![Penyesalan di Hari Kelak, bag 2 Penyesalan di Hari Kelak, bag 2](https://erfan.ir/system/assets/imgArticle/2013/03/45421_58522_big_1523[5].jpg)
Sumber :
Buku : taubat dalam naungan kasih sayang
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Allah Swt menginformasikan kepada hamba-Nya yang berdosa dalam al-Quran sebagai berikut :
قُلْ يا عِبادِيَ الَّذينَ أَسْرَفُوا عَلى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَميعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحيمُ
“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Zumar [39] : 53)
Apabila mereka yang berdosa tidak sesegera mungkin bertobat dan tidak melakukan perbaikan diri atas perbuatan buruk yang telah mereka lakukan, dan tidak menyucikan diri mereka dari berbagai perbuatan buruk dan dosa yang telah melekat pada dirinya, maka kelak di akhirat mereka akan menyaksikan hukuman atas dosa-dosa mereka dan berdiri dengan kesedihan dan penyesalan yang amat dalam seraya berkata :
أَوْ تَقُولَ حينَ تَرَى الْعَذابَ لَوْ أَنَّ لي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنينَ
“Kalau sekiranya aku dapat kembali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik.” (QS. Al-Zumar[39] : 58)
Dengan memperhatikan beberapa realita bahwa Allah Swt adalah zat yang menerima pertobatan hambanya dan seorang hamba juga mempunyai kemampuan menjauhi perbuatan dosa, maka tidak ada alasan bagi seorang hamba untuk menuda taubatnya dan terus berada dalam perbuatan dosa. Oleh karena itu, taubat atas dosa merupakan kewajiban mendesak, kewajiban moral, dan kewajiban akal.
Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.