Indonesian
Sunday 21st of July 2024
0
نفر 0

Arti dari Kekikiran

Arti dari Kekikiran

 

Sumber :

Buku : taubat dalam naungan kasih sayang

Karya : Ayatullah Husein Ansariyan

Melalui ucapan sederhana seorang petani, saya memahami  arti buruk dari kekikiran dan sikap menyimpan harta lebih bagi diri sendiri dan tidak memberikannya kepada yang berhak.

Suatu saat saya pergi ke sebuah daerah pertanian untuk berdakwah dan berceramah. Setelah saya usai memberikan ceramah, seorang tua yang secara lahiriah tampak sebagai seorang pekerja keras, datang dan berkata kepadaku,

“ ada seorang dermawan yang memberikan tanah, benih, dan sumber air  yang baik kepada petani untuk ditanami, ketika musim panen datang, si dermawan menghampiri si petani dan berkata, “ semua yang kamu peroleh dari panen ini untukmu. Aku tidak menginginkan apapun darimu, karena aku sama sekali tidak membutuhkan apa-apa dari hasil panen tersebut, akan tetapi  aku meminta kepadamu untuk menghadiahkan sedikit saja dari hasil panen ini kepada sebagian orang yang aku sebutkan namanya”.

Apabila petani itu menolak untuk menghadiahkan sedikit bagian dari hasil panen itu kepada orang-orang yang disebutkan oleh si dermawan, maka sungguh sikap petani ini merupakan sikap yang tak tahu diri dan rendah. Dan menyikapi hal ini, si dermawan mempunyai hak untuk berpaling dari petani tersebut dan marah kepadanya, serta dia juga punya hak untuk menghukumnya.

Kemudian orang tua itu menambahkan, “ maksud saya dari si dermawan tersebut adalah Allah Swt, dimana Ia telah memberikan kita bumi yang baik untuk cocok tanam, sungai-sungai yang mengalir, hujan, sinar matahari, bulan, angin dan  lain sebagainya. hal-hal tersebut diberi oleh Allah Swt guna keberlangsungan hidup manusia.  Berdasarkan hal itu, Allah Swt meminta kita untuk membayar zakat, khumus, dan member sedekah kepada fakir-miskin yang membutuhkan. Apabila kita kikir terhadap itu semua, maka sang dermawan punya hak untuk marah kepada kita dan untuk menghukuk kita atas sikap rendah ini.

Terkait hal ini, al-Quran berfirman, :

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan karunia harta yang Allah berikan kepada mereka menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Imran : 180)

Dinukil dari buku taubat dalam naungan kasih sayang, karya Ayatullah Husein Ansariyan.

 

 

 

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Hadis Larangan Penyerupaan dan Penisbatan kepada Allah dari Imam Ridha as
Peristiwa-peristiwa yang terjadi sepeninggal Rasulullah saw
Yenni Wahid Ajak Kaum Perempuan Indonesia Terus Kampanyekan Perdamaian
Apakah Sunnah dapat menasakh al-Qur’an?
Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil (3)
Imam Husein as Menurut Riwayat Ibnu ‘Asâkir[1]
Wewangian Imam Zaman as
Nikmat Tak Terhingga. bag 1
Fatwa-Fatwa Ulama Syiah Mengenai Tradisi Melukai Diri di Hari Asyura
Siapa yang Mengebom RS Al Quds, Aleppo?

 
user comment