Indonesian
Friday 19th of July 2024
0
نفر 0

Perkenalkan, Televisi Islam untuk Muslim Rusia

Perkenalkan, Televisi Islam untuk Muslim Rusia

 

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW -- Komunitas Muslim Rusia kini punya rujukan alternatif informasi terkait Islam. Stasiun televisi AL-RTV adalah rujukan itu.

Tak sekedar berias wajah Islam,  stasiun televisi tersebut mencoba konsisten untuk menjalankan misinya. Satu bentuk konsistensi itu adalah membiasakan pengucapan 'Assalamualaikum' ketika membuka acara. Tentunya, hal sederhana ini patut diapresiasi. Karena pengucapan salam merupakan cermin budaya Islam yang perlu diperkuat dan disebarluaskan. "Satu masalah besar ketika Muslim tidak tahu apa itu Islam," ungkap Rustem Arifghanov, pembawa acara AL-RTV, seperti dikutip PRI's The World, Kamis (13/12).

Menurut Rustem, hal yang mendesak untuk kembali menjembatani Muslim Rusia dengan Islam setelah 70 tahun dipaksa menjadi atheis pada masa Uni Soviet. "Jadi, kita coba melalui saluran televisi ini untuk menceritakan kisah Muslim Rusia, bukan Muslim Timur Tengah, Turki, atau Iran," ucapnya.

Pemaparan itu, lanjut dia, akan mengantarkan Muslim Rusia pada realita sesungguhnya tentang Islam. Selanjutnya, Muslim Rusia akan memahami bagaimana nenek moyang mereka bertemu dengan Islam dan memelihara perdamaian dengan umat agama lain selama berabad-abad. "Tentu, kami harus mampu melakukan ini, " kata dia.

Analis Agama, Geraldine Fagan menilai masalah utama yang dihadapi Muslim Rusia adalah kegagalan pemerintah untuk menawarkan pendidikan Islam di Rusia. Kekosongan ini selanjutnya dimanfaatkan kelompok radikal untuk membawa ide radikal. Jadi, Muslim Rusia lebih banyak disisipi pemikiran asing ketimbang. "Pemerintah seharusnya mencoba untuk menandingi pemikiran asing dengan mendorong pendidikan Islam versi Rusia," kata dia.

Pakar Studi Islam, Universitas St. Petersburg, Alexander Sotnichenko mengatakan, AL-RTV bisa dikatakan berhasil menjalankan misinya apabila dialog diantara komunitas Muslim Rusia. Ini sangat penting guna memudahkan proses integrasi. "Rusia sendiri sebenarnya belum membangun identitasnya setelah Uni Soviet runtuh. Karena itu, kita butuh diskusi untuk mengetahui identitas. Jangan sampai kita takut berdiskusi," kata dia. 

Redaktur: Fitria Andayani
Reporter: Agung Sasongko

source : http://www.republika.co.id
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Muslim Balas Iklan Anti-Islam dengan Santun
Operasi Pasukan Bayaran Saudi di Taiz, Berhasil Dipatahkan
Pengakuan Mengejutkan Anggota ISIS yang Tertangkap Tentara Irak
Hasyim Muzadi : Santri Mesti dibekali Kemampuan Tahlilul Masa’il
Sejak Putin jadi Presiden, Dibangun 7500 Masjid di Seluruh Wilayah Rusia
Riwayat Qarati: Sayid Ini Lagi, Belum Mengerjakan Shalatnya!
PBNU Gelar International Islamic Cultural Expo
Rakyat Iran Rayakan Keberhasilan Perundingan Nuklir
Orang Tak Dikenal Serang Dua Polisi di Mapolres Banyumas
Konflik di Irak Bukan Karena Pertikaian Sunni-Syiah

 
user comment