Indonesian
Sunday 19th of May 2024
0
نفر 0

Seorang Ibu yang Memeluk Islam

Seorang Ibu yang Memeluk Islam

Erfan.ir


‘Awiyah bin Wahab menukil dari Zakariya bin Ibrahim yang berkata, "Aku dahulu menganut agama Nasrani dan kemudian memeluk Islam. Lalu, dalam suatu kesempatan, aku pergi ke Baitullah untuk melakukan ibadah haji. Disana, aku menghadirkan diriku dihadapan Imam Ja'far Shadiq. Aku mengatakan padanya bahwa aku dahulu beragama Nasrani dan telah menganut Islam. Imam Shadiq bertanya kepadaku, "Apakah alasan engkau menganut Islam?" Aku menjawab, "Karena ayat al-Quran berikut yang membuatku memeluk Islam." :

 ما كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتابُ وَ لَا الْإِيمانُ وَ لكِنْ جَعَلْناهُ نُوراً نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشاءُ

Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuk dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami." (QS:42:52)
 
Imam Shadiq berkata, "Allah telah membimbingmu kepada Islam dan menyinari hatimu dengan cahaya-Nya." Kemudian ia mendoakanku agar Allah Swt terus memberikanku hidayah.

Aku berkata kepadanya, "Sesungguhnya ayah dan ibuku serta seluruh keluargaku beragama Nasrani, dan Ibuku adalah seorang yang kedua matanya buta. aku hidup bersama mereka dan makan dari bejana mereka. Apakah hal ini diperbolehkan?"

Imam Shadiq bertanya, "Apakah mereka makan daging babi?" Aku menjawab tidak. Imam Shadiq berkata," tidaklah menjadi masalah engkau hidup bersama mereka dan makan dari bejana mereka." Kemudian, Imam menambahkan, "Rawat dan berbuat baiklah kepada ibumu serta penuhi segala permintaannya, dan jika dia meninggal dunia, janganlah kau serahkan jenazahnya kepada orang lain, engkau sendiri yang harus memandikan, mengafani, dan menguburkannya."
   
Ketika aku kembali dari ibadah haji dan sampai ke Kufa, aku menampakkan kebaikan dan kasih sayang yang sangat dalam kepada ibuku sebagaimana yang diperintahkan oleh Imam Jakfar Shadiq kepadaku.  Melihat hal ini, ibuku bertanya kepadaku, "Anakku, saat engkau beragama Nasrani, engkau tidak memperlakukanku seperti ini. Apakah Islam  yang membuatmu berubah seperti ini?"
 
Aku berkata, "salah satu keturunan Rasulullah saw telah memerintahkanku untuk berkhidmat dan berbuat baik  kepada ibu."

Ibuku bertanya, "Apakah dia seorang nabi?"

aku menjawab tidak. Ibuku kembali berkata, “perintah seperti ini adalah perintah yang disampaikan oleh para nabi, karena itu, aku menduga ia adalah seorang nabi." lalu Aku menjawab, ”Kenabian telah berakhir pada Nabi Muhammad saw dan tidak ada lagi nabi setelah beliau, yang memerintahku itu adalah salah seorang diantara keturunannya.”

Ibu berkata, "Putraku, agamu adalah sebaik-baik agama yang telah kau anut, bimbing dan ajarkanlah agama itu padaku.”
akupun menjelaskan dua kalimat syahadat dan mengajaraknnya landasan-landasan islam kepadanya. Selepas itu, ibuku menganut agama Islam dan menjadi seorang muslim.

Di suatu malam, ibuku jatuh sakit. Dan saat aku merawatnya, ia meminta aku untuk menjelaskan kembali perihal landasan-landasan Islam yang pernah aku ajarkan sebelumnya. Lalu, aku kembali menjelaskan perihal syahadah dan landasan-landasan Islam kepadanya. Dan untuk kedua kalinya ibuku mengucapkan syahadah sekaligus mengantar kepergiannya meninggalkan dunia ini.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Kunci Keberhasilan, Jangan remehkan Hal Kecil
Penjasadan Amal
Resep Penyakit Dosa, bag II
Status Hadits “Ana Madinatul ‘Ilmi wa ‘Aliyyun Babuha”
Imam Husein as Menurut Riwayat Ibnu ‘Asâkir[1]
Apa Falsafah Shalat?
Belajar Optimis dari Nabi Ya’qub as
Imam Hasan, Pelindung Kesucian Islam(2)
Wahabi Berasal dari Iluminati
sabar

 
user comment