Setelah Imam Ali as melakukan hijrah dari Madinah ke Kufah dan syahadah beliau di sana, warga Kufah kemudian membaiat Imam Hasan as. Imam Husein as memilih tinggal bersama saudaranya di Kufah. Tapi setelah meninggalnya Muawiyah, Yazid dengan cepat mengumumkan dirinya sebagai khalifah dan itu menjadi awal dari perjalanan Imam Husein as dari Madinah ke Karbala. Dalam perjalanan ini ada beberapa tempat yang patut dikaji lebih lanjut:
1. Madinah
Yazid berusaha keras mendapatkan baiat Imam Husein as di kota Madinah, tapi Imam tidak bersedia melakukannya. Sementara di Jazirah Arab bisik-bisik ini telah menjadi rahasia umum bahwa ada tiga orang yang tidak berbaiat dengan Yazid; Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair dan Imam Husein as. Dari ketiganya, Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Zubair tidak terhitung sebagai tokoh yang berpotensi membahayakan pemerintahan Yazid. Karena yang satunya lebih suka menyendiri dan yang lainnya mengumpulkan harta. Jadi Yazid mudah untuk membeli mereka. Satu-satunya orang yang membahayakan kekuasaanya adalah Imam Husein as. Karena Nabi Muhammad Saw sendiri mengatakan Husein dari dirinya, "Husein dariku dan aku dari Husein".(1) Imam Husein as adalah referensi dari ayat al-Quran, "... dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa ..."(2) Yakni, keilmuan dan kekuatan badan Imam Husein as diakui oleh semua orang. Oleh karenanya, upaya menyerang dan mengambil baiat Imam Husein as bukan pekerjaan yang mudah.
2. Bergerak dari Madinah ke Mekah
Malam Ahad tanggal 28 Rajab, semua mendapat berita bahwa Imam Husein as akan berangkat dari Madinah menuju Masjidul Haram. Sekalipun banyak yang mendesak beliau agar memilih jalan lain dan bukan jalan utama menuju ke kota Mekah, tapi Imam Husein as tetap memilih jalan utama. Imam Husein as ketika tiba di Mekah di tengah-tengah calon jamaah haji, beliau menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak membaiat Yazid. Hal ini dilakukan beliau di Masjidul Haram, agar dengan demikian keselamatan beliau juga terjamin di tempat yang diharamkan ada pertumpahan darah.(3)
Ketika Imam Husein as melihat rumah-rumah di sekitar Masjidul Haram, beliau membaca ayat ini, "Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Madyan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar".(4) Ayat ini menceritakan tibanya Nabi Musa as di kota Madyan setelah lari dari Mesir.
3. Di Mekah
Ketika Imam Husein as dan keluarganya tiba di Mekah, umat Islam yang tengah melaksanakan umrah dan haji mendapat kabar akan kedatangan Imam. Setelah lewat beberapa bulan sejak kedatangan Imam Husein as di Mekah dan upaya beliau untuk menyadarkan mereka, Yazid berusaha untuk membunuh Imam Husein as. Ia hanya menghendaki dua jalan; baiat atau mati. Imam Husein as memilih untuk meninggalkan Masjidul Haram dengan tujuan jangan sampai terjadi hal-hal yang menghilangkan kehormatan Masjidul Haram.
Pada waktu itu, Gubernur Madinah mengirim surat kepada Yazid dan mengatakan kekhawatirannya bila Imam Husein as kembali ke Madinah. Yazid membalas surat itu dan memberinya izin untuk membunuh Imam Husein as.
Pada bulan Ramadhan, berita tentang penolakan baiat Imam Husein as kepada Yazid sampai ke Basrah dan Kufah. Sejak saat itu, banyak surat yang dikirimkan kepada Imam Husein as dan meminta beliau untuk pergi ke Kufah. Sebagai balasannya, Imam Husein as mengirim Muslim bin Aqil di pertengahan bulan Ramadhan ke Kufah sebagai wakilnya di sana. Muslim bin Aqil berangkat ke Kufah dan tiba di sana para pertengahan bulan Syawal. Ia kemudian menulis surat kepada Imam Husein as dan dikirimkannya pada akhir bulan Dzulqadah yang berisikan 12 ribu orang yang membaiat beliau.
4. Bergerak dari Mekah ke Irak
Ketika Imam Husein as menerima surat dari Muslim bin Aqil, beliau berpidato pada malam 8 Dzulhijjah dan kemudian bergerak ke Irak. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Catatan:
1. Bihar al-Anwar, 45/314.
2. QS. Al-Baqarah: 247.
3. Tarikh al-Umam al-Muluk, 5/341.
4. QS. Al-Qashas: 22.
source : http://indonesian.irib.ir