Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Sayidah Maksumah, Karimah Ahlul Bait

Pada tanggal satu Dzulkaidah 173 Hijriah, lahir seorang bayi mulia di rumah Imam Musa Kadzim. Sang ayah menamainya Fatimah, dan lebih dikenal dengan sebutan Maksumah. Kelahirannya juga d
Sayidah Maksumah, Karimah Ahlul Bait



Pada tanggal satu Dzulkaidah 173 Hijriah, lahir seorang

bayi mulia di rumah Imam Musa Kadzim. Sang ayah

menamainya Fatimah, dan lebih dikenal dengan sebutan

Maksumah. Kelahirannya juga disambut dan dirayakan para

pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw, bahkan hingga kini.

Meskipun telah berlalu lebih dari seribu tahun, tapi

hari kelahiran Sayidah Maksumah setiap tahun

diperingati dengan suka cita.

Hari ini, di kota suci Qom, tempat Sayidah Maksumah

dimakamkan, ribuan peziarah mendatangi makam suci

beliau untuk mendapatkan berkahnya. Dengan mengikatkan

diri kepada Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya, mereka

merasakan kedamaian dan keamanan, serta kekuatan untuk

keluar dari pusaran keputusasaan.

 

Di hari mulia ini, kami segenap kru Radio Melayu Suara

Republik Islam Iran menyampaikan selamat atas kelahiran

Sayidah Maksumah kepada para pendengar sekalian. "Salam

atasmu wahai putri waliullah. Salam bagimu putri Musa

bin Jafar. Rahmat dan berkah ilahi teriring untukmu."

 

Sayidah Maksumah lahir dan dibesarkan di rumah

kemuliaan. Ayah dan ibunya adalah orang-orang yang

memiliki keutamaan Akhlak. Ibadah dan kezuhudan,

ketakwaan, kejujuran, kesabaran, kedermawanan dan

kesucian menjadi sifat-sifat mulia keluarga suci ini.

Mereka adalah nahkoda kapal kemanusiaan. Ayahnya, Imam

Kadzim, dan ibunya Sayidah Najmah Khatun, adalah sosok

mulia dan agung. Selain kedua orang tuanya, Sayidah

Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi

pembimbingnya, yaitu Imam Ridha.

 

Pada tanggal 23 Rabiul Awal 201 Hijriah, Sayidah

Maksumah bersama rombongannya tiba di kota Qom. Para

tokoh dan ulama, serta masyarakat Qom menyambut

rombongan keluarga Nabi Saw. Di kota ini pula Sayidah

Maksumah wafat, dan dimakamkan di sana. Jauh hari

sebelum kelahiran dan wafatnya Sayidah Maksumah, Imam

Shadiq berkata, "Haram Allah swt berada di Mekah. Haram

Rasulullah Saw berada di Madinah. Haram Amirul Mukminin

berada di Kufah. Dan kami [Ahlul Bait] memiliki haram

di Qom. Seorang perempuan dari salah satu keturunanku

bernama Fatimah akan dimakamkan di sana."  

 

Ajaran Islam memandang gender bukan ukuran kemuliaan

dan keutamaan manusia. Sebab, kemuliaan dan keutamaan

ditentukan oleh keimanan, ilmu dan akhlaknya. Berbagai

ayat al-Quran menjelaskan penolakan segala bentuk

ukuran keutamaan manusia, kecuali ketakwaannya.

 

Semua manusia, baik laki-laki dan perempuan bisa

mencapai kesempurnaan dengan ketakwaan, ibadah dan amal

shalihnya. Salah satu contoh terbaik adalah Sayidah

Maksumah. Selain memiliki akhlak mulia, beliau juga

dikenal sebagai orang yang ahli ibadah, suci dan

berilmu tinggi.

 

Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam penyebaran ilmu

pengetahuan dan keimanan menunjukkan posisi dan

kedudukan wanita yang tinggi dalam sejarah kebudayaan

Islam. Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa

Islam sangat menghargai perempuan dan menempatkannya

pada kedudukan tinggi, sehingga dari sisi keutamaan

spiritual, keilmuan dan kemuliaan akhlak menjadi

teladan bukan hanya bagi perempuan saja.

 

Salah satu karakteristik Sayidah Maksumah adalah

keilmuannya. Sejak usia kanak-kanak, Sayidah Maksumah

telah menunjukkan kecerdasaan dan keluasan ilmunya.

Sayidah Fatimah berjuang keras dalam menuntut ilmu dan

pengetahuan Islam. Beliau tidak menambah dan mengurangi

ilmu yang disampaikan oleh ayahnya ketika menyampaikan

kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan tanggung jawab

besar dan amanat yang tertanam dalam jiwa putri Imam

Musa as. Terkait hal ini, dalam salah satu doa ziarah

kepada Sayidah Maksumah disebutkan, "Salam atasmu wahai

Fatimah binti Musa, sang hujah dan terpercaya".  

 

Sayidah Fatimah senantiasa menyebarkan ilmu dan membela

kebenaran dalam kondisi sulit sekalipun. Sayidah

Fatimah didampingi Imam Ali ar-Ridha mengamalkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dari ayahnya. Ketika Imam

Kadzim tidak ada, Sayidah Maksumah hadir memberikan

jawaban atas berbagai permasalahan yang ditanyakan para

pengikut Ahlul Bait, bahkan ketika beliau masih berusia

belia.

 

Sejarah mencatat, suatu hari sekelompok pengikut syiah

datang ke kota Madinah untuk meminta jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan mereka kepada Imam Musa Kadzim.

Ketika sampai di pekarangan rumah beliau, mereka

mendapat berita bahwa Imam Kadzim masih menempuh

perjalanan. Lalu, mereka menulis seluruh pertanyaan dan

menyerahkan kepada anggota keluarga Imam Kadzim.

 

Mereka menetap di kota Madinah selama beberapa hari dan

kemudian kembali ke rumah Imam Kazim untuk berpamitan.

Ketika itu, mereka melihat Sayidah Maksumah yang masih

kecil telah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Ketika mereka beranjak pulang, di tengah pertengahan

jalan bertemu dengan Imam Kadzim dan menceritakan

kejadian yang dialami. Beliau meminta surat tersebut

dari mereka, kemudian membaca dan menelaahnya. Jawaban

Sayidah Maksumah dibenarkan oleh Imam Kadzim. Itulah

sebabnya beliau disebut Shadiqah, yang berarti orang

yang terpercaya.

 

Sayidah Fatimah juga dikenal dengan nama agung

"Muhadatsah", yang berarti perawi Hadis. Beliau

senantiasa mengingatkan umat Islam mengenai Imamah dan

Ahlul Bait melalui rangkaian hadis. Makmun merancang

makar dengan mengusulkan posisi Putra Mahkota kepada

Imam Ridha. Tujuannya tak lebih demi meredam perlawanan

para pengikut Ahlul Bait.

 

Sayidah Maksumah menyadarkan masyarakat mengenai

kepemimpinan Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw. Oleh karena

itu, sejarah mencatat perjuangan besar Sayidah Maksumah

dalam mengokohkan Imamah Ahlul Bait, khususnya di saat

masalah kepemimpinan tengah dirongrong konspirasi

musuh.

 

Di antara hadis lain yang diriwayatkan Sayidah Maksumah

adalah Hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia

Imam Ali as. Hadis ini menjelaskan kedudukan Imam Ali

terhadap Nabi Saw, seperti posisi Harun bagi Nabi Musa

as. Sayidah Maksumah juga menjelaskan peristiwa penting

di Ghadir Khum untuk mengingatkan umat Islam supaya

tidak lalai dari amanat Nabi Muhammad Saw tentang

kepemimpinan setelahnya. Sayidah Maksumah berkata,

"Apakah kalian lupa dengan sabda Nabi Muhammad Saw di

hari Ghadir, 'Siapa yang menjadikanku sebagai pemimpin,

maka Ali menjadi pemimpinnya."

 

Selain itu, beliau dikenal dengan nama mulia lain

seperti Thahirah, yang bermakna orang yang suci, dan

Karimah Ahlul Bait, yang bermakna wanita agung Ahlul

Bait, karena kedudukannya yang tinggi. Terkait hal ini,

Imam Ali ar-Ridha berkata, "Barang siapa yang

menziarahi [Sayidah] Maksumah di [kota] Qom, sama

seperti menziarahiku."

 

Sayidah Maksumah sepanjang sejarah dikenal luas di

kalangan pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw. Hingga

kini, makamnya diziarahi para  pecinta Ahlul Bait yang

datang dari seluruh penjuru dunia. Berkat keberadaan

Sayidah Fatimah, Qom menjadi kota penting di dunia. Di

kota suci ini berdiri pusat pendidikan agama Islam

Syiah terbesar di dunia, sekaligus pusat penyebaran

ajaran Islam.

 

Aura spiritualitas yang dipancarkan makam suci Sayidah

Fatimah memberikan pencerahan intelektual bagi para

ulama, dan berkah bagi masyarakat luas. Sepanjang

sejarah, kota Qom telah melahirkan para ulama

terkemuka.


source : alhassanain
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Apa makna makar Tuhan yang disebutkan dalam al-Qur'an?
Pesan Imam Husain as
Masalah Air di Karbala
Aksi Simpatik Muslim Inggris Memperkenalkan Imam Husain as di London
Sejarah Syiah: Sejak Zaman Rasulullah SAW sampai Abad 14 H
Kisah Salman al Farisi Mencari Kebenaran
Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
Sayidah Fathimah dalam Ucapan Amirul Mukminin
Semua Di Hadapan Amirul Mukminin Sejajar
Makna “al-Qurba” pada ayat 23 surah Syura

 
user comment