Perdana Menteri Malaysia meminta para pemimpin dunia untuk memerangi terorisme dan ekstremisme.
Datuk Seri Najib Tun Razak mengungkapkan hal itu ketika membuka Konferensi Tingkat Tinggi ke-27 ASEAN, di Kuala Lumpur Convention Center atau KLCC, Sabtu (21/11/2015) seperti dilansir Reuters.
Dalam sambutan pembukaannya, Najib menyinggung aksi kekerasan dan terorisme di sejumlah negara, termasuk di Perancis dan Mali, yang menewaskan ratusan orang.
Menurutnya, diperlukan solusi baru untuk mengatasi masalah ekstremisme dan terorisme di dunia. Sebab, kekuatan militer saja tidak akan cukup untuk mengalahkan orang-orang yang bertekad menyulut perang, kekacauan, kematian dan kesedihan sertas keputusasaan.
"Ini adalah ideologi yang disebarkan oleh ekstremis. Ini yang merupakan penyebab kekerasan sadis ini," ujarnya.
Najib menegaskan, kita tidak boleh melupakan bahwa ideologi itu adalah kebohongan semata. Ia juga meyakinkan bahwa ideologi ekstremisme dan terorisme adalah bukan Islam, dan Malaysia berdiri di depan untuk melawan "kejahatan baru" yang menghujat Islam itu.
"Teroris harus dihadapkan dengan kekuatan penuh hukum," tegasnya.
ASEAN, kata Najib, berduka atas serangan mematikan para teroris di Perancis, Mali, dan negara-negara lain.
Pembukaan KTT ASEAN ke-27 dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Presiden Filipina Benigno S. Aquino III, PM Kamboja Hun Sen, PM Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, PM Laos Thongsing Thammavong, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, PM Thailand Prayut Chan-Ocha, PM Singapura Lee Hsien Loong, dan Presiden Myanmar U Thein Sein. (IRIB Indonesia/RA)
source : irib