Tidak diragukan bahwa setiap nabi harus menunjukkan mukjizat sebagai bukti kebenaran dirinya di hadapan para pencari kebenaran. Namun sebagian para penentangnya tidak dalam rangka mencari kebenaran sehingga mereka menunjukkan penentangan dan kebenciannya dengan melontarkan pelbagai macam alasan.
Di zaman Nabi Muhammad Saw, para pemuka Quraisy gagal membujuk dan menipu beliau untuk tidak melakukan dakwah kepada tauhid. Karena kegagalan mereka itulah, dalam dialog dan percakapannya dengan Rasulullah Saw mereka meminta beliau untuk melakukan perbuatan yang bersifat luar biasa. Hal ini dilakukan karena ingin melemahkan semangat dan kemauan Rasulullah Saw dalam menjalankan dakwah.
Al-Quran dalam surat Isra ayat 90 sampai 93 memaparkan alasan yang dibuat-buat itu guna menjadi peringatan bagi umat manusia agar jangan sampai terjebak dalam godaan-godaan semacam ini dalam menerima kebenaran.
Mereka berkata, "Kami tidak akan beriman kepadamu hingga kamu mengeluarkan sumber mata air dari negeri yang gersang ini! Atau kamu memiliki sebuah kebun kurma dan anggur dan di tengah-tengahnya kamu alirkan sungai-sungai yang deras alirannya."
Yang lainnya berkata, "Hai nabi! Kalau kamu mengklaim bahwa Tuhanmu mampu melakukan segalanya, jatuhkanlah kepingan-kepingan (batu) langit ke atas kepala kami."
Satu lagi dari pemuka Quraisy berkata, "Hai nabi! Kami tidak akan beriman kepadamu kecuali kamu hadirkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami!"
Atau kamu memiliki sebuah rumah dari emas atau kamu naik ke langit dan kami juga tidak akan pernah mempercayai kenaikanmu ke langit itu hingga kamu menurunkan sebuah kitab untuk kami baca!
Sikap bodoh dan permintaan konyol yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy ini membuat Rasulullah Saw sedih dan terheran-heran. Di hadapan logika lemah dan sia-sia mereka Rasulullah Saw berkata, "Maha Suci Tuhanku! Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?!"
Orang-orang musyrik berpikir bahwa urusan mukjizat ada di tangan Rasulullah Saw, kapan dan apa saja yang dimaukannya pasti akan dilakukannya.
Di sini Rasulullah mengingatkan bahwa urusan ghaib dan mukjizat adalah milik Allah dan terjadi atas perintah-Nya. Allah adalah saksi antara aku dan kalian. Karena Dia mengetahui dan melihat hamba-hamba-Nya.
Pada saat itu Allah berfirman, "Satu-satunya penghalang yang menghalangi manusia untuk beriman setelah datangnya hidayah adalah kebodohan dan ketidaktahuannya." Kebodohan dan ketidaktahuan itu dalam bentuk perkataan, "Apakah Allah mengutus manusia sebagai rasul?!" (QS. Isra:94)
Yang diperlukan oleh sebuah kaum atau bangsa untuk mendapatkan hidayah adalah seorang pemimpin dari jenis mereka sendiri. Allah memerintahkan nabi-Nya untuk berkata kepada orang-orang musyrik, "Kalau seandainya para malaikat berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, maka akan kami turunkan seorang malaikat dari langit sebagai rasul untuk mereka." (QS. Isra:95)
Tentunya Rasulullah Saw memiliki banyak mukjizat. Namun satu-satunya mukjizat beliau yang tidak akan pernah berubah adalah al-Quran. Dalam al-Quran sendiri disebutkan bahwa al-Quranlah yang menunjukkan umat manusia kepada jalan yang benar.
Oleh karena itu kepada Rasulullah Saw dikatakan, "Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (al-Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman." (QS. Ankabut:51)
source : IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati