Indonesian
Wednesday 9th of October 2024
0
نفر 0

Rahasia Dzikir

Rahasia Dzikir

 


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munafiqun: 9)
 
Mengingat Allah (Dzikrullah) merupakan salah satu anjuran yang sangat ditekankan dalam Islam dan merupakan bentuk nyata dari penghambaan kita kepada Allah Swt. Dzikrullah (mengingat Allah) merupakan amalan yang sangat agung. Ia merupakan sebab diturunkannya berbagai nikmat, Penolak segala bala’ dan musibah. Dzikir juga merupakan sebab kuatnya hati dan penyejuk hati manusia.
 
Aktifitas ini mempunyai manfaat yang sangat besar. Baik dalam kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Begitu juga sebaliknya, seorang yang lalai dalam mengingat Allah tentu akan meraih kerugian yang tak terhinggah. Allah Swt menggolongkan orang-orang yang lalai dalam mengingat-Nya sebagai kelompok yang rugi.
 
Hakikat Dzikir
 
Dzikir bukan hanya sebuah tutur kata dan lafadz yang keluar dari lisan, melainkan suatu hakikat yang mengakar dalam jiwa sehingga dapat menjadikan manusia terhubung dengan sang pencipta, yaitu Allah Swt. Inti dari mengingat Allah adalah hati dan jiwa kita. Yaitu dengan mengingat Allah Swt, manusia merasakan kehadiran dan Kebesaran-Nya. Ucapan dzikir yang keluar dari lisan seseorang  merupakan reaksi dari kontak  yang terjadi antara  jiwa manusia bersama Tuhan-Nya.
 
Manfaat Dzikrullah
 
Sebagaimana yang telah disinggung di atas. Dzikrullah merupakan aktifitas mulia yang menyimpan segudang  manfaat. Diantaranya sebagai berikut :
 
1.      Menerangi hati dan pikiran
 
Mengingat Allah atau Dzikrullah dapat menerangi hati dan akal pikiran. Terkait hal ini Imam Ali as, berkata, “مَن ذَکَّرَ اللهُ سُبحانَهُ اَحیَا الله قَلبَهُ وَ نَوِّرَ عَقلَهُ وَ لُبَّهُ”, barang siapa yang berdzikir dan mengingat Allah, Allah Swt akan menghidupkan hatinya serta menerangi akal dan pikirannya.(1)
 
2.      Kemenangan dan kekuatan
 
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.(QS. 8:45)
 
Dalam ayat ini Allah Taala memerintahkan kepada kaum Muslimin apabila mereka menjumpai segolongan dari pasukan musuh supaya meneguhkan hati dan selalu menyebut nama Allah dengan banyak berzikir agar mereka mencapai kejayaan dan kemenangan. Hal ini merupakan suatu pokok kekuatan yang menyebabkan kemenangan dalam setiap perjuangan.
Dengan meningat Allah yang maha besar serta meyakini bahwa kemenangan itu berada di tangan-Nya dan Allah akan menolong kaum Muslimin, maka seorang Muslim akan optimis dan mengerahkan segala kemampuannya dalam menaklukkan musuhnya.
 
Dalam kitab Mizanul-hikmah, Imam Ali bin Abi Thalib menyeru kita untuk sedikit berbicara dan banyak mengingat Allah Swt dalam duel melawan musuh.(2)
 
3.      Allah Swt akan mengingat kita
 
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah     kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. 2:152)
 
ayat diatas  menjelaskan salah satu dari manfaat dzikir. Apabila kita senantiasa mengingat Allah, maka tentu Allah Swt senantiasa mengingat kita dan apabila kita dilanda musibah, maka Allah Swt tidak akan lupa untuk menolong kita selaku hambanya yang lemah.
 
Dalam kitab Biharul-anwar, Imam Ja'far al-Sadiq as mengatakan bahwa Allah Swt bersabda kepada hamba-hambanya demikian, “ wahai anak adam, ingatlah aku dalam hati dan jiwamu sehingga aku juga mengingatmu dalam hati dan jiwaku, ingatlah aku dalam keramaian sehingga aku mengingatmu dalam keramaian”.(3)
 
4.      Penyucian Jiwa
 
Mengingat Allah merupakan perantara penyucian jiwa. oleh karena itu, hati manusia yang selalu terkontaminasi oleh berbagai keburukan dapat dibersihkan melalui berdzikir. Berkaitan dengan hal ini, Imam Ali bin Abi Thalib as dalam nasehatnya kepada putranya Imam Hasan Mujtaba berkata, “ putraku,aku menasehatimu untuk  senantiasa bertakwa kepada Allah Swt dan membersihkan jiwamu melalui Dzikrullah”.(4)
 
5.      Mencegah tipu daya syaitan
 
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(QS. 7:201)
 
Ayat ini mengajarkan kita perihal keharusan berlindung kepada Allah swt dari godaan syaitan. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita bahwa Senjata yang paling ampuh mengusir syaitan ialah ingat dan muraqabah kepada Allah swt di dalam segala keadaan. Ingat selalu kepada Allah itu menanamkan ke dalam jiwa cinta kebenaran dan kebajikan, melemahkan kecenderungan negatif/buruk dalam jiwa sehingga dapat menjadi pencegah dari tipu daya syaitan yang terkutuk.
 
Berkenaan dengan hal ini, Dalam kitab Ghurarul Hikam, Imam Ali bin Abi Thalib as mengatakan bahwasannya mengingat  Allah Swt  dapat menyebabkan syaitan terpenjara dan melindungi diri kita dari godaan serta tipu daya syaitan.

6. Ketenangan jiwa  
 
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (surat al-Ra'ad ayat 28)
 
Ketenangan dan kenyamanan jiwa adalah sesuatu yang dikejar oleh semua manusia tanpa terkecuali. Dan dzikrullah atau mengingat Allah merupakan jalan utama dalam mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa.
 
7.      Ampunan Allah

laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 33:35)
 
catatan kaki :

1.      Ghurarul Hikam, berita 8876
2.      Mizanul hikmah, jilid 4, hal 1854
3.      Biharul anwar, jilid 93, hal 158
4.      Biharul anwar, jilid 77, hal 199

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Visi Antropokosmik dalam Pemikiran Islam
Adab Membaca Al-Qur’an menurut Al-Qur’an dan Sunnah Maksumin As
Mengapa Dzat Tuhan Tidak Dapat Diketahui?
Definisi dan Penggunaan Peringatan Allah dalam Al-Quran
Siapa Pembantai Imam Husayn dan pengikutnya di Karbala?
Apa arti “Fatimah” itu? Dan mengapa Rasulullah Saw memilih nama ini untuk putri ...
Imam Hasan Askari, Hujjah Tuhan ke-11 (bagian 3)
Toleransi Islami dan Doktrin-doktrin Barat
Apa makna dari kesadaran diri menurut al-Qur’an?
Mengenal Peristiwa Mubahalah

 
user comment