kota Masyhad terpilih oleh Organisasi Islam untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (ISESCO) sebagai ibukota budaya dunia Islam pada tahun 2017. Acara peresmian terpilihnya kota Masyhad sebagai ibu kota dunia Islam pada tahun 2017 terselenggara di hall kompleks makam suci Imam Ridha as, Selasa (24/1). Hadir dalam acara tersebut Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Republik Islam Iran, Sayid Reza Salehi Amiri sekaligus menyampaikan pidatonya.
Dalam pidatonya di acara pembukaan Masyhad sebagai ibukota budaya dunia Islam pada tahun 2017, Salehi Amiri menilai persatuan sebagai solusi tepat untuk mengatasi ekstremisme di dunia Islam.
"Dalam kondisi saat ini, musuh-musuh Islam beralih ke ekstremisme dan dalam hal ini, Zionis memainkan peran penting, terutama untuk menciptakan perselisihan dan konflik di dunia Islam, " kata Salehi Amiri seperti dilansir dari Parstoday.
Menurutnya, dalam situasi sekarang, seruan untuk persatuan dan akhlak di antara masyarakat Islam harus didengungkan. "Kriteria Organisasi Islam untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (ISESCO) untuk memilih ibukota budaya dunia Islam juga atas dasar ini, "ujarnya.
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran menegaskan bahwa semua umat Islam memiliki prinsip-prinsip umum. Dalam kondisi saat ini, kata Salehi Amiri, umat Islam menghadapi musuh tunggal dan musuh itu adalah orang yang mencoreng citra agama Islam yang penuh kasih sayang dan mempertontonkannya sebagai agama kekerasan.
Ia menjelaskan, pemilihan Mashhad sebagai ibukota budaya dunia Islam dapat mengantarkan hembusan persatuan ke seluruh dunia.
Acara pembukaan Mashhad sebagai ibukota budaya dunia Islam pada tahun 2017 dihadiri oleh 250 tokoh budaya dan politik dari 51 negara dunia serta para pejabat provinsi Iran.