Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai periode delapan tahun Pertahanan Suci (pertahanan Iran dalam menghadapi agresi militer rezim Saddam Irak selama delapan tahun) sebagai salah satu kekayaan budaya yang murni dan berharga.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengungkapkan hal itu dalam pertemuan dengan para pengelola Rahiyane Nur dan sekelompok jenderal dan veteran perang di masa Pertahanan Suci. Rahbar menambahkan, Rahiyane Nur merupakan inisiatif besar dan penting serta "teknologi baru" untuk memanfaatkan "kekayaan dan tambang emas" Pertahanan Suci ini.
"Satu-satunya cara untuk mengatasi perencanaan-perencanaan budaya musuh adalah memproduksi budaya dan menggunakan kekayaan dan sumber kekuatan periode Pertahanan Suci di semua bidang," tuturnya.
Ayatullah Khamenei meyebut periode Pertahanan Suci sebagai hari-hari bersejarah bagi bangsa Republik Islam Iran. "Pertahanan Suci dan pelajaran-pelajarannya jangan sampai dilupakan," tegasnya.
Menurut Rahbar, Rahiyane Nur adalah faktor pencegah terlupakannya nilai-nilai dan pelajaran berharga di periode Pertahanan Suci. "Untuk mengembangkan dan mempromosikan setiap pekerjaan, maka pekerjaan ini harus dijaga secara terus menerus sehingga tidak menyimpang dari jalan utama," jelasnya.
Di bagian lain pidatonya, Rahbar menilai "keyakinan kepada perlawanan terhadap intimidasi" dan keyakinan bahwa "jika kita melawan, maka tidak diragukan lagi akan menang atas musuh" adalah termasuk kekayaan dan nilai-nilai budaya bangsa Iran.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung sebuah poin kunci terkait dengan periode Pertahanan Suci. Beliau mengatakan, merasa lemah akan mendorong musuh untuk menyerang, oleh karena itu untuk memalingkan musuh dari invasi, maka jangan menunjukkan rasa lemah kepada musuh, namun dengan menunjukkan berbagai titik kuat yang kita miliki.
Rahbar juga menyinggung desain musuh untuk mengubah generasi muda pecinta Revolusi Islam, Imam Khomeini ra dan berbagai nilai agung lainnya menjadi sebuah unsur yang terikat dengan Barat. "Desain budaya lebih berbahaya dari konspirasi keamanan dan bahkan militer, sebab gerakan militer musuh akan memperkuat sebuah bangsa, namun serangan budaya akan melemahkan keinginan dan kehendak serta merampas generasi muda dari negara," pungkasnya.
Rahiyane Nur adalah nama kelompok besar dari karavan (kafilah) wisata-keagamaan di Iran yang mengatur kunjungan ke wilayah dan zona bekas perang Iran-Irak di barat dan barat daya Iran.