Khatib Shalat Jumat Tehran mengapresiasi upaya tak kenal lelah dan logika kuat tim perunding nuklir Republik Islam Iran dalam mempertahankan hak-hak bangsa negara ini.
Ayatullah Mohammad Ali Movahedi Kermani dalam khutbah kedua, Jumat (17/7), menyinggung negosiasi intensif tim perunding nuklir Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman) di Wina, Austria.
Khatib Shalat Jumat Tehran mengatakan, prestasi nuklir Wina merupakan kemuliaan besar bagi bangsa Iran, di mana kehormatan ini berkat stabilitas rakyat yang penuh kesabaran dan tak kenal lelah.
Ayatullah Movahedi Kermani menambahkan, kesabaran rakyat Iran dalam mengahadapi kesulitan ekonomi yang dibuat oleh musuh telah menyebabkan musuh-musuh bangsa negara ini frustasi.
Rakyat Iran, kata Ayatullah Movahedi Kermani, juga telah memahamkan musuh bahwa sanksi-sanksi kejam tidak akan membuat mereka menyerah atas hak-haknya, dan sikap ini telah memaksa kekuatan-kekuatan dunia untuk menghormati bangsa Iran.
Khatib Shalat Jumat Tehran menilai prestasi nuklir di Wina juga berkat bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam yang telah menunjukan jalur yang benar kepada tim perunding nuklir Iran melaiui pengawasan cermat dan pemberitahuannya.
Ayatullah Movahedi Kermani menilai kemarahan rezim Zionis Israel dan Arab Saudi atas isi kesimpulan negosiasi di Wina menandakan terealisasinya tujuan-tujuan Iran dalam kesimpulan tersebut meskipun status akhir dari pernyataan Wina belum jelas, sebab kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama Wina harus mencapai persetujuan dari Kongres AS, parlemen Iran dan Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran.
Khatib Shalat Jumat Tehran lebih lanjut menyinggung pihak lawan runding yang tidak bisa dipercaya berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Ayatullah Movahedi Kermani menasihati delegasi nuklir Iran dan menuturkan, hari-hari sulit menanti tim perundng nuklir Iran, sebab, ada kemungkinan mereka akan menghadapi pelanggaran komitmen dari sejumlah kekuatan perunding.
"Rakyat Iran menyetujui kesepakatan yang menjamin hak-hak mereka dan menjaga garis merah Republik Islam Iran," tegasnya.
Menurut Ayatullah Movahedi Kermani, tidak melupakan cita-cita Revolusi Islam khususnya anti-arogansi, pencabutan sanksi kejam secara sekaligus, dan pengembalian aset dan kekayaan Iran yang diblokir, merupakan bagian dari tuntutan rakyat negara ini. (IRIB Indonesia/RA)
source : irib.ir