Pada tanggal satu Dzulkaidah 173 Hijriah, lahir seorang
bayi mulia di rumah Imam Musa Kadzim. Sang ayah
menamainya Fatimah, dan lebih dikenal dengan sebutan
Maksumah. Kelahirannya juga disambut dan dirayakan para
pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw, bahkan hingga kini.
Meskipun telah berlalu lebih dari seribu tahun, tapi
hari kelahiran Sayidah Maksumah setiap tahun
diperingati dengan suka cita.
Hari ini, di kota suci Qom, tempat Sayidah Maksumah
dimakamkan, ribuan peziarah mendatangi makam suci
beliau untuk mendapatkan berkahnya. Dengan mengikatkan
diri kepada Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya, mereka
merasakan kedamaian dan keamanan, serta kekuatan untuk
keluar dari pusaran keputusasaan.
Di hari mulia ini, kami segenap kru Radio Melayu Suara
Republik Islam Iran menyampaikan selamat atas kelahiran
Sayidah Maksumah kepada para pendengar sekalian. "Salam
atasmu wahai putri waliullah. Salam bagimu putri Musa
bin Jafar. Rahmat dan berkah ilahi teriring untukmu."
Sayidah Maksumah lahir dan dibesarkan di rumah
kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah orang-orang yang
memiliki keutamaan Akhlak. Ibadah dan kezuhudan,
ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan dan
kesucian menjadi sifat-sifat mulia keluarga suci ini.
Mereka adalah nahkoda kapal kemanusiaan. Ayahnya, Imam
Kadzim, dan ibunya Sayidah Najmah Khatun, adalah sosok
mulia dan agung. Selain kedua orang tuanya, Sayidah
Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi
pembimbingnya, yaitu Imam Ridha.
Pada tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hijriah, Sayidah
Maksumah bersama rombongannya tiba di kota Qom. Para
tokoh dan ulama, serta masyarakat Qom menyambut
rombongan keluarga Nabi Saw. Di kota ini pula Sayidah
Maksumah wafat, dan dimakamkan di sana. Jauh hari
sebelum kelahiran dan wafatnya Sayidah Maksumah, Imam
Shadiq berkata, "Haram Allah swt berada di Mekah. Haram
Rasulullah Saw berada di Madinah. Haram Amirul Mukminin
berada di Kufah. Dan kami [Ahlul Bait] memiliki haram
di Qom. Seorang perempuan dari salah satu keturunanku
bernama Fatimah akan dimakamkan di sana."
Ajaran Islam memandang gender bukan ukuran kemuliaan
dan keutamaan manusia. Sebab, kemuliaan dan keutamaan
ditentukan oleh keimanan, ilmu dan akhlaknya. Berbagai
ayat al-Quran menjelaskan penolakan segala bentuk
ukuran keutamaan manusia, kecuali ketakwaannya.
Semua manusia, baik laki-laki dan perempuan bisa
mencapai kesempurnaan dengan ketakwaan, ibadah dan amal
shalihnya. Salah satu contoh terbaik adalah Sayidah
Maksumah. Selain memiliki akhlak mulia, beliau juga
dikenal sebagai orang yang ahli ibadah, suci dan
berilmu tinggi.
Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam penyebaran ilmu
pengetahuan dan keimanan menunjukkan posisi dan
kedudukan wanita yang tinggi dalam sejarah kebudayaan
Islam. Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa
Islam sangat menghargai perempuan dan menempatkannya
pada kedudukan tinggi, sehingga dari sisi keutamaan
spiritual, keilmuan dan kemuliaan akhlak menjadi
teladan bukan hanya bagi perempuan saja.
Salah satu karakteristik Sayidah Maksumah adalah
keilmuannya. Sejak usia kanak-kanak, Sayidah Maksumah
telah menunjukkan kecerdasaan dan keluasan ilmunya.
Sayidah Fatimah berjuang keras dalam menuntut ilmu dan
pengetahuan Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi
ilmu yang disampaikan oleh ayahnya ketika menyampaikan
kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan tanggung jawab
besar dan amanat yang tertanam dalam jiwa putri Imam
Musa as. Terkait hal ini, dalam salah satu doa ziarah
kepada Sayidah Maksumah disebutkan, "Salam atasmu wahai
Fatimah binti Musa, sang hujah dan terpercaya".
Sayidah Fatimah senantiasa menyebarkan ilmu dan membela
kebenaran dalam kondisi sulit sekalipun. Sayidah
Fatimah didampingi Imam Ali ar-Ridha mengamalkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari ayahnya. Ketika Imam
Kadzim tidak ada, Sayidah Maksumah hadir memberikan
jawaban atas berbagai permasalahan yang ditanyakan para
pengikut Ahlul Bait, bahkan ketika beliau masih berusia
belia.
Sejarah mencatat, suatu hari sekelompok pengikut syiah
datang ke kota Madinah untuk meminta jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mereka kepada Imam Musa Kadzim.
Ketika sampai di pekarangan rumah beliau, mereka
mendapat berita bahwa Imam Kadzim masih menempuh
perjalanan. Lalu, mereka menulis seluruh pertanyaan dan
menyerahkan kepada anggota keluarga Imam Kadzim.
Mereka menetap di kota Madinah selama beberapa hari dan
kemudian kembali ke rumah Imam Kazim untuk berpamitan.
Ketika itu, mereka melihat Sayidah Maksumah yang masih
kecil telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Ketika mereka beranjak pulang, di tengah pertengahan
jalan bertemu dengan Imam Kadzim dan menceritakan
kejadian yang dialami. Beliau meminta surat tersebut
dari mereka, kemudian membaca dan menelaahnya. Jawaban
Sayidah Maksumah dibenarkan oleh Imam Kadzim. Itulah
sebabnya beliau disebut Shadiqah, yang berarti orang
yang terpercaya.
Sayidah Fatimah juga dikenal dengan nama agung
"Muhadatsah", yang berarti perawi Hadis. Beliau
senantiasa mengingatkan umat Islam mengenai Imamah dan
Ahlul Bait melalui rangkaian hadis. Makmun merancang
makar dengan mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada
Imam Ridha. Tujuannya tak lebih demi meredam perlawanan
para pengikut Ahlul Bait.
Sayidah Maksumah menyadarkan masyarakat mengenai
kepemimpinan Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw. Oleh karena
itu, sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah
dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait, khususnya di saat
masalah kepemimpinan tengah dirongrong konspirasi
musuh.
Di antara hadis lain yang diriwayatkan Sayidah Maksumah
adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia
Imam Ali as. Hadis ini menjelaskan kedudukan Imam Ali
terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa
as. Sayidah Maksumah juga menjelaskan peristiwa penting
di Ghadir Khum untuk mengingatkan umat Islam supaya
tidak lalai dari amanat Nabi Muhammad Saw tentang
kepemimpinan setelahnya. Sayidah Maksumah berkata,
"Apakah kalian lupa dengan sabda Nabi Muhammad Saw di
hari Ghadir, 'Siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin,
maka Ali menjadi pemimpinnya."
Selain itu, beliau dikenal dengan nama mulia lain
seperti Thahirah, yang bermakna orang yang suci, dan
Karimah Ahlul Bait, yang bermakna wanita agung Ahlul
Bait, karena kedudukannya yang tinggi. Terkait hal ini,
Imam Ali ar-Ridha berkata, "Barang siapa yang
menziarahi [Sayidah] Maksumah di [kota] Qom, sama
seperti menziarahiku."
Sayidah Maksumah sepanjang sejarah dikenal luas di
kalangan pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw. Hingga
kini, makamnya diziarahi para pecinta Ahlul Bait yang
datang dari seluruh penjuru dunia. Berkat keberadaan
Sayidah Fatimah, Qom menjadi kota penting di dunia. Di
kota suci ini berdiri pusat pendidikan agama Islam
Syiah terbesar di dunia, sekaligus pusat penyebaran
ajaran Islam.
Aura spiritualitas yang dipancarkan makam suci Sayidah
Fatimah memberikan pencerahan intelektual bagi para
ulama, dan berkah bagi masyarakat luas. Sepanjang
sejarah, kota Qom telah melahirkan para ulama
terkemuka.
source : alhassanain