Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Imam Baqir as: Penyibak Ilmu Pengetahuan

Ketika kabar syahidnya menyebar ke sudut-sudut kota Madinah, kalbu para pecinta Ahlul Bait pun diliputi duka yang mendalam. Mereka tak akan lagi bisa melihat wajah suci penuh kasih cucu Rasulullah saw itu. Mereka juga tidak akan bisa lagi mendengar lantunan indah bacaan Al-Quran Imam Baqir as di balik dinding Masjid Nabawi. Keadaan ini begitu menyesakkan hati sahabat dekat dan keluarga Imam as. Namun tak ada yang lebih merasa duka ketimbang Jabir bin Yazid Ju'fi. Bagi Jabir, sun
Imam Baqir as: Penyibak Ilmu Pengetahuan

Ketika kabar syahidnya menyebar ke sudut-sudut kota Madinah, kalbu para pecinta Ahlul Bait pun diliputi duka yang mendalam. Mereka tak akan lagi bisa melihat wajah suci penuh kasih cucu Rasulullah saw itu. Mereka juga tidak akan bisa lagi mendengar lantunan indah bacaan Al-Quran Imam Baqir as di balik dinding Masjid Nabawi. Keadaan ini begitu menyesakkan hati sahabat dekat dan keluarga Imam as. Namun tak ada yang lebih merasa duka ketimbang Jabir bin Yazid Ju'fi. Bagi Jabir, sungguh berat ditinggalkan Imam Baqir as. Jabir selalu mengingat pesan pertama yang ia dengar langsung dari Imam as. Sebuah pesan yang membuatnya semakin teguh untuk mencari ilmu dan makrifah. Imam Baqir berkata: "Carilah ilmu, karena mencari ilmu adalah perkara yang baik. Ilmu adalah pemandumu dalam kegelapan, penolongmu dalam kesulitan, dan sahabat yang tak ternilai bagi manusia".

Pesan itulah yang mendorong Jabir bin Yazid selalu giat menghadiri kajian ilmiah yang digelar Imam Baqir as. Dengan penuh derai air mata, Jabir kembali mengingat masa-masa indahnya saat bersama Imam as. Ia teringat kembali dengan wejangan beliau. Ketika Imam berkata: "Wahai Jabir, seseorang yang bisa merasakan nikmatnya mengingat Allah swt, kalbunya tidak akan menderita lagi oleh kecintaan pada selain Dia. Para pencari Tuhan tidak terikat pada dunia dan tidak juga menyukainya. Maka berusahalah untuk menjaga agama dan hikmah yang dikaruniakan Allah swt kepadamu".

Sebagaimana penduduk Madinah yang lain, Jabir pun turut bergabung dengan rombongan para pelayat Imam Baqir as. Entah berapa banyak manusia dan malaikat yang turut mengantarkan jenazah Imam Baqir as hingga ke pemakaman Baqi' di dekat makam Nabi Muhammad saw.

Setiap kali tanda-tanda keadilan dan kebenaran disebut, nama Ahlul Bait Nabi as selalu ternyatakan di sana. Di mata umat manusia, mereka adalah penyebar dan penyampai ajaran moral dan agama paling sempurna. Mereka hadir dan terjun langsung ke tengah-tengah umat. Membimbingnya ke jalan yang benar, laksana matahari yang menyinari bumi.

Masa keimamahan Imam Baqir as berlangsung selama 19 tahun dan dimulai sejak tahun 95 H. Pada masa itu merupakan masa transisi dari pemerintahan dinasti Umayyah menuju masa kekuasaan dinasti Abbasiyah. Masa itu juga dikenal sebagai era penerjemahan pemikiran filsafat asing dan pelbagai kajian dan perdebatan ilmiah berkembang pesat di tangan masyarakat muslim. Pada masa itu, beragam aliran pemikiran sesat juga kian marak disebarluaskan.
Dalam suasana yang sangat kelam semacam itu, Imam Baqir bersama putranya Imam Ja'far Shadiq as bangkit laksana matahari menyibak tirai-tirai kebodohan dan kegelapan. Pada masa itu, Imam Baqir as menerapkan strategi revolusi kultural, lewat penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Sebab umat di zaman itu memerlukan transformasi pemikiran. Dengan seluruh daya upayanya, Imam Baqir berusaha menyelamatkan umat dari kesesatan dan kegelapan dengan menyusun dan menghimpun kembali ajaran Islam yang diwariskan Rasulullah saw melalui Ahlul Baitnya as.

Beliau menegaskan bahwa pasca masa kenabian, Ahlul Bait as merupakan otoritas yang paling layak dan terbaik untuk dijadikan sebagai tempat rujukan dan dan mencari bimbingan tentang ajaran Islam yang benar. Ia menilai, Ahlul Bait Nabi as merupakan satu-satunya otoritas agama yang paling meyakinkan sebagai sumber rujukan dalam masalah keyakinan dan pemikiran Islam. Imam Baqir as berkata: "Putra-putra keturunan Rasulullah saw adalah pintu-pintu ilmu ilahi untuk menuju keridhaan Allah swt. Mereka adalah pengajak ke surga".

Oleh karena itu, guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendidik para ulama dan cendikiawan muslim, Imam Baqir membangun pondasi madrasah keilmuan dan budaya. Kelak, pondasi itu terus dilanjutkan pembangunannya oleh putra beliau, Imam Ja'far Shadiq as. Perjuangan ilmiah dan reformasi kebudayaan yang dijalankan Imam Baqir as di masa-masa akhir abad pertama hijriah, sejatinya merupakan pengantar untuk merevitalisasi pemikiran dan nilai-nilai Islam serta meningkatkan kecerdasan umat. Karena itu, Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin as dikenal dengan julukan Al-Baqirul-ulum, sang penyibak ilmu pengetahuan.

Tentu saja peran penguasa dan pemimpin memiliki andil yang sangat berpengaruh terhadap masa depan masyarakat. Para pemimpin yang zalim hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kekuasaannya. Mereka bahkan senantiasa mengabaikan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Masa hidup Imam Baqir as bersamaan dengan era pemerintahan para penguasa dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang zalim. Karena itu, Imam Baqir senantiasa menunjukkan penentangannya terhadap mereka lewat jalur budaya. Salah satunya dengan mengajarkan kepada masyarakat mengenai kriteria pemimpin saleh menurut pandangan Islam. Oleh sebab itulah, para penguasa dinasti Abbasiyah, khususnya Hisyam bin Abdul Malik menerapkan kebijakan yang sangat ketat terhadap Imam Baqir as.

Menurut Imam Baqir as seorang pemimpin yang saleh harus memenuhi beberapa kriteria dasar. Beliau berkata: "Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang layak menjadi pemimpin umat kecuali ia memiliki tiga karakter berikut ini: Pertama, takut kepada Allah swt dan selalu menaati perintah-Nya. Kedua, ia harus penyabar dan bisa menahan amarahnya. Dan ketiga, bersikap laksana bapak yang pengasih kepada bawahannya dan berbuat baik kepada mereka".

Mengomentari peran pemimpin dalam menentukan nasib umatnya, Imam Baqir berkata, "Allah swt berfirman, setiap komunitas yang berada di bawah kekuasaan Islam yang menjadikan para pemimpin yang zalim dan kufur sebagai pemimpinnya, niscaya mereka bakal mendapat kesengsaraan, walaupun dalam tindakan personalnya mereka terbilang bertakwa. Sebaliknya, setiap komunitas yang berada di bawah kekuasaan Islam menjadikan pemimpin yang adil sebagai pemimpinnya, maka mereka akan memperoleh ampunan dosa dan rahmat ilahi, meskipun mereka memiliki kesalahan dalam tindakan pribadinya".

Dalam perkataannya yang lain mengenai kecamannya terhadap penguasa yang zalim dan para pendukungnya, Imam Baqir as menuturkan, "Para pemimpin yang zalim dan para pendukungnya, jauh dari agama ilahi".

Menolong dan membantu kaum mustadz'afin merupakan salah satu sifat terkenal Imam Baqir as. Beliau menilai, menyelesaikan dan membantu kebutuhan materi dan spiritual masyarakat yang memerlukan merupakan salah satu misi utamanya. Imam Baqir dikenal sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat bawah. Ia selalu datang mendekati mereka, mendengar keluhan dan memenuhi kebutuhannya. Tidak itu saja, selain membantu fakir-miskin beliau juga berupaya meningkatkan harkat dan martabat mereka. Mereka senantiasa menyeru masyarakat lain untuk memanggil orang-orang miskin dengan panggilan yang terbaik dan jangan pernah menghina mereka. Sebegitu pengasihnya Imam as, sampai-sampai masyarakat tak lagi merasakan adanya perbedaan ketika mereka bertemu dengan beliau, meski Imam Baqir as dikenal sebagai tokoh Ahlul Bait yang paling disegani.

Ada baiknya jika kita menyimak beberapa kata mutiara dari Imam Baqir as. Beliau berkata, "Sebaik-baik modal adalah percaya dan yakin kepada Allah swt". Dalam tuturan sucinya yang lain, beliau menandaskan, "Kesempurnaan yang paling utama adalah mengenal agama, sabar dan tabah dalam menghadapi kesulitan, serta mengatur urusan hidup"


source : alhassanain
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Apa makna makar Tuhan yang disebutkan dalam al-Qur'an?
Pesan Imam Husain as
Masalah Air di Karbala
Aksi Simpatik Muslim Inggris Memperkenalkan Imam Husain as di London
Sejarah Syiah: Sejak Zaman Rasulullah SAW sampai Abad 14 H
Kisah Salman al Farisi Mencari Kebenaran
Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
Sayidah Fathimah dalam Ucapan Amirul Mukminin
Semua Di Hadapan Amirul Mukminin Sejajar
Makna “al-Qurba” pada ayat 23 surah Syura

 
user comment