"... Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci ..." (QS. an-Najm: 32)
Memuji diri sendiri dan merasa diri suci dari keburukan dan dosa merupakan satu karakter manusia yang dibenci oleh Allah Swt dan memperingatkan manusia agar menjauhi sifat ini.
Faktor utama yang membuat sifat ini muncul dalam diri manusia berasal dari merasa diri lebih dari yang lain dan sombong. Sekaitan dengan sifat sombong telah ada peringatan serius dari Allah Swt tentang hal ini. Karena bila akar merasa diri lebih dan suci yang disebut sombong itu kering dan tidak ada dalam diri manusia, maka tidak lagi bermakna apa yang disebut dengan merasa diri suci dan terbebas dari dosa.
Sekaitan dengan sifat buruk ini, al-Quran telah memberikan sejumlah peringatan. Begitu juga Allah Swt menyebut orang-orang dari Ahli Kitab yang memuji dirinya seperti demikian, "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun." (QS. an-Nisa: 49)
Sebaliknya, para nabi tidak pernah memuji dirinya dan tidak juga merasa dirinya suci. Nabi Yusuf as berkata, "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan). Jarena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku." (QS. Yusuf: 53)
Tidak merasa diri suci dari kesalahan dan dosa serta menilai segala kebaikan berasal dari Allah Swt dan keburukan dari diri sendiri merupakan sikap rendah hati dan kepasrahan para kepada Allah Swt. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.
source : indonesian.irib.ir