Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Para pendosa harus memahami sebuah hakikat bahwa apabila mereka tidak meninggalkan perbuatan dosa dan tidak melakukan penyucian lahir dan batinnya, serta masih terus melakukan perbuatan-perbutan terlarang, maka Allah Swt akan menyiksa mereka dengan azab yang paling pedih dan memberikan mereka hukuman yang berat.
Allah Swt memperkenalkan dirinya dalam al-Quran sebagai berikut :
غافِرِ الذَّنْبِ وَ قابِلِ التَّوْبِ شَديدِ الْعِقابِ ذِي الطَّوْلِ لا إِلٰهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ الْمَصيرُ
“yang mengampuni dosa dan menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).” (QS. Al-Mukmin [40] : 3)
Imam Maksum menggambarkan Allah Swt dalam doa iftitah sebagai berikut :
وَايْقَنْتُ انَّكَ ارْحَمُ الرَّاحِمِينَ فِى مَوْضِعِ الْعَفْو وَالرَّحمَ وَاشَدُّ عَاقِبِينَ فِى مَوْضِعِ النَّكالِ وَالنَّقِمَةِ
“Aku meyakini bahwa engkau adalah yang paling Penyayang ketika datang pengampunan dan rahmat, dan Engkau adalah Penghukum yang paling hebat ketika datang penghukuman dan pembalasan.”
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.