedaan usia dan tidak akan mengalami ketuaan dan keusangan.[3] Mereka tidak kecil juga tidak tua dan usang. [iQuest]

 

Pertanyaan ini Tidak Memiliki Jawaban Detil

 

[1]. Ibnu Syahr Asyub, Manâqib Âli Abi Thâlib, jil. 1, hal. 148, Muassasah Intisyarat Allamah, Qum, 1379 H.

[2]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, hal. 317, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Pertama, 1374 S; Jalaluddin Suyuti, al-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur, jil. 5, hal. 318, Kitabkhane Ayatullah Mar’asyi Najafi, Qum, 1404 H.

[3]. Ahmad bin Muhammad Ibnu ‘Ajibah, al-Bahr al-Madid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid, Riset oleh Ahmad Abdullah Qurasyi Raslan, jil. 5, hal. 36,  Nasyir Zaki, Hasan Abbas, Kairo, 1419 H; Mulla Muhsin Faidh Kasyani, Tafsir al-Shafi, Riset oleh Husani A’lami, jil. 4, hal. 306, Intisyarat al-Shadr, Cetakan Kedua, Teheran, 1415 H.

Jawaban Detil

Pertanyaan ini Tidak Memiliki Jawaban Detil

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sayidah Zainab dan Ketegaran Sejati
Sejarah Syiah: Sejak Zaman Rasulullah SAW sampai Abad 14 H
Asyura, Mengukir Semangat Juang dan Cinta
Apakah Imam Mahdi punya anak sehingga disebut aba shaleh
faktor-faktor kemunculan Imam Zaman Ajf (2)
Imam Jawad; Samudera Ilmu dan Takwa
Imam Jawad; Samudera Ilmu dan Takwa
Ketika Musa Berburu Keadilan
Imam Jalaluddin As-Suyuthi Tentang Peristiwa Karbala
Tafsir Al-Quran, Surat Al-Isra Ayat 1-2

 
user comment