Sumber :
Buku : Syarah Doa Kumail
Karya : Ayatullah Husein Ansariyan
Terkait permasalahan doa dan ijabah doa, telah banyak dicantumkan dalam kitab-kitab ajaran Islam. Diantaranya sebagai berikut:
Imam Shadiq as:
عَن أبى عَبدِاللّهِ (عليه السلام) قالَ : إِنَّ العَبدَ لَيَدعُو فَيَقولُ اللّهُ عَزَّ وَ جَلَّ لِلْمَلِكَيْنِ : قَدِ اسْتَجَبتُ لَهُ ، وَلكِنِ احْبَسوهُ بِحاجَتِهِ ; فَإنِّى أُحِبُّ أَنْ أَسمَعَ صَوْتَهُ . وَإِنَّ العَبْدَ لَيَدْعُو فَيَقولُ اللّهُ تَبارَكَ وَتَعالَى : عَجِّلوا لَهُ حاجَتَهُ ; فَإِنّى اُبغِضُ صَوْتَهُ
“Sesungguhnya ketika seorang hamba berdoa, maka Allah Swt akan berfirman kepada dua malaikat-Nya: Aku telah mengijabah doanya, namun jagalah hajatnya hingga ia melanjutkan doanya; karena Aku senang mendengar suaranya. Lalu kepada seorang hamba yang berdoa lainnya Allah Swt berfirman: Cepatlah kabulkan hajatnya, karena Aku murka akan suaranya.” [1]
Dari Manshur Shaiqal: “Saya berkata pada Imam Shadiq as, ada seorang pria yang sangat berdoa, hingga terijabahlah. Namun waktu datangnya ijabah doa tersebut ditunda. Imam bersabda: Iya. Saya berkata: Untuk apa? Supaya berdoa lebih banyak? Bersabda: Iya.” [2]
-----------------------------------
[1] Al-Kafi: 2/489, Bab Man Ubthiat Alaih Al-Ijabah, Hadits 3; Wasa’il Asy-Syi’ah: 7/ 61-62, Bab 21, Hadits 8728
[2] Al-Kafi: 2/489, Bab Man Ubthiat Alaih Al-Ijabah, Hadits 2; Wasa’il Asy-Syi’ah: 7/ 61, Bab 21, Hadits 8727
Dinukil dari buku syarah doa kumail, karya Ayatullah Husein Ansariyan.