Indonesian
Wednesday 24th of April 2024
0
نفر 0

Menangis, Berduka dan Memukul Dada Sunnah Siapa? (Bagian 4)

Menangis, Berduka dan Memukul Dada Sunnah Siapa? (Bagian 4)

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa Syiah telah melakukan hal tolol dengan menangis, meratap, mengadakan majelis duka dan memukul dada atas syahadahnya Imam Husein as.
Kebencian Ibn Taimiyah terhadap Syiah dan Imam Husein as telah menggelapkan matanya bahwa menangis, meratap dan mengadakan acara duka bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Justru Allah swt menekankan hendaknya setiap mukmin sedikit tertawa dan banyak menangis.
Bahkan menangis, meratap, mengadakan mejelis duka dan memukul dada telah dilakukan oleh Ummul Mukminin Aisyah ra bersama wanita lainnya, ketika wafatnya Rasulullah saww.
Pukulan Dada dan Kepala Aisyah
Ummul Mukminin Aisyah tidak kuasa menahan kesedihannya dan langsung melakukan majelis Aza bersama wanita Quraisy dengan menangis, meratap dan memukul dada.
Aisyah berkata:
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُبِضَ وَهُوَ فِي حِجْرِي، ثُمَّ وَضَعْتُ رَأْسَهُ عَلَى وِسَادَةٍ وَقُمْتُ أَلْتَدِمُ مَعَ النِّسَاءِ وَأَضْرِبُ وَجْهِي
“Rasulullah saww telah wafat dan beliau berada dikamarku, kemudian aku letakan kepala sucinya diatas bantal, lalu aku bersama dengan para wanita memukul dada dan wajahku.”
(Musnad Abu Ya’la, Juz.8 Hal.63, Peneliti:Husein salim asad, Penerbit: Darul Ma’mun Li Turast- Damaskus, Cetakan: Pertama, 1404-1984/ Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz.43 hal.369, Peneliti: Syuaib Arnauth- Adil Mursyid, Penerbit: Muasasah Al-Risalah, Cetakan: Pertama, 1421 H-2001M/ Sirah Nabawiyah, Abdul malik Ibn Hisyam, Juz.6 Hal.75, Hadist no. 26391, Peneliti: Taha Abdu Raud Sa’ad, Penerbit: Darul jil-Beirut, Cetakan: Pertama, Tahun:1411 H)
Jika kita melihat kedalam kamus-kamus bahasa Arab, maka kita akan melihat bahwa kata, Iltadama-yaltadimu-iltidam adalah memukul-mukul dada dan wajah seperti yang dijelaskan Ibn Mandzur dalam kitab Tarjamahnya.
Ibn Mandzur menulis:
لدم : اللدم ضرب المرأة صدرها و التدام النساء : ضربهن صدورهن ووجوههن فی النیاحة
“Ladm: Alladm adalah pukulan seorang wanita kepada dadanya. Adapun Iltidamu Al-Nisa adalah Pukulan mereka (Wanita) ke dada dan wajah mereka dalam ratapan dan tangisan.”
(Ibn Mandzur, Lisanul Arab, Juz.12 Hal. 539, Cetakan: Dar Al-Shadir- Beirut, Cetakan: Pertama)
Adapun dari sisi sanad periwayat, Shalihi mengatakan bahwa Ibn Ishak adalah terpecaya dan riwayatnya bisa menjadi sandaran.
Salihi Syami berkata:
وهذا الحدیث تفرد به ابن إسحاق ، وهو حسن الحدیث إذا صرع بالتحدث
“Tentunya Hadist ini (Aisyah memukul dada dan wajah) hanya diriwayatkan oleh Ibn Ishak, dan beliau jika meriwayatkan Hadis, maka Hadistnya adalah Hasan dan bisa dipercaya.”
(Salihi Al-Syami, Subulul Huda, Juz.12 Hal,267, Peneliti: Syeikh Adil Ahmad Abdul Maujud, Penerbit: Darul Kutub Ilmiyah-Beirut-Libanon, Cetakan:Pertama, Tahun cetakan: 1414-1993 M)
Lucunya, Ibn Taimiyah sang penentang fitrah kemanusiaan itu menilai bahwa Ibn Ishak adalah orang terpecaya dan jika ia menukil hadist, maka hadisnya shahih menurut ulama ahli hadist.
Ibn Taimiyah berkata terkait Ibn Ishak:
وابن إسحاق اذا قال حدثنى فحدیثه صحیح عند أهل الحدیث
“Adapun Ibn Ishak, jika ia berkata, ‘telah meriwayatkan kepadaku,’ maka hadisnya adalah shahih dalam pandangan ulama ahli hadist.”
(Ibn Taimiyah Al-Harrani, Kutub wa rasail wa fatawa Ibn Taimiyah fil fiqh, Juz.33 Hal.86, Peneliti: Abdurahman bin Muhammad bin Qasim Al-Ashimi al-Najdi, Penerbit: Maktabah Ibn taimiyah, Cetakan:Kedua.)
Jika kita mengikuti pendapat Ibn Taimiyah dan kaum Wahabi bahwa menangis, meratap, berduka dan memukul dada adalah bid’ah dan tindakan bodoh dan tolol, maka ia telah menghina istri Rasulullah saww, Ummul Mukminin Aisyah sebagai pelaku Bid’ah dan ketololan.
Jika agama datang kepada umat manusia untuk menghancurkan fitrah kemanusiaan, maka umat manusia akan menjauhi agama tersebut. Dan itulah yang diinginkan kelompok Wahabi yang mengaku penghidup dan pembaharu agama Islam, agar umat manusia menjauhi Islam rahmatan lil alamin dan memeluk Islam versi mereka, yaitu Islam yang bertolak belakang dengan akal dan fitrah kemanusiaan.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sabda Nabi saw: “Ali dariku dan aku dari Ali”
Mengapa Qabil membunuh Habil?
Hadis Madinah Al-Ilm (Kota Ilmu)
Peristiwa-peristiwa alam saat dan sesudah Imam Husein (as) terbunuh
Kepergian Sang Pemandu Umat, Imam Baqir as(2)
Ujian dan Pertolongan dari Allah bagi Para Kekasih-Nya
Berapa kalikah nama Nabi Isa disebutkan dalam al-Quran?
Apa arti “Fatimah” itu? Dan mengapa Rasulullah Saw memilih nama ini untuk putri ...
Mengapa dalam al-Qur’an disebutkan “Fabassyirhum bi’adzâbin alîm” padahal ...
Pemaaf dan Sabar, Akhlak Nabi dan Orang-orang Saleh

 
user comment