Indonesian
Thursday 18th of July 2024
0
نفر 0

Apa yang dimaksud dengan shaf pada ayat “Jaa Rabbuka wa al-malaku shaffân shaffâ?”

Apa yang dimaksud dengan shaf pada “Jaa Rabbuka wa al-malaku shaffân shaffâ” ayat 22 surah al-Fajr?

Jawaban Global

Kata ini berikut derivasinya juga digunakan pada ayat-ayat al-Qur’an lainnya.[1] Makna “shaf” adalah meletakkan segala sesuatu pada garis berbaris lurus seperti barisan orang-orang dan barisan pepohonan.[2]

Shaffân” pada ayat dari sudut pandang kesustraan Arab (Adâbiyat) memiliki fungsi hal (kondisi) bagi para malaikat.

Adapun dari sudut pandang makna, para ahli tafsir memberikan beberapa kemungkinan yang akan kita sebutkan sebagian sebagaimana berikut ini sebagai contoh:

  1. Yang dimaksud dengan shaffân adalah bahwa para malaikat akan datang dalam barisan-barisan yang berbeda dan urutan barisan ini berdasarkan tingkatan dan derajat mereka masing-masing.[3]
  2. Yang dimaksud dengan shaffân adalah turunnya para malaikat setiap langit dan mereka akan berdiri secara teratur dalam barisan sementara mereka mengitari jin dan manusia.[4]
  3. Sebagian ahli tafsir menyerupakan barisan para malaikat seperti barisan salat berjamaah dimana para malaikat akan hadir secara berurutan dari barisan pertama, barisan kedua dan seterusnya.[5] [iQuest]

Pertanyaan ini Tidak Memiliki Jawaban Detil

 

[1]. “Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhan-mu dengan berbaris. (Qs. Al-Kahf [18]:48); Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris.” (Qs. Thaha [20]:64); “(Maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berbaris (berdiri).” (Qs. Al-Hajj [23]:36) dan lain sebagainya.  

[2]. Raghib Isfahani, al-Mufradât fi Gharib al-Qur’ân, hal. 486, Dar al-‘Ilm al-Dar al-Syamiyah, Damaskus – Beirut, 1412 H.  

[3]. Abdullah bin ‘Amr Baidhawi, Anwâr al-Tanzil wa Asrâr al-Ta’wil, jil. 5, hal. 311, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, 1418 H.  

[4]. Mahmud Zamakhsyari, al-Kassyâf ‘an Haqâiq Ghâmidh al-Tanzil, jil. 4, hal. 751, Dar al-Kutub al-‘Arabi, Beirut, 1407 H.  

[5]. Muhammad bin Hasan Thusi, al-Tibyân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 10, hal. 347, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Beirut, Tanpa Tahun.  

Jawaban Detil

Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban detil.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Siapa penemu ilmu tajwid?
Argumen Teologis dan Filosofis Pembuktian Eksistensi Tuhan
Apakah makna ibdâ’? Apakah ibdâ’ itu merupakan salah satu sifat Tuhan?
Apakah kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” itu adalah ...
Apakah yang dimaksud dengan “arsy” dan “kursi ” (berdasarkan penafsiran yang ...
Bagaimana pandangan al-Qur’an sehubungan dengan konsep yang menyatakan bahwa bumi itu ...
Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan ...
Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
Apabila para sahabat Rasulullah pasca wafatnya beliau semuanya telah murtad, lalu ...
Mengapa Imam Hasan As tidak melakukan perlawanan seperti saudaranya?

 
user comment