Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Maria Ulfah Anshor mengatakan, nilai-nilai luhur bangsa yang terumuskan dalam Pancasila, moral budaya, maupun agama saat ini dalam tantangan dan ancaman serius. Selain jumlah pengaduan ke KPAI terus meningkat, sikap intoleransi juga mulai menjangkiti anak negeri. “Indikasinya terlihat nyata,” imbuh Maria Ulfah saat menjadi keynote speaker pada workshop parenting memperingati milad Fatimah Az Zahra yang diselenggarakan Muslimah Ahlulbait Indonesia di Jakarta, kemarin.
Mewakili KPAI, Maria Ulfah memberikan gambaran tentang intoleransi yang mulai menjangkiti anak-anak. “Saya kebetulan beberapa hari lalu mendapat sejumah sms, sejumlah email, yang isinya adalah saling mengkafirkan, saling menghujat di antara anak-anak SD,” paparnya.
Lebih lanjut dijelaskan, potensi intoleransi yang menjangkiti anak-anak itu muncul karena situasi politik saat ini. “Terutama Pilkada DKI telah menghancurkan cara pandang anak-anak kita yang semula toleran terhadap anak-anak sesamanya, terhadap teman sebayanya, menjadi intoleran. Mereka mengikuti pola pikir orang dewasa yang saling menyalahkan terhadap lawan politiknya,” imbuh Maria Ulfah.
Menurutnya, keluarga memiliki peran penting dalam mendidik dan menjaga tumbuh kembangnya anak. Maria Ulfah juga menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya workshop parenting bertema “Sayyidah Fatimah Az Zahra sa, Putri Kinasih Nabi Muhammad SAW, Inspirasi Mendidik Anak” ini.
“Fatimah Az Zahra adalah inspirator bagi perempuan-perempuan dunia dalam mendidik kemandirian anak-anaknya. Ini tidak sekedar sejarah, tapi sejarah yang hidup, yang mengalir dan tumbuh menjadi inspirasi-inspirasi kita semua dalam mendidik anak-anak kita.”
“Sayyidah Fatimah memiliki keistimewaan dan keutamaan luar biasa, bukan semata-mata beliau sebagai putri Rasulullah. Tapi karena kepribadiannya, akhlaknya yang sangat mulia, sehingga begitu luhur dan dihormati serta menjadi tauladan yang selalu menginspirasi. Tidak hanya bagi umat Muslim, tetapi bagi dunia,” ucap Maria Ulfah.