Indonesian
Friday 11th of October 2024
0
نفر 0

Masa Muda, Masa Keemasan Manusia

Masa Muda, Masa Keemasan Manusia

Masa muda merupakan fase terpenting dalam kehidupan manusia. Pemuda berada di puncak kehidupan yang penuh semangat dan gairah. Sebagian orang menyebut masa muda laksana gelombang tertinggi di laut yang memiliki energi, kecepatan dan daya gerak yang besar.Untuk itulah masa muda dipenuhi semangat dan energi yang besar. Selain itu, masa muda juga dipenuhi dengan tingginya kepercayaan diri, independensi, kreativitas dan inovasi.Di masa muda, tujuan besar manusia ditetapkan dan cita-cita tertingginya dipatri di usia ini. Masa muda juga merupakan periode yang singkat waktunya, laksana setangkai bunga yang tidak bisa bertahan lama. Untuk itulahmasa muda tidak boleh disia-siakan dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

 

Agama Islam sangat menekankan untuk  memanfaatkan dengan baik masa muda yang merupakan periode emas dalam kehidupan manusia. Agama Ilahi ini menilai salah satu karakteristik di masa muda adalah kesiapan menerima spiritualitas dan kesempurnaan. Hati pemuda lebih siap untuk menerima hakikat kebenaran dan jauh dari berbagai ketergantungan terhadap duniawi. Pemuda memiliki kecenderungan untuk lebih mudah menerima kebenaran dan kebaikan. Nabi Muhammad Saw kepada orang-orang disekitarnya memberikan nasehat tentang pemuda. Rasulullah Saw bersabda, "Bersikap baiklah kepada para pemuda, sebab hati mereka sangat lembut. Ketika Allah swt mengutusku sebagai Rasul-Nya, para pemuda bergabung dan menjadi pengikutku, sedangkan orang orang tua justru menjadi para penentangku."

 

Masa muda merupakan hadiah ilahi bagi manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam kehidupannya. Lembaran sejarah menunjukkan bahwa kebanyakan orang-orang besar mencapai puncaknya, karena menggunakan kekuatan orang-orang muda yang mampu menggerakkan seluruh lapisan masyarakat. Misalnya, bapak pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini didukung oleh para pemuda yang memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat. Salah seorang pengikut Imam Khomeini berkata, "Di bulan Syaban saya menemui Imam Khomeini, ketika itu beliau sedang memegang kitab Mafatih al-Jinan dan siap berdoa khusus di bulan Syaban. Imam berkata kepadaku,"Kerjakan apa yang ingin kau lakukan di masa muda. Dan di masa tua adalahwaktunya untuk beristirahat dan menyesal.".

 

Imam Ali menjelaskan hati pemuda seperti ladang yang kosong dan siap ditanami apa saja. Semakin cepat ditanami, maka akan cepat berbuah.

 

Salah satu faktor paling berpengaruh dalam pertumbuhan spiritual dan mental manusia adalah ibadah dan menjalin hubungan dengan sumber mata air kesempurnaan. Keindahan ibadah bermakna bahwa manusia menjalin hubungan erat dengan Allah swt sebagai pencipta seluruh alam semesta ini.

 

Dengan hati yang bersih, manusia berbicara dengan Sang Maha Pencipta dan melepaskan seluruh ketergantungan kepada selain Allah swt. Salah satu karakteristik pemuda ahli ibadah adalah Allah swt memandang mereka dengan penuh hormat dan kebanggaan.Terkait hal ini, Rasulullah saw bersabda, "Allah swt mengibaratkan pemuda seperti malaikat. Allah berfirman, 'Lihatlah hambaku [pemuda] yang meninggalkan hawa nafsunya demi Aku',".

 

Di masa muda kematangan karakter manusia terbentuk. Di masa muda pula berkobar berbagai kecenderungan hawa nafsu dalam diri manusia yang menyebabkan pemuda acapkali kurang memanfaatkan potensi pemikiran dan kendali dirinya. Berbagai kecenderungan itulah yang menutupi potensi pemikiran pemuda. Nabi Muhammad Saw menyampaikan nasehat yang indah kepada para pemuda supaya menggunakan potensi pemikiran serta pengalaman dalam dirinya dan orang lain. Beliau bersabda, "Pemuda terbaik di antara kalian adalah orang bisa memanfaatkan jalan dan metode para pendahulu yang teruji dan handal, dengan kewaspadaan dan kecerdasannya. Adapun orang yang terburuk di antara kalian adalah pemuda yang tergesa-gesa, lepas kendali dan lupa diri".

 

Spirit manusia dipenuhi oleh optimisme, cinta dan harapan yang membuncah. Dengan datangnya musim semi usia manusia di masa muda, tidak hanya tubuh yang semakin kuat tapi juga emosi dan psikologis pun semakin matang. Ketika keindahan fisik mencapai puncaknya, di masa ini ditumbuhi berbagai parasit yang menyebabkan masa muda terbuang sia-sia dengan melakukan tindakan tidak terpuji, bahkan berbahaya bagi dirinya dan orang lain. Sumber dari parasit ini adalah kesombongan yang acapkali muncul dalam diri pemuda yang masih mencari jati dirinya sendiri.

 

Dalam buku "Qabus Nameh", Anushirvan Sharaf al-Ma'ali memberikan nasehat kepada anaknya, "Wahai anakku senantiasa gunakanlah ketuaan dan akalmu ! Aku tidak mengatakan jangan menjadi muda, tapi jadilah pemuda yang berkepribadian. Manfaatkan potensi diri sesuai dengan kemampuan dalam memanfaatkan masa muda. Sebab di masa tua, engkau tidak berdaya. Di masa muda jangan pernah melupakan Allah swt dan ingatlah kematian ! Sebab kematian tidak akan mati dan tidak muda ! Waspadalah, jangan sombong di masa muda ! Dalam setiap keadaan ingatlah selalu Allah, takutlah dengan kematian..."

 

Jauh dari Allah swt, ketergantungan terhadap dunia, mengikuti kecenderungan hawa nafsu, tekad yang lemah, banyak tidur dan makan, sombong dan tidak belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain, tidak menghormati orang tua, terutama ayah dan ibu, menjadi faktor-faktor yang menghalangi manusia mencapai kesempurnaan.

 

Di masa muda, akhlak buruk dan tabiat tercela akan hilang dari diri seorang pemuda ketika dirinya bertekad untuk menghilangkannya.Namun sebaliknya jika itu terus dipelihara maka akan sulit menghilangkannya di masa tua. Imam Khomeini berkata, "Para pemuda manfaatkanlah masa muda sebaik-baiknya, batin yang bersih dan fitrah ilahi jangan disia-siakan berusahalah untuk menyucikan diri dan mencerabut akar perilaku buruk dari hati.Sebab adanya salah satu sifat buruk dan tercela dalam diri manusia menjadi ancaman besar bagi kesempurnaannya."(IRIB Indonesia/PH)


source : Irib Indonesia
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sifat Jamal dan Jalal Ilahi
Memahami Makna Ma Raitu Illa Jamila
Motivasi Kebangkitan Imam Husain as di Karbala
Mendidik Anak untuk Menjadi Hamba Allah, bukan Budak Orangtua
Kisah Imam Ali - Sang Ahli Matematika
Imam Musa Al-Kazhim a.s
Sepercik Cahaya Hidayah Imam Hasan Askari
Filosofi Peringatan Acara Hari Ketiga, Ketujuh, Keempat Puluh dan Haul Kematian
Keagungan Misi Imam Husein as di Karbala
Urgensi dan Dampak Persatuan dalam al-Quran

 
user comment