Indonesian
Thursday 18th of July 2024
0
نفر 0

Meninggalkan dunia tidak selalu benar

Meninggalkan dunia tidak selalu benar



Sepulangnya dari perang Jamal, Imam Ali as memasuki

kota Bashrah. Seseorang bernama Ala’ bin Ziyad Haritsi

mengadukan saudaranya, ‘Ashim, kepada Imam Ali as. Ia

berkata kepada beliau, “Wahai Amirul Mu’minin, aku

mengadukan saudaraku yang bernama ‘Ashim.”

Imam bertanya, “Memang ada apa dengannya?”

Ia menjawab, “Ia telah meninggalkan dunia, mengenakan

pakaian-pakaian yang sudah lama, menyendiri dan

meninggalkan semua orang.”

Tak lama kemudian beliau memerintahkan agar ‘Ashim

dihadapkan kepada beliau. Saat ‘Ashim telah

dihadirkan, Imam berkata, “Hai musuh dirimu sendiri,

setan telah menculik akal pikiranmu. Mengapa engkau

meninggalkan anak istrimu? Apakah engkau mengira Allah

swt tidak ridha jika engkau menikmati rizki halal yang

Ia berikan kepadamu? Di hadapan Allah engkau lebih

rendah dari ini.”

‘Ashim menanggapi perkataan Imam as, “Wahai Amirul

Mukminin, bukannya aku sama saja seperti dirimu?

Engkau sengaja menjalani hidup dengan susah,

mengenakan pakaian-pakaian yang jelek, tidak makan

makanan yang enak… Aku ingin menirumu dan menjalani

jalan yang kau jalani.”

Imam Ali as menepis perkataannya dan menjelaskan, “Aku

berbeda dengan dirimu. Aku memiliki kedudukan yang tak

kau miliki. Aku menyandang kedudukan sebagai seorang

pemimpin. Tugas seorang pemimpin adalah tugas yang

berbeda. Allah swt mewajibkan kepada seorang pemimpin

untuk menjadikan pola hidup rakyat yang paling miskin

sebagai tolak ukur kehidupan pribadinya, agar hidup

selayaknya orang yang paling miskin dalam

pemerintahannya hidup…. Jadi aku menjalani tugaski dan

kamu jalanilah tugasmu.”

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Aqiqah dalam Mazhab Ahlulbait
Masalah Air di Karbala
MUI dan Mutiara Hikmah dari Peziarah
Kepemimpinan Imam Sajjad as di Era Genting Sejarah Islam
Imam Hasan, Putra Tercinta Rasul
Memaknai Kembali Khotbah Historis Sayyidah Zainab di Hadapan Yazid
Tawassul, Tanda Cinta Nabi pada Ummatnya
Imam Musa Kadzim Muara Kebaikan
Makna Gelar Al-Masih & “Pengembala yang Baik”
Ku merinduimu Ya Haidar

 
user comment