Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Bersama Kafilah Ramadhan

Allah Swt dalam kehidupan manusia menciptakan momen-momen yang sarat dengan keutamaan dan kedudukan yang tinggi; hari-hari yang penuh rahmat laksana kesejukan angin sepoi yang menyirami kesegaran bagi jiwa dan raga manusia serta memberi mereka semangat baru.Momen-momenitu mengajak manusia untuk bangkit dari tidur dan mengambil jarak dari gemerlap dunia serta merasakan kehadiran Sang Pencipta dan nikmat-nikmat spiritual.Terpaan angin sepoi bisa membawa kita ke poros rahmat Tuhan dan mendorong kit
Bersama Kafilah Ramadhan


Allah Swt dalam kehidupan manusia menciptakan momen-momen yang sarat dengan keutamaan dan kedudukan yang tinggi; hari-hari yang penuh rahmat laksana kesejukan angin sepoi yang menyirami kesegaran bagi jiwa dan raga manusia serta memberi mereka semangat baru.Momen-momenitu mengajak manusia untuk bangkit dari tidur dan mengambil jarak dari gemerlap dunia serta merasakan kehadiran Sang Pencipta dan nikmat-nikmat spiritual.Terpaan angin sepoi bisa membawa kita ke poros rahmat Tuhan dan mendorong kita bergegas menuju ke pangkuan-Nya.


 
 
Bulan Ramadhan merupakan salah satu dari momen keemasan dalam hidup manusia dan kini para penduduk langit dan malaikatmenyambut gembira kedatangan bulan suci ini. Bulan agung telah tiba dan menebarkan semerbak harum aroma spiritual di tengah masyarakat dan membangunkan jiwa-jiwa yang lalai. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan suci, refleksi dari pancaran rahmat Ilahi dan pengampunan-Nya.Ramadhan adalah bulan Allah Swt, bulan diturunkannya al-Quran dan bulan yang paling mulia di sepanjang tahun. Di bulan ini, pintu-pintu langit dan pintu surga dibuka, sementara gerbang-gerbang neraka ditutup rapat. Ibadah di bulan ini diberi ganjaran berlipat ganda dan Lailatul Qadar yang ada di dalamnya lebih baik dari seribu bulan ibadah.
 
 
 
Di penghujung bulan Sya’ban, Rasulullah Saw menyampaikan sebuah khutbah seputar keutamaan dan keagungan Ramadhan dan beliau bersabda, “Wahai hamba Tuhan! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya merupakan paling utamanya hari, malam-malamnya adalah paling utamanya malam, dan detik-detiknya termasuk paling utamanya detik. Inilah bulan ketika kalian diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini, nafas kalian dihitung sebagai tasbih, tidur kalian ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhan kalian dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Dia membimbing kalian untuk menunaikan puasa dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.”
 
 
 
Ramadhan adalah bulan penyucian diri, bulan pembersih jiwa dan batin, bulan untuk melepas diri dari cengkraman syaitan dan hawa nafsu, bulan untuk bertasbih, dan bulan untuk kembali ke jalan Allah Swt. Bulan ini merupakan kombinasi dari kemudahan dan kesulitan. Dari satu sisi, manusia harus berjuang menahan rasa lapar dan haus, memerangi hawa nafsu, menjaga tutur kata, dan menghindari banyak makan. Dari sisi lain, mereka merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, menghirup aroma wangi pengampunan, dan menyirami diri dengan pancaran rahmat Tuhan.
 
 
 
Ramadhan dengan segala pesonanya kembali mendatangi rumah-rumah manusia dan menghadirkan rasa gembira dalam hati kaum Muslim. Mereka menghitung hari untuk menyambut bulan mulia, rasa gembira juga mengguncang jiwa orang-orang yang baru memperoleh hidayah memeluk agama Islam.Bagi mereka ini adalah pengalaman pertama berpuasa dan menikmati keindahan Ramadhan.
 
 
 
Marcos adalah seorang pemuda dari Filipina dan sekarang memilih nama Ahmad Mukmin setelah memeluk agama Islam. Dia sudah tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan dan berkata, “Saya sebelum ini mengejek bulan Ramadhan dan konsep puasa dalam Islam. Selama 10 tahun saya tinggal di Uni Emirat Arab, ibadah puasa yang dijalankan kaum Muslim adalah mimpi buruk bagi saya. Sebuah bulan di mana kita semua membatasi diri di rumah-rumah dan menutup toko-toko kita di kota. Tidak hanya perkara ini yang membuat saya membenci bulan Ramadhan. Sebelumnya saya percaya puasa adalah sebuah bentuk siksaan terhadap jiwa dan raga manusia.”
 
 
 
Akan tetapi, Marcos setelah melakukan kajian dan penelitian yang panjang memilih memeluk agama Islam dan mulai memahami makna hakiki berpuasa. Pandangannya tentang bulan puasa juga berubah total. Setelah masuk Islam, Marcos menunaikan ibadah puasa selama beberapa hari dan mengenai pengalaman pertamanya itu ia berkisah, “Selama ini saya belum pernah merasakan kedamaian seperti ini. Sekarang saya memahami tentang pengaruh-pengaruh puasa bagi dimensi spiritual manusia. Ibadah puasa selain bukan menyiksa diri, tapi justru sangat bermanfaat bagi kesehatan.”
 
 
 
Marcos lebih lanjut menuturkan, “Berpuasa satu bulan selama setahun adalah sebuah pekerjaan yang sangat rasional dan oleh karena itu, Tuhan mewajibkan puasa untuk hamba-Nya sekali dalam satu tahun dan bukan kewajiban sepanjang tahun.Ramadhan kini telah menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Sebuah pengalaman yang sarat dengan kedamaian dan kegembiraan. Saya tak sabar menanti datangnya bulan Ramadhan.”
 
 
 
Penantian datangnya Ramadhan juga dilakukan oleh Amina, seorang mualaf yang tinggal di Yordania. Wanita yang sebelumnya bernama Caroline ini menganggap puasa sebagai latihan untuk melatih kesabaran, mengendalikan hawa nafsu, dan meningkatkan derajat spiritual. Dia menyebut ibadah shalat dan membaca al-Quran sebagai amal shaleh untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Berkenaan dengan puasa, Amina yang berasal dari Afrika Selatan ini berkata, “Puasa adalah sebuah jalan baik untuk meningkatkan kedamaian jiwa. Di bulan puasa, kaum Muslim menahan diri dari makan dan minum mulai dari azan subuh sampai terbenamnya matahari dan mendekatkan jiwa mereka ke sisi Tuhan.”
 
 
 
Ramadhan adalah bulan Allah Swt, sebuah momentum untuk mengingat-Nya.Refleksi kecintaan yang paling kecil adalah mengingat Dzat yang kita cintai. Pecinta harus selalu mengingat kekasih dan mengingatnya merupakan jalan utama untuk membuktikan kecintaan. Para pemuka agama menganggap zikir sebagai sebuah keharusan untuk meningkatkan derajat orang Mukmin guna mencapai keridhaan Tuhan. Sebab, berzikir bukan hanya menggerakkan lisan,tapi kehadiran seorang pecinta di hadapan Sang Kekasih. Zikir adalah penyatuan antara orang yang jatuh cinta dengan Dzat yang ia cintai. Imam Ali as berkata, “Zikir adalah kebersamaan dengan kekasih.” Pada dasarnya orang yang selalu mengingat Tuhan, Dia juga akan mengingat hambanya itu. Dan ini adalah pengertian dari kecintaan dan kebersamaan dengan Tuhan.
 
 
 
Tubuh manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk meneruskan kelangsungan hidupnya, begitu juga dengan jiwa manusia, ia jugamemerlukan nutrisi untuk melanjutkan kehidupan spiritual dan menapaki derajat kemanusiaan. Imam Ali as menyebut zikir dan mengingat Tuhan sebagai sumber kekuatan jiwa seseorang. Adapun berkenaan dengan keutamaan dan berkah zikir di bulan puasa, Imam Ali Zainal Abidin as dalam munajatnya memperkenalkan zikir sebagai sumber kehidupan hati dan berseru, “Ya Tuhanku! Hatiku hidup dengan mengingat-Mu dan api kegelisahan dan kesakitan hanya padam dengan bermunajat kepada-Mu.”
 
 
 
Salah satu dari kriteria berzikir di bulan Ramadhan adalah kelezatan dan kenikmatannya. Rasulullah Saw dalam doa harian bulan Ramadhan berseru, “Ya Allah! Anugerahkan kepadaku di dalamnya kelezatan dan kenikmatan berzikir kepada-Mu.” Selama manusia belum merasakan kelezatan dan kenikmatan beribadah kepada Allah Swt, maka mereka belum mampu memahami arti penghambaan dan zikir serta belum menikmati dampaknya dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kelezatan hidup akan terasa ketika dihabiskan dengan mengingat kekasih dan tidak melewati sedetik pun tanpa menyebutnya.
 
 
 
Oleh karena itu, orang yang memahami kehadiran permanen kekasih dan mengerti hakikatnya, mereka akan menikmati kehidupan yang damai dan suci.Bulan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk menggapai kehidupan yang damai bertaburan rahmat Tuhan. Ramadhan adalah bulan untuk memperbanyak munajat. Allah Swt membuka pintu rahmat seluas-luasnya pada bulan ini dan manusia dapat memohon apa saja yang mereka inginkan. Sebenarnya, salah satu tugas orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan adalah berdoa dan memohon kebutuhan-kebutuhannya kepada Allah Swt. Seorang hamba harus selalu menjulurkan tangannya kepada Sang Pencipta untuk memohon segala kebutuhan. (IRIB Indonesia/RM)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Waktu Kelahiran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. yang Benar
Sayidah Zainab dan Ketegaran Sejati
Sejarah Syiah: Sejak Zaman Rasulullah SAW sampai Abad 14 H
Asyura, Mengukir Semangat Juang dan Cinta
Apakah Imam Mahdi punya anak sehingga disebut aba shaleh
faktor-faktor kemunculan Imam Zaman Ajf (2)
Imam Jawad; Samudera Ilmu dan Takwa
Imam Jawad; Samudera Ilmu dan Takwa
Ketika Musa Berburu Keadilan
Imam Jalaluddin As-Suyuthi Tentang Peristiwa Karbala

 
user comment