Diriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Saw yang kandungannya menyebutkan, “Tinggalkan bercanda yang berlebihan. Karena hal itu dapat mematikan hati.”
Perlu diingat bahwa bercanda dengan menghina itu dua hal yang berbeda. Dari sisi lain, bercanda yang sesuai dengan kondisi justru menciptakan keriangan dan kesenangan orang lain, sehingga disebutkan bahwa menyenangkan hati seorang mukmin merupakan ibadah.
Sekaitan dengan ini ada beberapa kisah menarik dari canda Rasulullah Saw.
Ada seorang perempuan mendatangi Nabi Saw dan ia mengadukan perilaku suaminya yang keras dan tidak logis. Ia meminta solusi kepada Rasulullah Saw atas masalah yang dihadapinya ini.
Nabi Saw mendengarkan ucapan perempuan itu dengan seksama dan kemudia berkata, “Suamimu adalah orang yang kedua matanya ada putihnya?”
Perempuan itu tiba-tiba tertegung dan dengan penuh takjub berkata, “Tidak! Matanya tidak putih.”
Tapi setelah itu ia berpikir sendiri dan tanpa berbicara lagi, seakan-akan ia lupa tujuannya menemui Rasulullah Saw dan kemudian kembali ke rumahnya. Ia kemudian menceritakan apa yang terjadi kepada suaminya.
Suaminya berkata, “Apakah engkau tidak melihat putihnya mataku lebih besar dari hitamnya?”
Perempuan itu baru sadar bahwa Nabi Saw bercanda kepadanya dan dengan cara ini beliau ingin agar ia dan suaminya bisa rukun kembali.
***
Suatu hari ada seorang perempuan tua dari Anshar berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah! Berdoalah agar Allah memasukkanku ke dalam surga dan meletakanku dengan hamba-hamba-Nya yang mukmin.”
Nabi Saw menjawab, “Tidak ada perempuan tua di surga.”
Perempuan tua itu tidak pernah membayangkan Nabi Saw akan berkata demikian dan kemudian ia menangis. Bilal bin Rabah yang berada di sana dan mendengar ucapan Nabi Saw dengan penuh rasa takjub berkata, “Bagaimana bisa perempuan tua tidak diperbolehkan untuk memasuki surga?”
Nabi Saw berkata, “Wahai Bilah! Engkau juga harus tahu bahwa tidak ada orang kulit hitam yang akan memasuki surga.”
Sama dengan perempuan tua itu, Bilal tidak pernah membayangkan ucapan itu keluar dari lisan Rasulullah Saw dan mulai menangis.
Pada waktu itu, Abbas, paman Nabi Saw tiba di tempat itu dan ketika menyaksikan perempuan tua da Bilal tengah menangis, ia menanyakan sebabnya kepada Rasulullah Saw.
Bilal menjelaskan apa yang terjadi dan dengan tidak percaya Abbas berkata kepada Rasulullah Saw, “Wahai keponakanku! Apakah benar yang diucapkan oleh Bilal?”
Nabi Saw menjawab, “Iay, benar. Engkau juga perlu tahu bahwa tidak ada pria tua yang akan memasuki surga.”
Ketika beliau melihat wajah Abbas, pamannya yang penuh ketakjuban, Nabi Saw berkata, “Di Hari Kiamat, Allah Swt akan membuat para hamba-Nya yang layak dalam rupa yang tampan, muda dan bercahaya lalu memasuki surga.”
***
Nabi Muhammad Saw dan Imam ali as sedang duduk bersisian dan memakan kurma. Nabi Saw ingin bercanda dengan Ali as. Untuk itu setiap kali beliau selesai memakan kurma, bijinya diletakkan di depan Ali as. Karena keduanya tengah berbicara serius, Ali as tidak terlalu memperhatikan apa yang dilakukan Nabi Saw.
Setelah mereka selesai memakan kurma dan pembicaraan telah selesai, waktu itu Nabi Saw memandang anak pamannya itu lalu berkata, “Menurutmu, siapa dari kita yang paling banyak memakan kurma?”
Imam Ali as melihat biji kurma yang berada di depannya, tapi tidak melihat satu biji kurma pun di depan Nabi Saw. Dengan demikian Imam Ali as merasa Nabi Saw sedang bercanda dan untuk itu beliau berkata, “Saya mengakui lebih banyak makan kurma, tapi seakan-akan Anda terlalu lapar, sehingga biji kurma pun tidak ada yang tersisa.” (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: "Sad Pand va Hekayat" Nabi Muhammad Saw.
source : irib.ir