Indonesian
Thursday 18th of July 2024
0
نفر 0

Rezim Saudi sedang Berada di Ambang Kehancurannya

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrullah menegaskan bahwa kejahatan Saudi mengeksekusi mati Syaikh Nimr Baqir al Nimr tidak akan dianggap enteng.
Rezim Saudi sedang Berada di Ambang Kehancurannya

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrullah menegaskan bahwa kejahatan Saudi mengeksekusi mati Syaikh Nimr Baqir al Nimr tidak akan dianggap enteng.

Dalam orasinya yang disiarkan secara live di televisi dalam acara memperingati wafatnya Syaikh Mohammad Khatoun, di Beirut ibu kota Lebanon, ia mengatakan, "Eksekusi mati terhadap ulama Islam oleh rezim Saudi adalah pesan raja Saudi kepada dunia Islam, bahwa siapapun yang mengkritik al Saud maka jawabannya adalah darahnya harus tertumpah.”

Ia melanjutkan, “Tanah Nabi, tanah umat Islam telah dikangkangi keluarga al Saud dan membangun istananya diatas tulang dan darah orang-orang disana.”

“Tanah dari dua masjid suci, tanah kelahiran Nabi dan keluarganya telah secara serampangan disebut kerajaan Arab Saudi. Tanah suci umat Islam secara tidak adil dinamai stau keluarga, keluarga al Saud, yang mereka rebut paksa dengan merenggut nyawa, meneror dan membunuh umat Islam dengan bantuan Inggris melalui pembiayaan dan dukungan. Kerajaan Saudi dibangun diatas mayat-mayat orang yang dibantai.” kritiknya.

Lebih lanjut Sayid Hasan Nashrullah menyebut Syaikh Nimr dan orang-orang Arab di wilayah timur Arab Saudi berhak untuk mendapatkan penghidupan yang layak, berhak secara merdeka menyampaikan pendapatnya, dan hal itulah yang dituntut Syaikh Nimr dalam perjuangannya. Ia menyebut bahwa kemartiran Syaikh Nimr sama dalam konteks perjuangan Imam Husain As, menyuarakan kebenaran dan menentang penindasan dan kesewenang-wenangan.

"Apakah pengadilan Saudi memiliki bukti bahwa Syaikh Nimr bersenjata, atau menyerukan pendukungnya menggunakan senjata? Apakah ia membentuk sebuah kelompok bersenjata? Apakah dia menyerukan kekerasan dan senjata?.” tanyanya.

Sayid Hasan Nashrullah menekankan bahwa ulama dan aktivis-aktivis Islam yang terbunuh adalah tokoh-tokoh oposisi yang menyerukan tuntutannya secara damai, di Bahrain dan Provinsi Syarqi Arab Saudi.

“Pendekatan Syaikh Nimr dalam menyampaikan protes dan tuntutannya adalah dengan cara damai, demikian pula yang terjadi di Bahrain. Namun dijawab oleh rezim dengan kekerasan dan penumpahan darah.” lanjutnya.

"Syaikh  al-Nimr dengan penuh keberanian menyatakan pendapatnya dan disampaikannya dengan cara yang damai. Ia seorang reformis yang menuntut hak-hak rakyat Arab yang tertindas. Ia tidak pernah menghasut untuk melakukan makar dan pemberontakan bersenjata.” tambahnya.

Pada bagian lain pidatonya, Sekjen Hizbullah tersebut menjawab mengapa eksekusi mati Syaikh Nimr baru diadakan sekarang. Menurutnya penundaan eksekusi tersebut sekedar untuk memberi kesan kepada dunia internasional bahwa Saudi juga memiliki pengadilan, memiliki hukum dan memberi kesempatan kepada tahanan politik untuk membela diri, namun itu semua hanya kamuflase, sebab telah menjadi rahasia umum, tidak ada tempat bagi oposisi, kritik dan argumen dalam kerajaan Arab Saudi.

Dalam lanjutan pidatonya, Hasan Nashrullah menegaskan bahwa sumber utama dan landasan ideologi takfiri  yang berkembang di dunia Islam dan membawa teror mematikan berasal dari rezim keluarga al  Saud.

“Apa belum waktunya untuk menuntut Saudi atas ideologi takfiri yang mereka sebar dan kelompok-kelompok teroris yang mereka dukung dan danai?. Keluarga al Saud adalah dalang dari semua darah yang tertumpah di negara-negara Arab dan dunia Islam. Saudi menyerang Yaman dan hendak menghancurkannya, ketika rakyat Yaman secara tegas menyatakan hendak merdeka dan tidak lagi bekerja untuk kepentingan keluarga al Saud. Ini menegaskan, siapapun yang menentang keluarga al Saud harus dibunuh.” tegasnya.

Sayid Hasan Nasrullah juga menegaskan bahwa rezim Arab Saudi sedang menanti waktu-waktu kehancurannya. Ia berkata, “Ketika suatu rezim telah kehilangan hati nuraninya untuk mendengarkan suara dan jeritan kemanusiaan, maka itu petanda rezim tersebut seang berada diambang kejatuhannya.”

“Darah Syaikh al-Nimr akan mengganggu al-Saud sampai hari kiamat". Tambahnya.

Selanjutnya, Sayid Hasan Nashrullah mengingatkan bahwa terbunuhnya Syaikh Nimr jangan sampai dibawa keranah konflik Sunni-Syiah. Menurutnya itu bukan masalah Sunni dan Syiah melainkan persoalan rezim otoriter yang anti demokrasi dan anti pada kebenaran dan kemanusiaan.

Ia mengatakan, "Kita harus menyadari hal ini dan tidak harus mengubah masalah menjadi konflik Sunni-Syiah. Mengubahnya menjadi isu sektarian adalah tindakan pengkhianatan terhadap darah Syaikh al-Nimr dan melayani keperluan pembunuhnya.”

Lebih lanjut ia menyebut, para pendukung Arab Saudi tidak jauh beda dengan ISIS. Yang disebutnya lahir dari tempat belajar yang sama, pemikiran yang sama, bacaan yang sama dan amalan-amalan yang sama.

Ia mengatakan, “Buku-buku ISIS yang dipakai untuk mengajar anak-anak dan menghasut anak muda, adalah juga yang sama persis yang diajarkan di Arab Saudi. Para teroris yang membuat kacau di negeri ini adalah boneka yang dilatih, didanai dan didukung keluarga Saudi. Saud telah menyebar ideologi horornya keseluruh wilayah kawasan.”

"Keluarga Al-Saud selalu berusaha untuk menciptakan ketegangan antara Sunni-Syiah dengan meletuskan konflik.” Ungkapnya.  

Dibagian akhir  pidatonya berkenaan dengan rezim Zionis, Sayid Hasan Nashrullah menegaskan, “Tanda-tana kehancuran rezim tirani dan penindas, telah mulai ditenun dicakrawala.”


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Hasyim Muzadi : Santri Mesti dibekali Kemampuan Tahlilul Masa’il
Sejak Putin jadi Presiden, Dibangun 7500 Masjid di Seluruh Wilayah Rusia
Riwayat Qarati: Sayid Ini Lagi, Belum Mengerjakan Shalatnya!
PBNU Gelar International Islamic Cultural Expo
Rakyat Iran Rayakan Keberhasilan Perundingan Nuklir
Orang Tak Dikenal Serang Dua Polisi di Mapolres Banyumas
Konflik di Irak Bukan Karena Pertikaian Sunni-Syiah
Subhanallah, Anak Usia Tiga Tahun Hafal Alquran
Hari Santri, Merayakan Sikap Jalan Tengah
Penulis Karikatur Asal Brasil Kritik PBB yang Bungkam atas Kekejaman ISIS

 
user comment