Menurut Kantor Berita ABNA, Massa dari sejumlah ormas islam unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/7) siang.Ribuan pengunjuk rasa tersebut menamakan aksinya sebagai aksi peringatan Hari Al –Quds, sebagaimana dilansir dari suara.com.
"Ini dari seluruh ormas yang cinta sama Palestina. Diperingatkan sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina, Ini bukan hanya diperingati di Indonesia. Tapi seluruh dunia juga memperingatinya," kata kordinator aksi dari ormas Al-Muntazar, Edi. Di depan kantor kedubes, mereka berorasi sambil mengibarkan bendera Palestina. Mereka meminta pemerintah peka terhadap penderitaan bangsa Palestina.
"Kita sih nggak muluk-muluk, mereka juga nggak minta banyak, minta diperhatikan juga. Indonesia kan pas baru-baru merdeka Palestina juga yang mendukung," katanya.
Setelah melakukan aksi di depan gedung Kedubes Amerika, demonstran bergerak menuju ke Bundaran Hotel Indonesia. "Ini acara dari jam dua, terus mau ke HI, kira-kita selesai sore," kata Edi.
“Demo Yaumul Quds adalah demo tahunan terbesar di dunia,” terang Mujtahid Hashem, Direktur Voice of Palestine. “Di seluruh dunia, demo al-Quds dilaksanakan, termasuk di Jakarta ini.”
Menurut Mujtahid, pembelaan terhadap ketertindasan bangsa Palestina adalah persoalan kemanusiaan. Ia lintas madzhab, agama, budaya dan ras.
“Membela Palestina adalah tugas konstitusional bangsa kita, juga tanggung jawab kemanusiaan kita, juga tanggungjawab kita kepada Tuhan. Karena itulah kita hadir di sini.”
“Apa pun kelompok dan agama Anda, jika Anda manusia, secara logis pasti akan membela Palestina yang tertindas. Orang yang tidak ikut membela Palestina berarti ia berdiri di sisi penjajah Israel dan tak layak berada di bumi Indonesia yang anti penindasan.” tambah Mujtahid.
Sementara Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia, Hasan Daliel yang ikut berorasi menyuarakan pembebasan Palestina ini menyatakan bahwa Israel pasti tumbang.
“Dunia semakin menuju keadilan. Dunia sedang teriak kenapa kami dizalimi, kami menuntut keadilan yang beradab,” ujar Hasan. “Israel jelas tak beradab, Israel itu biadab, menjajah dan menindas Palestina. Israel pasti tumbang.”
Hasan Daliel menyebutkan bahwa penyeru gerakan Yaumul Quds sebagai hari kemerdekaan Palestina sedunia ini, Imam Khomeini adalah sosok yang menyuarakan keadilan. Seperti halnya presiden pertama Indonesia, Soekarno.
“Imam Khomeini adalah pembela kemanusiaan. Ia pun memuji Bung Karno sebagai pembela kemanusiaan yang membela Palestina.”
Semakin membesarnya demo al-Quds ini di seluruh penjuru dunia menurut Mujtahid telah membuat Zionis Israel ketakutan dan selalu berusaha menghalang-halanginya.
“Di mana pun kita berada, kita wajib menyuarakan persatuan untuk melawan antek Zionis dan Amerika. Kesadaran untuk melawan penindasan Zionis wajib terus ditumbuhkan. Di mana pun berada,” pesan Mujtahid. Sebagaimana dilansir dari ahlulbaitindonesia.or.id.
Hari Al Quds atau Yaumul Quds diperingati sebagai bentuk solidarias untuk pembebasan bangsa Palestina dari penjajahan bangsa zionis. Hari Al-Quds pertama kali dicetuskan oleh mendiang Imam Ruhullah Komeini pada tahun 1979. Hari Al-Quds Internasional juga disebut dengan Hari Wahdat atau Hari Persatuan yang ditujukan bagi semua manusia yang menginginkan kebebasan, kehormatan serta lepas dari kungkungan kekuatan kolonialisme dan imperialisme. Di Indonesia bukan hanya diadakan di Jakarta, namun juga disejumlah kota besar lainnya, seperti Bandung, Semarang, Medan dan Makassar.
source : abna