Indonesian
Thursday 18th of July 2024
0
نفر 0

Dari Armant Qana sampai Kairo/ Gambar-gambar dari Tempat Penguburan Ust. Abdul Basit + Beberapa Suara Permanen

Dari Armant Qana sampai Kairo/ Gambar-gambar dari Tempat Penguburan Ust. Abdul Basit + Beberapa Suara Permanen

Asosiasi koresponden Naba': Tembok-tembok masjid besar dunia Islam telah merekam suara-suara abadi tilawah Ust. Abdul Basit; laporan di bawah ini merupakan gambar-gambar yang disediakan oleh asosiasi koresponden Naba' dari tempat penguburan dan beberapa suara langgeng Ust. Qiraah, Abdul Basit Muhammad Abdus Shamad.

Menurut laporan asosiasi koresponden Naba' yang berafiliasi dengan berita IQNA, Ust. Abdul Basit Abdus Shamad lahir pada tahun 1927 M. di desa al-Maza'izah, salah satu kota Armant di propinsi Qana, selatan Mesir; yang kemudian dia berubah menjadi seorang qari Al-Quran terbesar dunia Islam dan mendapatkan popularitas internasional, dan ia telah hafal Al-Quran di usianya yang kesepuluh.
Dari ustadz besar qiraat Al-Quran Mesir ini, banyak sekali dituturkan kenangan-kenangan, yang kembali pada lantunan tilawahnya yang indah; salah satu dari kenangan ini juga kembali pada tahun 1950 M, dimana Ust. Abdul Basit dalam sebuah acara ziarah Ahlulbait, yang didirikan dalam rangka menyambut kelahiran Sayidah Zainab (As), dengan permintaan dan izin salah satu sanak dekat Abdul Basit ditetapkan oleh pengurus majelis supaya membaca sekitar 10 menit. Abdul Basit melantunkan ayat-ayat dari surat Al-Ahzab dan tilawah ini terus berlanjut sampai satu setengah jam dan sangat disambut oleh masyarakat.
Pada tahun 1951, Ust. Abdul Basit pergi ke radio Mesir. Dia setelah mendapatkan popularitas dalam beberapa bulan, berhijrah ke Kairo. Dengan bergabungnya ke Radio, sambutan masyarakat mesir untuk membeli antena radio semakin bertambah dan banyak tersebar di rumah-rumah.
Dalam lawatannya ke Jakarta, negara Indonesia, dia melantunkan tilawah Al-Quran Al-Karim di masjid terbesar, di negara ini; dalam kenangannya dari salah satu lawatan tersebut dinukilkan bahwa di situ dijelaskan, di salah satu masjid tersebut lebih dari 250 ribu orang mendengarkan tilawahnya sampai pagi, sementara mereka berdiri.
Ust. Abdul Basit meninggal dunia pada tanggal 30 Febuari 1988 akibat sakit yang dideritanya; penyakit diabetesnya meningkat; ditambah dengan peradangan hati, dan ia tidak mampu lagi bertahan menghadapi dua penyakit ini, lalu dia dibawa ke rumah sakit dr. Badran di Jizah.
Para dokter menyarankan kepadanya supaya berobat ke London, dia pun pergi ke sana, namun setelah sepekan ia tinggal di sana, meminta kepada anaknya, Ibnu Thariq yang menyertainya supaya kembali ke Mesir, seolah-olah ia telah merasakan bahwa ajalnya sudah dekat dan sudah waktunya berjumpa dengan Tuhan.
Hari wafatnya laksana sebuah petir yang masuk dalam hati jutaan kaum muslimin di setiap penjuru dunia, ribuan orang dari para teman suara, pelaksana, dan karakternya dengan semua perbedaan bahasa ikut menghantar jenazahnya; dalam tasyyi' ini seluruh duta-duta negara dunia ikut hadir sebagai ganti dari warganya, dan dikarenakan Abdul Basit penyebab korelasi dan kecintaan di kalangan banyak masyarakat pelbagai negara, tanggal 30 Febuari di setiap tahun, telah diumumkan sebagai hari penghormatan bagi qari besar ini sehingga kaum muslimin mengingat tanggal 30/11/1998 sebagai hari wafatnya seorang qari kaliber dunia yang bernama Ust. Abdul Basit.

 


source : www.iqna.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Pentingnya Persaudaraan Ditengah Umat Islam
Nabi Muhammad SAW Dalam Kitab Suci Agama Hindu!
Imam Ali Menjemput Kesyahidan
Siapa Pembantai Imam Husayn dan pengikutnya di Karbala?
Kenalkah Kau dengan al Husain, Cucu Kesayangan Nabi?
Mengurai Makna Syair Sufi
15 Bagian Binatang Berkaki Empat yang Tidak Boleh Dimakan.
5 Shafar, Syahadah Sayidah Ruqayah as
Apakah ada dalam al-Quran sebuah ayat yang berbicara tentang estetika dan keindahan?
Membaca Salafi, Wahabi dan Khawarij

 
user comment