Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Bagaimanakah al-Qur’an itu?

Bagaimanakah al-Qur’an itu?

Jawaban Global

Al-Qur’an adalah kitab samawi yang berasal dari sisi Tuhan. Kitab samawi ini diturunkan kepada manusia untuk melenggangkan langkahnya menuju Tuhan melalui nabi pamungkas Muhammad bin Abdullah. Al-Qur’an adalah mukjizat abadi Rasulullah Saw. Kitab ini diturunkan selama 23 tahun melalui wahyu secara gradual dan perlahan kepada Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw membacakan ayat-ayat al-Qur’an bagi masyarakat. Daya tarik ayat-ayat al-Qur’an telah menggiring orang-orang untuk memeluk Islam. Al-Qur’an memiliki kumpulan 114 surah dan dari 114 surah ini mencakup 6205 ayat dan seluruh ayat ini secara keseluruhan terangkai dalam, kurang lebih, 77807 kalimat dan dari kalimat ini 45653 adalah ayat-ayat Makki dan 32154 adalah ayat-ayat madani.

Mengingat bahwa al-Qur’an merupakan kitab samawi yang terakhir untuk memberikan petunjuk kepada manusia maka kitab ini juga merupakan kitab paling sempurna yang dapat dijadikan petunjuk dan pedoman menuju Allah Swt.

Jawaban Detil

Al-Qur’an adalah kitab samawi yang berasal dari sisi Tuhan. Kitab samawi ini diturunkan kepada manusia untuk melenggangkan langkahnya menuju Tuhan melalui nabi pamungkas Muhammad bin Abdullah. Al-Qur’an adalah mukjizat abadi Rasulullah Saw. Kitab ini diturunkan selama 23 tahun melalui wahyu secara gradual dan perlahan kepada Rasulullah Saw.

Rasulullah Saw membacakan ayat-ayat al-Qur’an bagi masyarakat. Daya tarik ayat-ayat al-Qur’an telah menggiring orang-orang untuk memeluk Islam. Al-Qur’an memiliki kumpulan 114 surah dan dari 114 surah ini mencakup 6205 ayat dan seluruh ayat ini secara keseluruhan terangkai dalam, kurang lebih, 77807 kalimat dan dari kalimat ini 45653 adalah ayat-ayat Makki dan 32154 adalah ayat-ayat madani. [1]

Mengingat bahwa al-Qur’an merupakan kitab samawi yang terakhir untuk memberikan petunjuk kepada manusia maka kitab ini juga merupakan kitab paling sempurna yang dapat dijadikan petunjuk dan pedoman menuju Allah Swt.

Untuk mempekenalkan al-Qur’an maka kita harus merujuk sendiri kepada al-Qur’an. Tatkala kita merujuk kepada al-Qur’an, kita saksikan bahwa kitab agung ini menyebutkan sifat-sifat untuk dirinya. Sifat-sifat ini adalah indikasi atas sebagian hakikatnya. Sebagian dari sifat-sifat itu adalah sebagai berikut:

  1. “Dzalika al-kitâb la raiba fihi hudan lil muttaqin.” [2]

Pada ayat ini, al-Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai sebuah kitab yang tidak memiliki setitik pun keburaman. Apabila kita merujuk pada bukti-bukti dan dokumen-dokumen sejarah maka akan kita jumpai bahwa hanya al-Qur’an yang bertutur kata demikian. Kita tidak akan menjumpai kitab lainnya yang melontarkan klaim menakjubkan seperti ini. Karena itu, sifat pertama al-Qur’an adalah tiadanya keburaman dan kesuraman yang dapat disingkirkan yang dapat ditemukan padanya.

  1. Setelah itu al-Qur’an menandaskan dirinya sebagai, “hudan lil muttaqin.” Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.”
  2. Hadza bashâir min Rabbikum wa hudan wa rahmatun li qaumi Yuqinun.” [3]
  3. “Hadza bashâir linnâs wa hudan wa rahmatun li qaumi Yuqinun.” [4]
  4. Qad ja’akum minaLlâh nurun wa Kitâb Mubin, yahdi bihiLlâh manittaba’ ridhwanahu subul al-salâm wa yukhrijuhum min al-zhulumât ila al-nur bi idznihi wa yahdihim ila shirât mustaqim.” [5]

 

Pada ayat-ayat ini terpendam beberapa poin yang memperkenalkan al-Qur’an:

  1. Kitab ini adalah kitab petunjuk, rahmat, pedoman dan cahaya.
  2. Barang siapa yang merujuk kepada kitab yang tiada keraguan di dalamnya maka ia akan memperoleh petunjuk.
  3. Orang-orang bertakwa, kaum beriman, para pemilik keyakinan memiliki kedudukan tinggi pada kitab ini.

 

Rasulullah Saw secara resmi melontarkan tantangan atas al-Qur’an. Artinya Rasulullah Saw mengklaim bahwa al-Qur’an bukan merupakan hasil karyanya melainkan hasil karya Tuhan. Karya yang tiada seorang pun manusia yang dapat melakukannya atau menghadirkan semisalnya. Apabila kalian tidak percaya maka silahkan Anda lakukan. Silahkan Anda meminta tolong kepada siapa pun untuk memunculkan yang semisal dengan al-Qur’an. Namun ketahuilah bahwa apabila jin dan manusia bahu membahu untuk menghadirkan yang semisal dengan al-Qur’an maka mereka tidak pernah mampu melakukan hal itu. Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (Qs. Al-Isra [17:88)

Ayat ini dengan nada tegas dan lugas melontarkan tantangan kepada seluruh penghuni semesta, besar dan kecil, Arab dan Ajam, seluruh manusia bahkan seluruh makhluk berakal selain manusia, cendekiawan, filosof, sastrawan, sejarawan, orang-orang jenius dan lain sebagainya tanpa kecuali. Al-Qur’an menyatakan bahwa apabila Anda berpikir bahwa al-Qur’an bukan merupakan firman Allah Swt dan ciptaan otak manusia, Anda juga manusia, maka datangkanlah yang semisal dengannya.

Lontaran tantangan ini disebut secara teknis oleh para teolog sebagai “tahaddi” yang merupakan salah satu rukun setiap mukjizat. Kapan saja terdapat ungkapan seperti ini maka kita memahami dengan baik bahwa masalah tersebut adalah terkait dengan mukjizat. [6]

Al-Qur’an menawarkan hal-hal dan makna-makna yang luas sedemikian dikemukakan sehingga kemudian menjadi sumber ilham dan insprasi baik bagi para filosof juga bagi para ahli hukum, juris, guru-guru akhlak, sejarawan dan lain sebagainya. Di samping itu, al-Qur’an mempersembahkan ungkapan terindah terkait dengan hubungan antara Tuhan dan manusia.

Al-Qur’an membenarkan Taurat dan Injil. Namun juga menyatakan bahwa kitab-kitab ini telah mengalami penyimpangan dan telah diotak-atik manusia. Al-Qur’an menandaskan kesalahan-kesalahan dua kitab ini dalam masalah ketuhanan, dalam kisah-kisah para nabi dan pada sebagian aturan-aturan. Al-Qur’an menyucikan Tuhan dari segala sesuatu seperti bergulat dan meluruskan tuduhan keji yang disebutkan dalam kitab-kitab sebelumnya terhadap para nabi. Hal ini dengan sendirinya merupakan dalil lainnya atas kebenaran kitab suci ini. [7]

Kaum Muslimin semenjak kemunculan Islam hingga masa kini telah menunjukkan kepedulian dan perhatian tiada bandingnya dalam masalah al-Qur’an yang merupakan tanda ketakjuban mereka terhadap al-Qur’an. Al-Qur’an ditulis pada masa Rasulullah Saw melalui sekelompok orang yang ditugaskan oleh Rasulullah Saw – yang dikenal dengan nama “penulisan wahyu.” Di samping itu, kebanyakan kaum Muslimin, pria dan wanita, besar dan kecil, memiliki semangat luar biasa untuk menghafal seluruh atau kebanyakan dari ayat-ayat al-Qur’an. Mereka membaca al-Qur’an dalam salat mereka dan bertilawah pada selain salat untuk meraih pahala bacaannya, mendapatkan kelezatan bacaannya dan mendapatkan ketenangan ruh tatkala mendengarkan bacaannya.  

Kecintaan kaum Muslimin terhadap al-Qur’an telah menjadi sumber satu silsilah ilmu sastra dan rasional yang sekiranya kalau bukan karena al-Qur’an ilmu-ilmu ini tidak akan pernah dikenal manusia. Al-Qur’an dalam genre dan gaya bahasanya juga tiada bandingnya. Genre al-Qur’an bukan puisi juga bukan prosa. Al-Qur’an bukanlah puisi karena tidak memiliki timbangan dan tidak bersajak. Genre dan metode al-Qur’an belum pernah ada sebelumnya dan juga tidak akan pernah ada. Artinya tiada seorang pun yang pernah bertutur kata dengan model seperti ini dan juga tidak akan ada orang yang dapat meniru gaya bahasa al-Qur’an meski dengan seluruh tantangan dan seruan untuk menulisnya.

Pendeknya kaum Muslimin pada setiap masa sesuai dengan segala fasilitas pemikiran dan praktisnya terpengaruh kecintaan dan kerinduan yang mendalam kepada kitab samawi ini. Mereka mempelajari al-Qur’an seperti menghafalnya, membacanya di hadapan para guru tajwid dan qiraah, mempelajari tafsir makna-maknanya, penjelasan dan ulasan bahasa al-Qur’an dalam kitab-kitab bahasa, menghitung ayat-ayat dan kalimat-kalimat dan bahkan huruf-huruf yang digunakan dalam al-Qur’an, menelisik makna-maknanya dan memanfaatkannya dalam masalah-masalah Hukum, Etika, Sosial, Filsafat, Irfan dan lain sebagainya. [8] [IQuest]

 

Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat indeks terkait berikut ini:

Kemujizatan al-Qur’an, 4295 (Site: 4537)

Revelasionalnya al-Qur’an, 6951 (Site: 7052)

Pengumpulan al-Qur’an, 4309 (Site: 4576)

Pewahyuan al-Qur’an, 5542 (Site: 5822)

Pengumpulan al-Qur’an oleh Rasulullah Saw, 1625 (Site: 1632)

Syarat-syarat Memahami Ayat-ayat al-Qur’an, 193 (Site: 2511)

Tiadanya Distorsi pada al-Qur’an, 10866 (Site: 10801)

Tantangan al-Qur’an, 4674 (Site: 4942)

 

[1] . Silahkan lihat site Daneshname Ma’udhui Qur’an (Ensiklopedia Tematis al-Qur’an).  

[2] . Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”    (Qs. Al-Baqarah [2]: 2 - 3)  

[3] .     “Al-Qur’an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-A’raf [7]:203)

[4] .     “(Al-Qur’an dan syariat) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk, dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (Qs. Al-Jatsiyah [45]:20)

[5] . “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Qs. Al-Maidah [5]:15-16)  

[6] . Nasir Makarim Syirazi, Tafsir Nemune, jil. 2, hal. 274, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Pertama 1374 S.

[7] . Murtadha Muthahhari, Majmu’-ye Âtsâr, jil. 2, hal. 212-213, Shadra, Teheran, Cetakan Keempat, 1380 S.

[8] . Ibid.  

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Yang manakah yang dimaksud ayat-ayat sakhra dalam al-Qur'an?
Apakah Ja’dah memiliki anak dari Imam Hasan As?
Menjadi penghuni surga Ridhwan bagaimana bisa sejalan dengan syafaat Malaikat?
Apakah orang-orang Iran memeluk Islam berkat usaha Umar?
Apakah dan bagaimanakah burhân (tanda) Ilahi itu yang menjaga Nabi Yusuf dari perbuatan ...
Mengapa dalam al-Quran iman kepada malaikat disebutkan terlebih dahulu dari pada iman ...
Mengapa Tuhan tidak menggunakan mukjizat untuk mencegah terbunuhnya Imam Husain As?
Bagaimanakah epistemologi dalam pandangan Allamah Thabathabai? Menurut Allamah media ...
Apa yang dimaksud dengan pernyataan buta di akhirat?
Sekilas tentang Insan Kamil dalam Irfan

 
user comment