Indonesian
Thursday 18th of July 2024
0
نفر 0

Apakah dalam al-Quran terdapat ungkapan «perempuan adalah budak dari laki-laki» yang oleh Nabi Saw dinyatakan bahwa ayat ini telah berubah?

Ustad saya pernah berkata satu kali kepada saya: salah satu dari kebijakan Nabi SAWW mengenai penghormatan kepada kaum perempuan yaitu; beliau telah mengubah satu atau dua ungkapan atau beberapa kata dari Al-Quran yang ada di tangan kita (sekarang) dan atau beliau telah menghapusnya. Kalau tidak salah sebelum penulisan Al-Quran oleh Nabi terdapat salah satu ungkapan: “kaum perempuan adalah budak dari kaum laki-laki”. Mohon penjelasannya.
Apakah dalam al-Quran terdapat ungkapan «perempuan adalah budak dari laki-laki» yang oleh Nabi Saw dinyatakan bahwa ayat ini telah berubah?
Ustad saya pernah berkata satu kali kepada saya: salah satu dari kebijakan Nabi SAWW mengenai penghormatan kepada kaum perempuan yaitu; beliau telah mengubah satu atau dua ungkapan atau beberapa kata dari Al-Quran yang ada di tangan kita (sekarang) dan atau beliau telah menghapusnya. Kalau tidak salah sebelum penulisan Al-Quran oleh Nabi terdapat salah satu ungkapan: “kaum perempuan adalah budak dari kaum laki-laki”. Mohon penjelasannya.
Jawaban Global
Rasulullah Saw adalah murni hamba Allah Swt dan beliau tidak melakukan sesuatu apapun atas dasar keinginan sendiri; mengingat Allah Swt berfirman tentangnya,
« وَما یَنْطِقُ عَنِ الْهَوى . إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْیٌ یُوحى»
 “Dan dia tidak berbicara menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)[1] (Qs. al-Najm [53]:3-4)
Menurut ayat ini, segala perkataan, perbuatan dan amalan-amalan nabi sesuai dengan perintah dan sejalan dengan wahyu Ilahi. Oleh itu, tidak ada orang yang dapat mengklaim bahwa beliau melakukan perubahan dalam al-Quran atas dasar keinginin sendiri, secara khusus Allah Swt pada satu ayat dalam al-Quran menekankan masalah ini dan berfirman:
«وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَیْنا بَعْضَ الْأَقاویلِ .لَأَخَذْنا مِنْهُ بِالْیَمینِ. ثُمَّ لَقَطَعْنا مِنْهُ الْوَتینَ
. فَما مِنْکُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حاجِزینَ»
 
 “Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian ucapan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia dengan kuat, kemudian benar-benar Kami potong urat jantungnya. Dan sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari memotong urat nadi itu.” (Qs. al-Haqqah [69]:44-47)
 
Di sisi lain, Allah Swt memberikan jaminan bahwa Kitab suci-Nya yaitu al-Quran dilindungi dari segala distorsi dan perubahan. Oleh itu, segala perkataan yang menjadi alasan atas distorsi atau perubahan dalam al-Quran oleh makhluk-makhluk tidak dapat diterima dan bertentangan dengan banyak ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat Ahlubait As.
Dalam ajaran Islam perempuan tidak pernah sama sekali dianggap sebagai budak laki-laki. Dan begitupun laki-laki memiliki kewajiban terhadap pasangan (istrinya) yang mengikat mereka; perempuan yang melaksanakan kewajiban terhadap pasangan sendiri (suami) bukan berarti perempuan (tersebut) adalah budak.[2] [iQuest]
 

[1]. Silahkan merujuk: (sabda-sabda Nabi Saww), 235.
[2] Silahkan lihat, Tidak Adanya Superioritas Laki-laki atas Perempuan, Pertanyaan 531; Kewajiban-kewajiban Suami Istri terhadap Satu Sama Lain», Pertanyaan 850

source : islamquest
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Apakah kalimat “Setiap Hari adalah Asyura dan Setiap Bumi adalah Karbala” itu adalah ...
Apakah yang dimaksud dengan “arsy” dan “kursi ” (berdasarkan penafsiran yang ...
Bagaimana pandangan al-Qur’an sehubungan dengan konsep yang menyatakan bahwa bumi itu ...
Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan ...
Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
Apabila para sahabat Rasulullah pasca wafatnya beliau semuanya telah murtad, lalu ...
Mengapa Imam Hasan As tidak melakukan perlawanan seperti saudaranya?
Apakah peran Islam dalam kemajuan peradaban manusia?
Mengapa surah al-Fâtiha dijadikan sebagai pembuka kitab al-Qur’an sementara ia bukan ...
Apakah benar bahwa sanad hadis-hadis para maksum tidak bersambung kepada Rasulullah Saw?

 
user comment