Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Seorang israf, dalam pandangan al-Qurann suci, adalah seorang yang meggunakan hartanya, kedudukannya, hawa nafsunya, dan keinginannya di jalan setan, yaitu jalan yang menyimpang dari aturan dan perintah Allah Swt.
Berkenaan dengan hasil pertanian dan kekayaan serta harta yang telah dikaruniakan Allah Swt kepada para hamba-Nya, Allah Swt dalam al-Quran suci berfirman,
“tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (surat : Al-An'am Ayat : 141)
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (surat : At-Taubah Ayat : 60)
Berkaitan dengan orang-orang yang menggunakan harta, kedudukan dan kekuatannya guna menzalimi masyarakat, menindas hak-hak masyarakat, serta membuat keonaran di tengah masyarakat, Allah Swt berfirman,
“Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (surat : Yunus Ayat : 83).
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.