Indonesian
Thursday 2nd of May 2024
0
نفر 0

Aku Wahabi dan Kini Aku Masuk Syiah 2

Aku Wahabi dan Kini Aku Masuk Syiah 2

HN: Mungkin sebelum ini ada sebuah kisah yang mungkin telah mendorong Anda untuk menjadi Syiah?

AH: Seingat saya memang ada. Kisah ini kembali ke masa sebelas tahun lalu ketika saya masih berusia 13 tahun. Ketika itu, saya pulang dari sekolah. Salah seorang guru mengatakan, masjid di kawasan ini menggelar program kebudayaan yang menarik. Di samping belajar al-Quran, ada juga program sepak bola. Setelah kelas al-Quran usai, guru mengatakan akan digelar acara belasungkawa. Semua pelajar harus ikut serta.

Setelah tiba di rumah, saya berkata kepada ibu bahwa besok saya akan mengikuti acara belasungkawa itu. Ibu tidak mengizinkan dan menyuruh saya langsung pulang ke rumah.
Hari yang telah dijanjikan pun tiba. Setelah kelas usai, saya hanya bisa berdiri di depan masjid dan hanya menyaksikan teman-teman yang semakin ramai berdatangan. Hati saya pun sakit dan hanya bisa berbisik, “Ya Allah! Memangnya saya berbeda dengan yang lain sehingga saya tidak bisa mengikuti acara?”

Saya hanya bisa menangis seseunggukan dan merasa iri dengan teman-teman yang lain.
Setelah puas menangis, hati saya pun merasa tenang. Malam itu adalah malam pertama bulan Muharam.

Beberapa hari sebelum saya pergi ke Qom (pada usia 24 tahun), saya sedang beristirahat di kamar saya. Saya berdoa, “Ya Allah! Apa yang telah terjadi sehingga aku yang ingin menghancurkan Syiah malah Engkau tuntun aku ke makam suci Imam Ridha sehingga aku menjadi Syiah?” Tiba-tiba saya ingat tangisan ketika saya masih kecil kala itu. Tangisan itu adalah tangisan malam pertama bulan Muharam. Inilah permulaan masalahnya.

Peristiwa-peristiwa dunia ini sangat aneh. Segala sesuatu memiliki hubungan supranatural. Cukup kita hanya merenungkannya. Saya pernah menangis di malam pertama Muharam sehingga keluarga Rasulullah saw mengasihani saya. Akhirnya, saya pun selamat pada malam Arba’in Husaini. Perdebatan saya dengan syaikh itu terjadi pada malam Arba’in.

HN: Lalu bagaimana Anda mengutarakan bahwa Anda telah menjadi Syiah kepada keluarga Anda?

AN: Ketika tiba di Khuzestan, beberapa hari pertama saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan menelaah beberapa buku seperti Malam-malam Pisyawar, Akhirnya Kutemukan Kebenaran, Syiah Menjawab, dan lain-lain sehingga saya bisa tentram. Ketika telah merasakan ketentraman batin, maka sudah waktunya saya menyampaikan hal ini kepada keluarga sehingga mereka mengambil keputusan.

HN: Lalu jalan apakah yang Anda pilih untuk itu?

AN: Kami memiliki parabola di rumah. Ayah dan ibu hanya menonton film-film serial Arab. Adik perempuan saya yang masih kecil hanya sering menonton film kartun. Adikku yang laki-laki hanya menonton sepak bola. Sebelum memeluk Syiah, saya hanya menonton stasiun-stasiun televisi Wahabi. Tetapi anggota keluarga saya yang lain tidak pernah menonton stasiun-stasiun televisi ini.

Pada suatu hari ketika saya telah mengambil keputusan untuk menceritakan kesyiahan saya, saya datang ke rumah dan seluruh anggota keluarga ada di rumah. Saya menyalakan televisi dan memilih salah satu stasiun televisi Ahli Sunah yang dipandu oleh orang-orang radikal. Kala itu, Mullazadeh sedang berbicara. Ia melancarkan setiap celaan dan cercaan kepada Syiah dan Republik Islam Iran.

Ayah saya langsung memalingkan kepala dan bertanya, “Televisi apa ini?”
“Televisi Ahli Sunah,” jawab saya.
“Siapakah narasumber ini?” tanya aya kembali.
“Salah seorang ulama Ahli Sunah,” jawab saya pendek.
“Memangnya pengikut Ahli Sunah berani mencela Rahbar dan para marja’ seperti ini?” tanyanya keheran-heranan.
“Sangat disayangkan, ya,” jawab saya pendek.

Akhirnya, saya membawa seluruh buku Syiah dan Ahli Sunah, seperti yang pernah dilakukan oleh syaikh di Masyhad itu dan membuktikan keberhakan Imam Ali as sebagai pemimpin. Akhirnya, seluruh keluarga memahami hakikat dan mengucapkan syahadatain.

HN: Setelah itu, menonton stasiun-stasiun itu dilarang?

AN: Dengan sangat. Pada suatu hari, saya membuka stasiun televisi yang sama guna mengetes reaksi keluarga. Tiba-tiba suara ayah lantang, “Gantilah stasiun itu. Saya tidak ingin melihat wajah orang terlaknat ini.” Saya pura-pura tidak mendengar. Ayah memandangku dan lantas mencabut kabel televisi.

HN: Mengapa Anda memilih menjadi pelajar hauzah ilmiah?

AN: Dengan jalan ini, saya ingin lebih mengetahui Syiah dan Ahli Sunah. Sekarang sudah empat tahun saya merasa layak untuk menjadi pembela Imam Mahdi as.

HN: Sekarang siapakah yang menjadi pencegah bagi Ahli Sunah untuk menelaah hak dan hakikat?

AN: Wahabi. Mereka senantiasa melakukan kejahatan-kejahatan seperti ini. Orang Suni masih bisa terpengaruh ketika mendengar kisah kesyahidan Sayidah Zahra as. Jika tidak terpengaruh, masalah ini sangat meragukan. Seperti telah saya jelaskan, satu-satunya senjata Wahabi adalah menebar fitnah dan syubhah.

HN: Bisa bisa Anda berikan contoh nyata?

AN: Melalui speaker-speaker yang bisa didengar oleh para pengikut Ahli Sunah, kelompok Wahabi mengumumkan bahwa Imam Husain keliru ketika beliau pergi ke Karbala. Ia hanya ingin membalas dendam atas kesyahidan anak pamannya, Muslim bin ‘Aqil. Ibn Abbas juga malah mencegah beliau supaya jangan pergi. Tetapi, beliau tidak menghiraukannya. Yazid tidak ingin peperangan terjadi. Tetapi ia terpaksa. Jika Imam Husain as tiba di Syam, maka pasti akan memakan korban lebih banyak lagi.

HN: Apakah jihad di Suriah juga telah sampai ke Khuzestan?

AN: Sangat disayangkan, ya. Sudah beberapa orang dari warga Khuzestan yang pergi ke Suriah guna melakukan fatwa jihad.

HN: Sekarang setelah Syiah, bagaimana Anda menilai fatwa Wahabi itu?

AN: Sungguh sangat menggelikan.

HN: Apakah mereka sendiri tidak merasa demikian?

AN: Saya katakan dengan tegas bahwa Wahabi adalah Yahudi. Itu pun Yahudi yang didukung oleh Israel. Israel juga menentang Islam. Coba Anda perhatikan. Jika Israel ingin menunjukkan Islam sebagai sebuah ajaran yang buruk, apakah yang akan mereka lakukan? Mereka harus memperkenalkan Islam yang tidak logis dan hal ini diketahui oleh seluruh dunia. Untuk itu, mereka menciptakan sebuah aliran bernama Wahabiah yang siap melakukan segala bentuk kejahatan keji dan siap mengeluarkan fatwa-fatwa menggelikan seperti haram menonton sepak bola, haram menyetir, dan lain-lain. Dengan demikian, seluruh dunia akan jijik melihat Islam.

HN: Menurut Anda, apakah poin kelemahan Ahli Sunah sekarang ini?

AN: Tidak menelaah dan meneliti. Sangat disayangkan, Ahli Sunah biasanya menghakimi hanya satu arah. Sebagai manusia, mereka selayaknya meletakkan seluruh buku dan membandingkannya.

HN: Bisakah Anda sebutkan sebuah kritik pedas Wahabi dan sekaligus jawabannya?

AN: Salah satu kritik mereka adalah Syiah adalah musyrik dan harus dibunuh.

Sebagai jawaban, kita asumsikan bahwa Syiah adalah musyrik dan lebih najis dari anjing. Lalu mengapa para ulama Saudi mengizinkan orang-orang musyrik memasuki kota Makkah dan tidak mengeluarkan komando untuk membunuh mereka? Jika Syiah yang najis itu memasuki area Baitullah, maka semua tempat yang mereka singgahi pasti najis juga.
Ketika para pengikut Syiah memasukkan dolar ke Arab Saudi, mereka tidak najis. Tetapi ketika mereka telah menginjakkan kaki keluar dari Makkah, maka mereka menjadi musyrik dan harus dibantai.

Sekarang ketika para pengikut Syiah diizinkan untuk memasuki tanah haram, maka bisa disimpulkan bahwa mereka tidak najis dan tidak musyrik.

Untuk itu, fatwa Wahabi ini hanya berbau politik, bukan agama.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Kisah Sayyidina Ali ra dan 3 Orang Yahudi Tentang Ashabul Kahfi
Apakah ada dalam al-Quran sebuah ayat yang berbicara tentang estetika dan keindahan?
Studi Kritis Hadits "Berpegangan kepada al-Quran dan as-Sunnah"
Imamah dan Ahlul Bait
Mengingat bahwa Allah Swt tidak akan dapat dilihat, lantas apa maksud dari ...
Israel Terus Berusaha Mencari dimana Imam Mahdi
Sahabat Nabi saw Dalam Kacamata Al Qur'an dan Sejarah
Zainab Al-Kubra; Singa Karbala
Status Hadits “Ana Madinatul ‘Ilmi wa ‘Aliyyun Babuha”
Filosofi Peringatan Acara Hari Ketiga, Ketujuh, Keempat Puluh dan Haul Kematian

 
user comment