Tujuan Dakwah
1. Memelihara tujuan Imam Husain a.s. dan senantiasa memperingatinya
2. Menegasikan propaganda musuh
3. Mendidik manusia
4. Mengungkap pola kejahatan Yazid dan karakteristik pemerintahannya
5. Menghentikan penyimpangan agama
Tahap Pertama: Sejak kebangkitan Imam Husain a.s. hingga Zuhur hari Asyura Imam Husain a.s. dan para sahabatnya menyeru agar:
1. Bangkit melawan penguasa zalim dan mengungkap hakikat tujuan mereka,
2. Membedakan antara imam yang adil dan Yazid yang fasik,
3. Memahami hakikat tujuan kebangkitan Imam Husain a.s.,
4. Mengenali tujuan-tujuan berbahaya khilafah Yazid, yaitu mengalahkan Islam.
Tahap Kedua: Setelah Zuhur Hari Asyura
Keluarga Imam Husain a.s. yang tertawan, khususnya Sayidah Zainab a.s. dan Imam Ali Zainal Abidin a.s.
Metode dan Perangkat Dakwah
Memanfaatkan Forum
Ketika Bani Umayah mengumpulkan manusia untuk mempertontonkan ‘kemenangan’ mereka, keluarga Imam Husain a.s. menjadikannya sebagai peluang mengungkap hakikat sebenarnya yang terjadi di Karbala.
Syair/Puisi
Syair atau puisi merupakan perangkat yang banyak mempengaruhi. Bisyr kala itu meminta Imam Ali as-Sajjad a.s. untuk mendendangkan syair kematian Imam Husain a.s., maka beliau bersyair, “Wahai warga Yatsrib, tidak ada tempat bagimu… Al-Husain telah dibunuh, mengucurlah air mataku… Tubuhnya di Karbala tergeletak… Sedang kepalanya di atas tombak diarak.” (Baca: Kado Syair Hari Al-Ghadir)
Majelis Duka
Semenjak Asyura, Sayidah Zainab a.s. senantiasa melantunkan elegi (syair ratapan) syahadah kakaknya, Imam Husain a.s., dengan menangisi musuh dan kawan.
Percakapan dan Khotbah
Di antaranya ketika Ibnu Ziyad berkata kepada Sayidah Zainab binti Ali a.s., “Segala puji bagi Allah yang mempermalukan kalian dan mendustakan kata-kata kalian.” Sayidah Zainab binti Ali a.s. berkhotbah, “Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kami melalui Nabi-Nya dan mensucikan kami dari kotoran. Hanyalah orang-orang jahat yang dipermalukan dan itu bukan kami.”