Seluruh ulama Syi’ah sependapat bahwa Imam Mahdi aflahir di pertengahan Bulan Sya’ban pada tahun 255 H., ada juga yang mengatakan kelahiran itu pada tahun 256 H. Beliau lahir di kota Samera tepatnya di rumah Imam Hasan Askari as dengan ibu Narjis Khatun. Mengenai hal ini, banyak sekali hadis yang diriwayatkan dari ayah beliau Imam Hasan Askari, dan jika hadis-hadis itu kami nukil di sini niscaya pembahasannya akan jadi sangat panjang.
Mengingat bahwa kelahiran Imam Mahdi af merupakan tanda bahaya bagi seluruh sistem yang bejat pada waktu itu, maka Dinasti Abbasi senantiasa berusaha untuk mencegah kelahiran beliau dan seandainya itu terjadi maka saat itu juga harus dihabisi. Salah satu alasan kenapa Imam hasan Askari as di Samera berada dalam pengawasan adalah agar mereka dapat mengetahui apakah beliau melahirkan anak ataukah tidak.
Kelahiran Imam Mahdi af adalah mukjizat seperti kelahiran Nabi Musa as. Meskipun aparat pemerintah Dinasti Abbasi telah dikerahkan untuk melakukan pengawasan yang seketat-ketatnya, Allah Swt tetap menghendaki kelahiran washi-Nya yang terakhir dari keturunan Imam Hasan Askari as dan menjaganya dari serangan musuh mulai dari sebelum Lahir sampai sekarang. Orang-orang yang hadir pada waktu beliau lahir atau pemah melihat beliau setelah lahir antara lain:
Hakimah Khatun putri Imam Muhammad Taqi yang sekaligus merupakan bibi Imam Hasan Askari as. Dia mengatakan, ‘Suatu hari aku pergi ke rumah Imam Hasan as, tepatnya pada malam 15 Bulan Sya’ban tahun 255 aku ingin pulang ke rumah tapi beliau berkata kepadaku, ‘Bibi! Tetaplah tinggal di rumah kami malam ini; karena wali Allah dan washiku akan lahir pada malam ini.’ Aku tanyakan kepada beliau, ‘Lahir dari istri yang mana?’ beliau menjawab, ‘Susan.’ Betapapun aku menyelidiki masalah ini aku tetap tidak menemukan sedikit pun tanda kehamilan pada Susan, setelah buka puasa aku tidur satu kamar dengannya, tidak lama kemudian aku terjaga dan teringat perkataan Imam Hasan. Aku mulai shalat malam (tahajud). Susan pun kemudian bangun tidur dan menunaikan shalat malam. Sampai mendekati waktu subuh aku tetap tidak melihat tanda-tanda kehamilan padanya. Nyaris saja aku meragukan perkataan Imam Hasan, maka ketika itu juga aku mendengar suara beliau dari kamar lain yang berkata, ‘Bibi! Jangan ragu, kelahiran anakku sudah sangat dekat.’ Sesaat kemudian, wali Allah Swt yang suci lahir ke dunia… aku pun kemudian membawa anak kecil suci itu kepada Imam Hasan as…[1]
Karena pengawasan yang sangat ketat dari pihak Dinasti Abbasi, jarang sekali orang yang berhasil melihat Imam Mahdi af pada masa hidup Imam Hasan Askari as, tapi ada segelintir orang yang sangat dekat kepada beliau dan dipercaya yang berhasil melihatnya pada masa hidup beliau, antara lain:
1. Abu Ghanim Khadim.
Dia meriwayatkan, ‘Telah lahir putra Imam Hasan Askari as dan beliau memberinya nama Muhammad. Pada hari ketiga, beliau menunjukkan anaknya itu kepada para sahabat seraya berkata, ‘lnilah putraku, dia adalah imam setelahku, dan inilah Al Qaim yang dinanti-nantikan.’[2]
2. Hasan bin Husain bin Alawi.
Dia meriwayatkan, ‘Aku mengunjungi Imam Hasan Askari as di Samera, dan ketika itu aku mengucapkan selamat kepada beliau atas keliharan putranya.[3]
3. Hasan bin Mundzir.
Dia meriwayatkan, ‘Suatu hari, Hamzah bin Abi Fatah datang kepadaku seraya berkata, ‘Selamat, karena tadi malam Allah Swt telah menganugerahkan seorang putra kepada Imam Hasan Askari as, tapi beliau memerintahkan agar masalah ini disembunyikan.’ Aku tanyakan siapa nama putra beliau itu’, dia menjawab, ‘Muhammad. ‘[4]
4. Ahmad bin Ishaq.
Dia meriwayatkan, ‘Suatu hari aku mengunjungi Imam Hasan Askari as dan ingin menanyakan washi (pengganti) beliau, sebelum aku melontarkan pertanyaan beliau sudah memulai pembicaraan seraya berkata, ‘Hai Ahmad bin Ishaq! Allah Swt sejak menciptakan Adam as sampai Hari Kiamat tidak pemah membiarkan bumi kosong dari hujjah-Nya, karena hujjah Allah-lah bencana tertolak dari bumi dan hujan tercurah kepadanya sehingga melimpahkan berkah-berkahnya.’ Aku tanyakan kepada beliau, ‘Wahai putra Rasulullah! Siapakah imam pengganti setelahmu?’ beliau masuk ke dalam rumah lalu keluar bersama anak umur tiga tahunan yang indah sekali laksana bulan pumama, beliau menggendong anak itu dan berkata, ‘Ahmad! Seandainya Engkau tidak mulia di sisi Allah Swt dan para imam as niscaya aku tidak akan menunjukkan putraku ini kepadamu. Ketahuilah bahwa anak ini bemama dan berjulukan sama dengan Rasulullah Saw, dan dialah orang yang akan memenuhi bumi dengan keadilan.’[5]
Mereka adalah sebagian tokoh terkemuka Syi’ah yang berhasil mengunjungi Imam Mahdi af pada masa hidup Imam Hasan Askari as, tentunya bukan hanya mereka yang berhasil melainkan ada juga orang-orang lain yang mendapat taufik untuk bertemu dengan beliau pada masa hidup ayah beliau.[6]
Terakhir, perlu kami isyaratkan di sini bahwa sebagian ulama terkemuka Ahli Sunnah telah menyatakan kelahiran beliau. Mengenai hal ini, Anda bisa membaca buku Muntakhob Al-Atsar dari halaman 71 sampai dengan halaman 92. Penulis buku ini menyebutkan 68 tokoh terkemuka Ahli Sunnah yang telah menyatakan kelahiran beliau dari keturunan Imam Hasan Askari as di dalam kitab-kitab yang mereka tuliskan.[]
CATATAN KAKI :
[1] Ghoibah, Syaikh Thusi, hal. 141.
[2] ltsbat Al-Hujjah, jld. 6, hal. 431.
[3] Ibid., hal. 433.
[4] Ibid., hal. 439.
[5] Bihar Al-Anwar, jld. 52, hal. 23.
[6] Ibid., hal. 25 dan 78 serta 86; ltsbat Al-Hujjah, jld. 6, hal. 311 dan 425, begitu pula pada jld. 7, hal. 16; Yanabi’ Al-Mawaddah, bab. 82.